1.
Pengertian
Hemodialisa adalah suatu proses yang menggantikan secara fungsional
pada gangguan fungsi ginjal dengan membuang kelebihan cairan dan atau akumulasi
toksin endogen dan eksogen.
2.
Tujuan Hemodialisa
a.
Menunggu fungsi ginjal pulih dan dengan pengobatan atau
operasi
b.
Untuk mempertahankan kehidupan karena fungsi ginjal
tidak pulih kembali
c.
Menunggu cangkokan karena fungsi ginjal tidak pulih
kembali.
3.
Indikasi
a.
Hiperkalemia ( K > 7 MEg / Liter ) ® 3,5 – 5,5 MEg/l (N)
b.
Asidosis (pH darah > dari 7,15 gr %)
c.
Ureum darah 200 – 300 mg %
d.
Kenaikan ureum >100 mg %
e.
Anuria lebih 5 hari
f.
KU jelek pada klien penyakit ginjal
4.
Hemodialisis
Hemo :
Darah
Dialisis :
Pemisahan / filtrasi
Prinsip
hemodialisa yaitu menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat /
pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel. Membran ini
dapat dilalui yaitu perpindahan air dan zat tertentu (zat sampah). Proses ini
disebut dialisis yaitu perpindahan air atau zat / bahan melalui membran
semipermeabel.
5.
Proses Hemodialisis
a.
Proses difusi yaitu perpindahan cairan karena perbedaan
konsentrasi di darah dan dicairan dialisat
b.
Proses osmosis yaitu perpindahan cairan karena
perbedaan osmolitas dalam darah dan dialisat.
c.
Proses ultrafiltrasi yaitu perpindahan cairan yang
terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik.
Gb ® Kecepatan aliran darah semakin besar semakin baik.
Blood lines ® Pipa-pipa atau
sealng-selang yang mengalirkan darah dari tubuh menuju dializer dan yang dari
dialyser ke tubuh. Terdiri dari :
-
arteri blood line / in let /ABL (merah)
-
venous blood line / out let /VBL (biru)
ginjal buatan (dialyser) ® alat yang
digunakan untuk mengeluarkan sampah metabolisme tubuh atau zat toksik lain dari
dalam tubuh, bila fungsi sudah tidak memadai lagi.
Blood pump ® alat yang menyebabkan darah mengalir dalam
sirkulasi darah, besifat ganda yaitu menarik dan mendorong.
Double trap / air trap ® suatu ruangan
pada ABL dan VBL yang bertugas menahan dan mengamankan gelembung udara dalam
sirkulasi darah.
Primming ®
Pengisian cairan yang pertama kali dalam sirkulasi darah (ABL + dialyser + VBL)
Konduktivitas ® Kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran
listrik.
TMP (Trans Membran Pressure ) ® Perbedaan tekanan antara
kompartemen darah dan kompatemen dialisat melalui membran. Gunanya untuk
penarikan cairan / ultrafiltrasi.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HEMODIALISA
·
Pengkajian
-
Periksa kembali program HD (permintaan HD)
-
Periksa hasil pemeriksaan laboratorium (ureum,
creatinin, asam urat, Hb, …Ht.., elektrolit dan clotting time).
-
Kaji tanda-tanda vital.
a.
observasi apakah ada tanda-tanda syok dan hyporolemia.
b.
Kaji penyebab hipotensi, kehilangan cairan, volume
darah berkuran terutama jika Hb dan Ht rendah atau menggunakan obat-obat anti
hipertensi).
-
Evaluasi tipe sarana hubungan sirkulasi (vaskular
acces)
a.
Keteter vena femoralis
b.
Keteter vena subclavia
c.
Shunt (external arteria venas cannola), setibner
d.
Festula (internal arteria venas fistula) arkino
e.
Tanpa shunt atau fistula : punksi vena dan arteri
femoral
f.
Periksa serum elektrolit (Pre HD, Post HD).
g.
Timbang BB sebelum dan sesudah Hb untuk menentukan pengeluaran
cairan /penurunan BB.
h.
Pemeriksaan fisik untuk tanda-tanda ggn keseimbangan
cairan dan elektrolit mis : edema.
i.
Pemeriksaan Hbs Ag (HAA)
·
Perencanaan
-
Mengeluarkan zat sampah yaitu hasil metabolisme protein
seperti ureum, kreatinin, dan asam uraat.
-
Mengeluarkan cairan yang berlebihan (overled).
-
Mempertahankan atau memperbaiki sistem buffer tubuh dan
kadar elektrolit di dalam tubuh.
-
Mendorong/menganjurkan pasien merawat diri sendiri.
·
Intervensi /Prosedur
-
Menyiapkan dan memulai HD
-
Mengelola dan penatalaksanaan HD
-
Mengakhiri perawatan secara hubungan sirkulasi
·
Evaluasi yang diinginkan
-
Kadar ureum, kreatinin berkurang dan keseimbangan
elektrolit dalm keadaan memuaskan.
-
Kelebihan cairan teratasi (menurun)
-
Bahan-bahan toksik keluar dan status kesehatan pasien
membaik.
-
Sarana hubungan sirkulasi tetap baik dan paten
-
Seluruh prosedur dilaksanakan dengan asepsis.
-
Pasien mampu merawat diri sendiri.
MENYIAPKAN DAN MEMULAI HD
·
Menyiapkan mesin HD dan perlengkapannya.
a. Mesin HD.
-
listrik
-
air yang sudah diolah / dimurnikan
-
filtrasi
-
surfening
-
Delanisasi
-
Reverse osmosis (Ro)
-
Saluran pembuangan cairan pencuci (drainage)
Mesin : Rinse
Desinfeksi dan pemanasan
Dialyse
b. Sirkulasi Dialisa
Pencampuran dialysat yaitu dialisat pekat (concentrase) dan air yang
sudah diolah dengan perbandingan : 1 : 3 s/d 4
Batch
sistem : dialisat sudah dicampur lebih dahulu sebelum HD dimulai.
Proportianing system : asetat.
Bicarbonat
yaitu dialisat pekat dan air yang sudah diolah, dicampur secara otomatis,
konstan selama HD oleh pompa proportianing dengan perbandingan campuran
dialisat pekat : air = 1 : 34.
Campuran ini dipompakan sekali saja kekompartemen dialisat, kemudian dibuang.
c. Sirkulasi
darah
Dialise
(ginjal buatan)
-
Kapiler (Hallow Fiber)
-
Paralel piate, coil.
Sediaan
dialyser : pemakaian pertama (baru) : kering.
Pemakaian
ulang (Reuse) sampai 5 kali untuk masing-masing pasien.
-
Selang darah: arteri dan vena (arterial venous blood
line) ……..VBL.
PRIMING
Pengisian pertama sirkulasi
ekstrakorpureal dengan NaCl.
·
Tujuan
-
Mengisi : filling
-
Membilas : rinsing
-
Membasahi/melembabkan : Soaking.
·
Perlengkapan
-
Dialiser (ginjal buatan)
-
AUBL
-
Acetata
-
Set infus
-
Nacl 0,9 % (2-3 kolf)
-
Spuit 1 cc
-
Heparin
Bila dializer
telah bebas dari formalin, dilakukan primming (sama pada dializer baru).
MEMULAI HD
·
Persiapan pasien
-
Timbang BB sebelum HD
-
Tidur terlentang dan berikan posisi yang nyaman
-
Ukur TD, Nadi, suhu, dan pernafasan.
-
Observasi kesadaran dan keluhan pasien, berikan
perawatan mental.
-
Terangkan secara garis besar prosedur yang akan
dilaksanakan.
·
Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi
Perlengkapan
:
- Jarum
punksi : * Jarum mental : AV fistula
* Jarum dengan
catheter
* NaCl 0,9 %
untuk pengenceran
* Heparin injeksi
* Anastesi local
(lidokain, prokain) kalau ada.
* Desinfektan
(alkohol,lathadine)
* klem desinfektan
* Bak keecil dan
mangkok kecil
*
Duk
* sarung tangan,
plester 9hepafix)
- Pengalas
plastik kecil ukuran ± 40 x 15 cm.
- Wadah
pengkur cairan, botol pemeriksaan darah.
Prosedur /
data kerja :
·
Poksi Fistula (Cimino)
-
Cuci tangan
-
Pasang sarung tangan.
-
Desinfeksi pada daerah yang akan dipunksi dengan
betadine dan alkohol.
-
Letakkan dug sebagai pengalas dan penutup.
-
Fungsi Outlet (vena) al : masuk darah kedalam tubuh,
kalau perlu lakukan anstesi local.
-
Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium (bila
dibutuhkan).
-
Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCl
(dosis awal)
-
Fiksasi pada daerah fungsi dengan hepafix,
-
Funksi in let (fistula) yaitu jalannya keluar darah
dari tubuh.
-
Fiksasi dan tutup daerah ke 2 punksi dengan duk tadi.
·
FunksiFemoral
-
Desifeksi daerah lipatan paha dan daerah outlet yang
akan dipunksi
-
Letakkan dug sebagai pengalas dan penutup
-
Fuksi outlet (vena) al : masuknya darah ke dalam tubuh
kalau perlu lakukan anastesi lokal.
-
Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan
NaCl (dosis awal)
-
Fiksasi pada daerah fungsi dengan hipafix
-
Punksi Inlet (Vena femoralis) yaitu jalan keluarnya
darah dari tubuh dengan cara anastesi lokal (mutlak) dengan anatesi filtrasi
sambil mencari vena femoralis.
-
Vena vemoralis di punksi secara perkutaneus jarum
funksi (AV fistula) ®
ukuran 166 x 1 ¼
-
Fiksasi dan tutup daerah ke 2 funksi dan duk tadi.
·
Mengisi / mengalirkan darah ke dalam sirkulasi
ekstraktor pureal:
-
Hubungkan HBL dengan Inlet (punksi Inlet/Kanula arteri)
ujung ABL dihapusnamakan.
-
Buka klem, AVBL, kanula arteri, klem selang infus
ditutup, klem kanula vena tetap tertutup.
-
Daerah dialirkan dalam sirkulasinya dengan menggunakan
pompa darah (Qb : 100
cc/l) atau sesuai toleransi klien dan cairan primming terdorong keluar.
-
Cairan primming di wadah pengukur
-
Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai cairan pada
burble tiap VBL.
-
Popa darah dimatikan kembali dengan Qb + 1500cc/mnt.
-
Fiksasi kanula arteri dan vena. AVBL (tidak mengganggu
pergerakan)
-
Hidupkan pompa heparin.
-
Buka klem selang monitor tekanan (arterial dan venas pressure)
-
Hidupkan detektor udara.
-
Ukur TD, N, P
-
Observasi kesadaran dan keluhan pasien.
-
Cek mesin dan sirkulasi dialysis.
-
Program HD
-
Lakukan pencatatan
(Isi formulir HD)
-
Rapikan peralatan.
CATATAN
·
Pada awal pengisian sirkulasi dengan darah,
sebaiknya posisi dialyser dibalik, setelah bebas udara, dialiser dikembangkan
ke posisi sebenarnya.
·
Sebelum menghubungkan VBL (dengan kanula vena,
udara harus dikeluarkan lebih dahulu dialysis dari kedua sisi).
·
Burble trop dipertahankan ¾ bagian .
·
Jumlah cairan primming yang dilakukan, disesuaikan dengan kebutuhan.
PENATALAKSANAAN SELAMA HD (HEMODIALISA)
A. Memprogramkan HD
- Lama HD
- Qb (Quick blood) kecepatan aliran darah ; 150
ml/mnt – 300 ml/mnt.
- Qd (Quick dializer) kecepatan dializat ; 400
ml/mnt – 600 ml/mnt.
- Temperatur dializat = 36,50C – 400C
- konduktivitas = 13,4
- TMP (Trans Membrana Pressure) dan UPR
(ultrapiltration Rate)
- Hepatinisasi
- Pemeriksaan Lab, EKG, dll.
- Pemberian obat-obatan, transfusi, dll.
B. Pengamatan.
a. Pasien.
-
TTV (Tensi, N, S, P, Kesadaran)
-
Fisik
-
Perdarahan
-
Sarana hubungan sirkulasi
-
Posisi dan aktivitas
-
Keluhan dan komplikasi HD
-
Berat badan.
b. Mesin
HD (Hemadialisa)
-
Qd
-
Qb
- Temperature protap 36,50C – 370C
- Konduktivitas protap 13,4
- Monitoring tekanan/pressure
- Festula pressure
- Arterial pressure
- Vena pressure : perbandingan tekanan arteri
dan vena
- Delta pressure
- Heparinisasi
- Detektor
- Sirkulasi darah
- Jarum punksi / kanula
- AVDL : bubble trup., sambungan-sambungan,.klem,
- Dializer bocor, beku , udara,posisi.
- Set infus dan kolf NaCl
- Fiksasi
- Posisi.
- Sirkulasi dialisat.
- Wadah/tempat dialisat, jumlah dan isi
- Selang dialisat (Inlet dan Outlet)
- konektor
MENGAKHIRI HD
a. Pesiapan alat
- Kain kasa / gaas steril
- Plester / hipafix
- Verband gulung (deep)
- Alkohol dan betadine
- Antibiotik
- Bantal pasir (pada punksi famoral)
b. Cara kerja HD (Hemodialisa)
1. 5 menit sebelum HD berakhir
- db diturunkan sekitar 100 cc/menit
- VfR = C
2. Ukur TD, V
3. Blood pump
stop.
4. Ujung ABL diklem ® jarum inlet dicabut ®bekas
punksi inlet ditekan
5. Hubungkan ujung ABL dengan infus set
6. Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan
didorong NaCl sambil Qb jalan
7. Setelah darah masuk ke dalam tubuh blood dop,
ujung VBL diklem
8. Jarum outlet dicabut, bekas punksi outlet ditekan dengan kasa
steril yang diberi betadine
9. Bila perdarahan pada bekas punksi outlet dan inlet sudah berhenti,
bubuhi bekas punksi inlet dan outlet dengan antibiotik, lalu tutup dengan kain
kasa steril pasang verband
10. Ukur TD, nadi, suhu, pernafasan
11. Timbang BB
12. Isi formulir HD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar