Sabtu, 20 Februari 2016

Asuhan Keperawatan Hemodialisa

1.      Pengertian
Hemodialisa adalah suatu proses yang menggantikan secara fungsional pada gangguan fungsi ginjal dengan membuang kelebihan cairan dan atau akumulasi toksin endogen dan eksogen.
2.      Tujuan Hemodialisa
a.       Menunggu fungsi ginjal pulih dan dengan pengobatan atau operasi
b.      Untuk mempertahankan kehidupan karena fungsi ginjal tidak pulih kembali
c.       Menunggu cangkokan karena fungsi ginjal tidak pulih kembali.
3.      Indikasi
a.       Hiperkalemia ( K > 7 MEg / Liter )  ® 3,5 – 5,5 MEg/l (N)
b.      Asidosis (pH darah > dari 7,15 gr %)
c.       Ureum darah 200 – 300 mg %
d.      Kenaikan ureum >100 mg %
e.       Anuria lebih 5 hari
f.       KU jelek pada klien penyakit ginjal
4.      Hemodialisis
Hemo              :   Darah
Dialisis            :    Pemisahan / filtrasi
Prinsip hemodialisa yaitu menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat / pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel. Membran ini dapat dilalui yaitu perpindahan air dan zat tertentu (zat sampah). Proses ini disebut dialisis yaitu perpindahan air atau zat / bahan melalui membran semipermeabel.
5.      Proses Hemodialisis
a.       Proses difusi yaitu perpindahan cairan karena perbedaan konsentrasi di darah dan dicairan dialisat
b.      Proses osmosis yaitu perpindahan cairan karena perbedaan osmolitas dalam darah dan dialisat.
c.       Proses ultrafiltrasi yaitu perpindahan cairan yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik.
Gb              ® Kecepatan aliran darah semakin besar semakin baik.
Blood lines ® Pipa-pipa atau sealng-selang yang mengalirkan darah dari tubuh menuju dializer dan yang dari dialyser ke tubuh. Terdiri dari :
-          arteri blood line / in let /ABL (merah)
-          venous blood line / out let /VBL (biru)
ginjal buatan (dialyser) ®   alat yang digunakan untuk mengeluarkan sampah metabolisme tubuh atau zat toksik lain dari dalam tubuh, bila fungsi sudah tidak memadai lagi.
Blood pump ®  alat yang menyebabkan darah mengalir dalam sirkulasi darah, besifat ganda yaitu menarik dan mendorong.
Double trap / air trap ®  suatu ruangan pada ABL dan VBL yang bertugas menahan dan mengamankan gelembung udara dalam sirkulasi darah.
Primming ® Pengisian cairan yang pertama kali dalam sirkulasi darah   (ABL + dialyser + VBL)
Konduktivitas ® Kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran listrik.
TMP (Trans Membran Pressure ) ® Perbedaan tekanan antara kompartemen darah dan kompatemen dialisat melalui membran. Gunanya untuk penarikan cairan / ultrafiltrasi.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HEMODIALISA
·         Pengkajian
-          Periksa kembali program HD (permintaan HD)
-          Periksa hasil pemeriksaan laboratorium (ureum, creatinin, asam urat, Hb, …Ht.., elektrolit dan clotting time).
-          Kaji tanda-tanda vital.
a.    observasi apakah ada tanda-tanda syok dan hyporolemia.
b.    Kaji penyebab hipotensi, kehilangan cairan, volume darah berkuran terutama jika Hb dan Ht rendah atau menggunakan obat-obat anti hipertensi).
-          Evaluasi tipe sarana hubungan sirkulasi (vaskular acces)
a.    Keteter vena femoralis
b.    Keteter vena subclavia
c.    Shunt (external arteria venas cannola), setibner
d.   Festula (internal arteria venas fistula) arkino
e.    Tanpa shunt atau fistula : punksi vena dan arteri femoral
f.     Periksa serum elektrolit (Pre HD, Post HD).
g.    Timbang BB sebelum dan sesudah Hb untuk menentukan pengeluaran cairan /penurunan BB.
h.    Pemeriksaan fisik untuk tanda-tanda ggn keseimbangan cairan dan elektrolit mis : edema.
i.      Pemeriksaan Hbs Ag (HAA)
·         Perencanaan
-          Mengeluarkan zat sampah yaitu hasil metabolisme protein seperti ureum, kreatinin, dan asam uraat.
-          Mengeluarkan cairan yang berlebihan (overled).
-          Mempertahankan atau memperbaiki sistem buffer tubuh dan kadar elektrolit di dalam tubuh.
-          Mendorong/menganjurkan pasien merawat diri sendiri.
·         Intervensi /Prosedur
-          Menyiapkan dan memulai HD
-          Mengelola dan penatalaksanaan HD
-          Mengakhiri perawatan secara hubungan sirkulasi
·         Evaluasi yang diinginkan
-          Kadar ureum, kreatinin berkurang dan keseimbangan elektrolit dalm keadaan memuaskan.
-          Kelebihan cairan teratasi (menurun)
-          Bahan-bahan toksik keluar dan status kesehatan pasien membaik.
-          Sarana hubungan sirkulasi tetap baik dan paten
-          Seluruh prosedur dilaksanakan dengan asepsis.
-          Pasien mampu merawat diri sendiri.
MENYIAPKAN DAN MEMULAI HD
·         Menyiapkan mesin HD dan perlengkapannya.
a.  Mesin HD.
      -   listrik
      -   air yang sudah diolah / dimurnikan
      -   filtrasi
      -   surfening
      -   Delanisasi
      -   Reverse osmosis (Ro)
      -   Saluran pembuangan cairan pencuci (drainage)
           Mesin : Rinse
                        Desinfeksi dan pemanasan
                        Dialyse
b.   Sirkulasi Dialisa
Pencampuran dialysat yaitu dialisat pekat (concentrase) dan air yang sudah diolah dengan perbandingan : 1 : 3 s/d 4
      Batch sistem : dialisat sudah dicampur lebih dahulu sebelum HD dimulai.
      Proportianing system : asetat.
Bicarbonat yaitu dialisat pekat dan air yang sudah diolah, dicampur secara otomatis, konstan selama HD oleh pompa proportianing dengan perbandingan campuran dialisat pekat : air = 1 : 34. Campuran ini dipompakan sekali saja kekompartemen dialisat, kemudian dibuang.
      c.   Sirkulasi darah
            Dialise (ginjal buatan)
-            Kapiler (Hallow Fiber)
-            Paralel piate, coil.
Sediaan dialyser : pemakaian pertama (baru) : kering.
Pemakaian ulang (Reuse) sampai 5 kali untuk masing-masing pasien.
-            Selang darah: arteri dan vena (arterial venous blood line) ……..VBL.
PRIMING
Pengisian pertama sirkulasi ekstrakorpureal dengan NaCl.
·         Tujuan
-          Mengisi : filling
-          Membilas : rinsing
-          Membasahi/melembabkan : Soaking.
·         Perlengkapan
-          Dialiser (ginjal buatan)
-          AUBL
-          Acetata
-          Set infus
-          Nacl 0,9 % (2-3 kolf)
-          Spuit 1 cc
-          Heparin
Bila dializer telah bebas dari formalin, dilakukan primming (sama pada dializer baru).
MEMULAI HD
·         Persiapan pasien
-          Timbang BB sebelum HD
-          Tidur terlentang dan berikan posisi yang nyaman
-          Ukur TD, Nadi, suhu, dan pernafasan.
-          Observasi kesadaran dan keluhan pasien, berikan perawatan mental.
-          Terangkan secara garis besar prosedur yang akan dilaksanakan.
·         Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi
Perlengkapan :
- Jarum punksi :     * Jarum mental : AV fistula
                              * Jarum dengan catheter
                              * NaCl 0,9 % untuk  pengenceran
                              * Heparin injeksi
                              * Anastesi local (lidokain, prokain) kalau ada.
                              * Desinfektan (alkohol,lathadine)
                              * klem desinfektan
                              * Bak keecil dan mangkok kecil
     
                              * Duk
                              * sarung tangan, plester 9hepafix)
- Pengalas plastik kecil ukuran ± 40 x 15 cm.
- Wadah pengkur cairan, botol pemeriksaan darah.
Prosedur / data kerja :
·         Poksi Fistula (Cimino)
-          Cuci tangan
-          Pasang sarung tangan.
-          Desinfeksi pada daerah yang akan dipunksi dengan betadine dan alkohol.
-          Letakkan dug sebagai pengalas dan penutup.
-          Fungsi Outlet (vena) al : masuk darah kedalam tubuh, kalau perlu lakukan anstesi local.
-          Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium (bila dibutuhkan).
-          Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCl (dosis awal)
-          Fiksasi pada daerah fungsi dengan hepafix,
-          Funksi in let (fistula) yaitu jalannya keluar darah dari tubuh.
-          Fiksasi dan tutup daerah ke 2 punksi dengan duk tadi.
·         FunksiFemoral
-          Desifeksi daerah lipatan paha dan daerah outlet yang akan dipunksi
-          Letakkan dug sebagai pengalas dan penutup
-          Fuksi outlet (vena) al : masuknya darah ke dalam tubuh kalau perlu lakukan anastesi lokal.
-          Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCl  (dosis awal)
-          Fiksasi pada daerah fungsi dengan hipafix
-          Punksi Inlet (Vena femoralis) yaitu jalan keluarnya darah dari tubuh dengan cara anastesi lokal (mutlak) dengan anatesi filtrasi sambil mencari vena femoralis.
-          Vena vemoralis di punksi secara perkutaneus jarum funksi (AV fistula) ® ukuran 166 x 1 ¼
-          Fiksasi dan tutup daerah ke 2 funksi dan duk tadi.
·         Mengisi / mengalirkan darah ke dalam sirkulasi ekstraktor pureal:
-          Hubungkan HBL dengan Inlet (punksi Inlet/Kanula arteri) ujung ABL dihapusnamakan.
-          Buka klem, AVBL, kanula arteri, klem selang infus ditutup, klem kanula vena tetap tertutup.
-          Daerah dialirkan dalam sirkulasinya dengan menggunakan pompa darah    (Qb  :  100 cc/l) atau sesuai toleransi klien dan cairan primming terdorong keluar.
-          Cairan primming di wadah pengukur
-          Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai cairan pada burble tiap VBL.
-          Popa darah dimatikan kembali dengan Qb + 1500cc/mnt.
-          Fiksasi kanula arteri dan vena. AVBL (tidak mengganggu pergerakan)
-          Hidupkan pompa heparin.
-          Buka klem selang monitor tekanan (arterial dan venas pressure)
-          Hidupkan detektor udara.
-          Ukur TD, N, P
-          Observasi kesadaran dan keluhan pasien.
-          Cek mesin dan sirkulasi dialysis.
-          Program HD
-          Lakukan pencatatan  (Isi formulir HD)
-          Rapikan peralatan.
CATATAN
·         Pada awal pengisian sirkulasi dengan darah, sebaiknya posisi dialyser dibalik, setelah bebas udara, dialiser dikembangkan ke posisi sebenarnya.
·         Sebelum menghubungkan VBL (dengan kanula vena, udara harus dikeluarkan lebih dahulu dialysis dari kedua sisi).
·         Burble trop dipertahankan ¾ bagian .
·         Jumlah cairan primming yang dilakukan,  disesuaikan dengan kebutuhan.
PENATALAKSANAAN SELAMA HD (HEMODIALISA)
A. Memprogramkan HD
-  Lama HD
-  Qb (Quick blood) kecepatan aliran darah ; 150 ml/mnt – 300 ml/mnt.
-  Qd (Quick dializer) kecepatan dializat ; 400 ml/mnt – 600 ml/mnt.
-  Temperatur dializat = 36,50C – 400C
-  konduktivitas = 13,4
-  TMP (Trans Membrana Pressure) dan UPR (ultrapiltration Rate)
-  Hepatinisasi
-  Pemeriksaan Lab, EKG, dll.
-  Pemberian obat-obatan, transfusi, dll.
B. Pengamatan.
     a.    Pasien.
            - TTV (Tensi, N, S, P, Kesadaran)
            - Fisik
            - Perdarahan
            - Sarana hubungan sirkulasi
            - Posisi dan aktivitas
            - Keluhan dan komplikasi HD
            - Berat badan.
     b.    Mesin HD (Hemadialisa)
            - Qd
            - Qb
            -  Temperature protap 36,50C – 370C
-  Konduktivitas protap 13,4
-  Monitoring tekanan/pressure
-  Festula pressure
-  Arterial pressure
-  Vena pressure : perbandingan tekanan arteri dan vena
-  Delta pressure
-  Heparinisasi
-  Detektor
-  Sirkulasi darah
-  Jarum punksi / kanula
-  AVDL : bubble trup., sambungan-sambungan,.klem,
-  Dializer bocor, beku , udara,posisi.
-  Set infus dan kolf NaCl
-  Fiksasi
-  Posisi.
-  Sirkulasi dialisat.
-  Wadah/tempat dialisat, jumlah dan isi
-  Selang dialisat (Inlet dan Outlet)
-  konektor
MENGAKHIRI HD
a.   Pesiapan alat
-  Kain kasa / gaas steril
-  Plester / hipafix
-  Verband gulung (deep)
-  Alkohol dan betadine
-  Antibiotik
-  Bantal pasir (pada punksi famoral)
b.  Cara kerja HD (Hemodialisa)
1.  5 menit sebelum HD berakhir
      - db diturunkan sekitar 100 cc/menit
      - VfR = C
2.  Ukur TD, V
3.  Blood pump  stop.
4.  Ujung ABL diklem ® jarum inlet dicabut ®bekas punksi inlet ditekan
5.  Hubungkan ujung ABL dengan infus set
6.  Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan didorong NaCl sambil Qb jalan
7.  Setelah darah masuk ke dalam tubuh blood dop, ujung VBL diklem
8. Jarum outlet dicabut, bekas punksi outlet ditekan dengan kasa steril yang   diberi betadine
9. Bila perdarahan pada bekas punksi outlet dan inlet sudah berhenti, bubuhi bekas punksi inlet dan outlet dengan antibiotik, lalu tutup dengan kain kasa steril pasang verband
10. Ukur TD, nadi, suhu, pernafasan
11. Timbang BB
12.  Isi formulir HD

Kamis, 21 Januari 2016

Satuan Acara Penyuluhan Imunisasi Pada Anak



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Imunisasi atau kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan utama dari pemberian vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif maupun aktif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan (Ranuh, 2008). Oleh karena itu perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya pencegahan terhadap serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi anak
Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular (Depkes RI, 2003) Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan dibandingkan dengan upaya kesehatan masyarakat lainnya
Program ini merupakan intervensi kesehatan yang paling efektif, yang berhasil meningkatkan angka harapan hidup (Ranuh, 2001). Sejak penetapan the Expanded Program on Immunisation (EPI) oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di seluruh dunia. Sekurang-kurangnya ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis serta 200.000 kelumpuhan akibat polio yang dapat dicegah setiap tahunnya. Vaksinasi terhadap 7 penyakit telah 2 direkomendasikan EPI sebagai imunisasi rutin di negara berkembang: BCG, DPT, Polio, Campak dan Hepatitis B. Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang berkembang dalam masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir terhadap risiko dari beberapa vaksin. Adapula media yang masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta membesar-besarkan risiko beberapa vaksin.
Data mutakhir dari Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi, dan Kesehatan Matra, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Indonesia, pada tanggal 27 mei 2011 menunjukkan angka cakupan imunisasi di tahun 2010 adalah campak 89,5%, DTP-3 90,4%, polio-4 87,4%, dan hepatitis B-3 mencapai 91%. Dari data yang ada, terlihat angka cakupan imunisasi dasar di Indonesia sudah cukup tinggi, namun pada beberapa daerah masih ditemukan angka cakupan di bawah standar nasional (Depkes RI, 2011).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar meliputi beberapa hal, salah satunya yang disampaikan oleh Suparyanto (2011) yang menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi balita antara lain adalah pengetahuan, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas posyandu, lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan pendidikan.

B.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian imunisasi
2.      Untuk mengetahui tujuan imunisasi
3.      Untuk mengetahui manfaat imunisasi
4.      Untuk mengetahui macam-macam imunisasi

  

BAB II
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN
A.    Pelaksanaan Kegiatan
1.      Topik
Imunisasi Pada Anak

2.      Sasaran
a.       Sasaran            : Seluruh masyarakat  RW 03 Kelurahan Korong Gadang
   Kecamatan Kuranji Padang
b.      Target              :  Semua masyrakat RW 03 yang memiki Bayi dan Balita

3.      Metode
a.       Metode ceramah
b.      Metode diskusi dan tanya jawab
c.       Demonstrasi

4.      Media
a.       LCD
b.      Leaflet
c.       Laptop
d.      Pena
e.       Kertas

5.      Waktu dan tempat
Hari                  : Senin
Tanggal            : 25 Januari 2016
Jam                  : 
Tempat             : Di RW 03 Kelurahan Korong Gadang
  


6.      Pengorganisasian
Leader                               : Indah Vera Wati
Co Leader                         : Hayatunnupus Haqiqi
Observer                            : Dhira Andriani
Fasilitator                          : Eva Damayanti, Lizatul Handayani, Intan Sarifanosa,afriadi, ovick saputra, sri oktavia, poppy oktavia,muttasil urahmi, kartika putriani, fari aina liafauziah, desi oktavia rini, sarah nikita nepu

B.     Setting Tempat





















































 






                                                                                                    














 


                                                                                                    

Keterangan














 
     = Peserta                                             = Moderator                            = Penyaji                                                             













 
=Fasilitator                                                =LCD                                     = Observer
 

            = Pembimbing


C.     Pembagian Tugas

1.      Leader
a.       Membuka dan menutup acara
b.      Membuat tata tertip acara
c.       Mengatur kelancaran acara
d.      Mengingatkan Co Leader tentang waktu kegiatan
2.      Co Leader
a.       Menyampaikan materi
b.      Bersama Leader bekerja sama dalam kelancaran acara
c.       Menjawab pertanyaan
3.      Observer
a.       Mengamati kegiatan
b.      Menilai dan mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta
c.       Membuat laporan penyuluhan
4.      Fasilitator
a.       Memotivasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
b.      Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan
c.       Membuat absensi
d.      Mamfasilitasi kegiatan



D.    Pengaturan Penyuluhan

No.
Waktu
Kegiatan
Mahasiswa
Peserta

1
5 menit
Pembukaan
1.      Mengucapkan salam
2.      Memperkenalkan diri
3.      Menjelaskan Tujuan
4.      Menetapkan Waktu
5.      Menetapkan Bahasa
6.      Mempersilahkan Co.Leader menyampaikan penyuluhan
 Menjawab salam
2
20 menit
Menyampaikan Materi
Pengertian imunisasi
a.       Menggali pengetahuan Audience tentang imunisasi
b.   Memberi Reinforcement (+)
c.       Menjelaskan pengertian imunisasi
d.      Memberi audience kesempatan untuk bertanya
e.       Menjawab pertanyaan audience
f.       Meminta audience untuk mengulangi
g.      Memberi Reinforcement (+)

Tujuan imunisasi
a.       Menggali pengetahuan Audience tentang tujuan imunisasi
b.      Memberi Reinforcement (+)
c.       Menjelaskan tujuan imunisasi
d.      Memberi audience kesempatan untuk bertanya
e.       Menjawab pertanyaan audience
f.       Meminta audience untuk mengulangi
g.      Memberi Reinforcement (+)

Manfaat imunisasi
a.       Menggali pengetahuan Audience tentang manfaat imunisasi
b.      Memberi Reinforcement (+)
c.       Menjelaskan manfaat imunisasi
d.      Memberi audience kesempatan untuk bertanya
e.       Menjawab pertanyaan audience
f.       Meminta audience untuk mengulangi
g.      Memberi Reinforcement (+)

Macam-macam imunisasi
a.       Menggali pengetahuan Audience tentang macam-macam imunisasi
b.      Memberi Reinforcement (+)
c.       Menjelaskan macam-macam imunisasi
d.      Memberi audience kesempatan untuk bertanya
e.       Menjawab pertanyaan audience
f.       Meminta audience untuk mengulangi
g.      Memberi Reinforcement (+)


Memperhatikan  dengan baik


Memberikan umpan balik

Mengemukakan pendapat
3.
5 menit
Tanya jawab
Menjawab pertanyaan
Memberikan pertanyaan
4
5 menit
Penutup
1.      Menyimpulkan Materi
2.      Mengevaluasi
3.      Menutup kegiatan
Ikut serta dalam menyimpulkan


E.     Kriteria Evaluasi
a.       Evaluasi struktur
1.      Diharapkan jumlah peserta yang hadir sesuai dengan perencanaan
2.      Diharapkan waktu dan tempat sesuai dengan perencanaan
3.      Diharapkan tugas dan peran mahasiswa sesuai dengan perencanaan
4.      Diharapkan media dan alat penyuluhan sesuai rencana

b.      Evaluasi proses
1.      Diharapkan leader dapat membuka dan menutup acara dengan baik
2.      Diharapkan Co leader dapat menguasai materi dengan baik
3.      Diharapkan fasilitator berperan aktif dalam berjalannya penyuluhan
4.      Diharapkan peserta berperan aktif selama kegiatan
5.      Diharapkan peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
6.      Diharapkan peserta tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan

c.       Evaluasi hasil
Diharapkan 80% peserta mampu :
1.      Menyebutkan pengertian imunisasi dengan bahasa sendiri dengan benar
2.      Menyebutkan tujuan imunisasi dengan bahasa sendiri dengan benar
3.      Menyebutkan manfaat imunisasi dengan bahasa sendiri dengan benar
4.      Menyebutkan macam-macam imunisasi dengan bahasa sendiri dengan benar




BAB III
KEGIATAN PENYULUHAN

A.    Pengertian
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. (Ranuh, 2008, p10)
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio). (Hidayat, 2008, p54)
 Imunisasi berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu penyakit tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain. (Notoatmodjo, 2003)

B.     Tujuan Imunisasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan suatu penyakit tertentu dari dunia. (Ranuh, 2008, p10)
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.
Secara umun tujuan imunisasi antara lain: (Atikah, 2010, p5)
1.      Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular
2.      Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3.       Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita





C.     Manfaat Imunisasi
1.      Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
2.      Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3.      Untuk negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan

D.    Macam-macam Imunisasi
1.      Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG)
a.       Fungsi
Mencegah penularan Tuberkulosis (TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria bernama Mycobacterium tuberculosis complex. Imunisasi BCG tidak mencegah infeksi TB tetapi mengurangi risiko TB berat seperti meningitis TB atau TB miliar.
b.      Kontra Indikasi
Imunisasi BCG tidak boleh diberikan pada kondisi:
1)      Seorang anak menderita penyakit kulit yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.
2)      Imunisasi tidak boleh diberikan pada orang atau anak yang sedang menderita TBC
c.       Efek Samping
Setelah 1-2 minggu diberikan imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi pastula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh dengen sendirinya secara spontan.

2.      Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
a.       Fungsi
Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3 penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus. Difteri bersifat ganas, mudah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian atas.
Pertusis, merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella Perussis. Kuman ini mengeluarkan toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk menjadi rendah sehingga bila terjadi sedikit saja rangsangan akan terjadi batuk yang hebat dan lama, batuk terjadi beruntun dan pada akhir batuk menarik napas panjang terdengar suara “hup” (whoop) yang khas, biasanya disertai muntah. Batuk bisa mencapai 1-3 bulan, oleh karena itu pertusis disebut juga “batuk seratus hari”
Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak bahkan orang dewasa. Penderita akan mengalami kejang-kejang baik pada tubuh maupun otot mulut sehingga mulut tidak bisa dibuka, pada bayi air susu ibu tidak bisa masuk, selanjutnya penderita mengalami kesulitan menelan dan kekakuan pada leher dan tubuh

b.      Efek Samping
Pemberian imunisasi DPT memberikan efek samping ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan dan demam, sedangkan efek berat bayi menangis hebat kerana kesakitan selama kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati, dan syok.

3.      Imunisasi Campak
a.       Fungsi
Imunisasi campak ditujukan untuk memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Virus campak ditularkan melalui melalui udara, menempel dan berkembang biak pada epitel nasifaring.             Gejala campak panas, batuk, pilek makin lama makin berate dan pada hari ke 10 mulai timbul ruam atau kemerahan pada kulit.
b.      Kontraindikasi
Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan pada orang yang mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukimia, dan limfoma.
c.       Efek Samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.

4.      Imunisasi Polio
a.       Fungsi
Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah penyakit poliomyelitis. Poliomielitis adalah penyakit pada susunan syaraf pusat yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio tipe 1, 2, atau 3. Polio menyebabkan demam, muntah-muntah, dan kakuatan otot dan dapat menyerang syaraf-syaraf, mengakibatkan kelumpuhan permanen. Penyakit ini dapat melumpuhkan otot pernapasan dan otot yang mendukung proses penelanan, menyebabkan kematian
b.      Kontraindikasi
Pemberian imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulang dapat diberikan setelah sembuh.

5.      Imunisasi Hepatitis B
a.       Fungsi
Imunisasi hepatitis B, ditujukan untuk memberi tubuh berkenalan terhadap penyakit hepatitis B, disebakan oleh virus yang telah mempengaruhi organ liver (hati). Virus ini akan tinggal selamanya dalam tubuh. Bayi-bayi yang terjangkit virus hepatitis berisiko terkena kanker hati atau kerusakan pada hati. Virus hepatitis B biasanya disebarkan melalui kontak dengan cairan tubuh (darah, air liur, air mani) penderita penyakit ini, atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan. Gejala mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam, urine menjadi kuning dan sakit perut.
b.      Efek Samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.
c.       Kontraindikasi
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.


BAB IV
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Imunisasi telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting. Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular (Depkes RI, 2003) Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan dibandingkan dengan upaya kesehatan masyarakat lainnya
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui mulut (misalnya vaksin polio). (Hidayat, 2008, p54)

B.     SARAN
Diharapkan setelah melakukan penyuluhan masyarakat mampu memahami tentang imunisasi dan mampu berpartisipasi untuk pemberian imunisasi pada anak.