SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN
HARGA DIRI RENDAH
Topik : Peran Keluarga Dalam Merawat
Anggota Keluarga Dengan Harga Diri Rendah
Hari/Tangal : Sabtu, 30 Mei 2015
Pukul : 08.00-8.30 WIB
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Nanggalo
Padang
Tempat : Ruang Pelayanan
Puskesmas Nanggalo Padang
A. Latar belakang
Kesehatan
Jiwa adalah suatu kondisi sehat, emosional, psikologis, dan sosiologis yang terlihat dari
hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep
diri yang positif dan kestabilan emosional. Kesehatan jiwa memiliki banyak
komponen dan di pengaruhi oleh berbagai faktor (Johnson, 1997).
Konsep
diri adalah semua
ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya
dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan
Sudeen, 1998).
Harga diri adalah pandangan
keseluruhan dari individu tenang dirinya sendiri. Penghargaan diri juga
kadang dinamakan martabat diri
atau gambaran diri. Misalnya, anak dengan penghargaan diri yang tinggi
mungkin tidak hanya memandang dirinya sebagai seseorang, tetapi juga sebagai
seseorang yang baik.
Harga
diri rendah adalah perasaan tidak
berharga, tidak berarti, dan rendah diri berkepanjangan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.Harga diri merupakan evaluasi
diri negatif yang berkepanjangan/perasaan
tentang diri atau kemampuan diri (herdman,2012).
Harga
diri rendah berkepanjangan termasuk
kondisi tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
lain, terutama kesehatan jiwa.
Dampak
yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang mengalami harga diri rendah adalah kehilangan kontrol dirinya. Pasien akan
mengalami panik dan perilakunya. Pada situasi ini pasien dapat melakukan bunuh
diri (suicide), membunuh orang lain (homicide),bahkan merusak lingkungan Untuk
memperkecil dampak yang ditimbulkan harga
diri rendah, dibutuhkan penanganan yang tepat.
Pada studi
terbaru WHO di 14 negara menunjukaan bahwa pada negara-negara berkembang,
sekitar 76-85% kasus gangguan jiwa tergolong parah dan tidak dapat pengobatan
apapun. Dari 150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data
Depertemen Kesehatan (Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental
emosional. Sedangkan 4% dari jumlah tersebut terlambat berobat. Sedangkan
kunjungan Pukesmas tahun 2012 sebanyak
1.434.894 kunjungan, terdiri dari 313.480 kunjungan baru dan 1.121.414
kunjungan lama, sementara yang mengalami gangguan jiwa sebanyak 8.914
kunjungan, artinya 0.006% dari total kunjungan adalah dengan gangguan kejiwaan.
Kunjungan pasien
jiwa tahun 2014 sebanyak 726, jumlah pasien jiwa sebanyak 77 orang terdiri dari
: skizofenia, depresi, GAB, neuro, retradasimental, kesehatan anak, epilepsi.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung utama dalam memberikan
pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh karena itu,keluarga memiliki peran penting didalam upaya merawat anggota keluarga dengan
harga diri rendah. Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai
cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa khususnya harga diri rendah ini. Salah satu upaya yang
dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna memberikan
pendidikan kesehatan kepada keluarga.
Oleh
karena itu dalam praktek Keperawatan Jiwa I,
kami akan melakukan penyuluhan mengenai peran
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan harga diri rendah di
Puskesmas Nanggalo
Padang.
B. TUJUAN
1.
Tujuan Umum
Untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang bagaimana cara merawat anggota kelurga dengan harga
diri rendah
2.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan diharapkan masyarakat/keluarga mampu:
a.
Menyebutkan pengertian
harga diri rendah
b.
Menyebutkan
penyebab harga diri rendah
c.
Menyebutkan tanda dan
gejala harga diri rendah
d.
Menyebutkan akibat
lanjut dari harga diri rendah
e.
Menyebutkan cara
merawat anggota keluarga dengan harga diri rendah
C. Pelaksanaan Kegiatan
1.
Topik
Peran keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan
harga diri rendah.
2.
Sasaran dan Target
Sasaran : Pengunjung Puskesmas Nanggalo Padang
Target : Masyarakat/keluarga pengunjung Puskesmas Nanggalo yang mempunyai anggota
keluarga dengan harga diri rendah
Metode
§ Ceramah
§ Tanya
jawab
§ Diskusi
3.
Media dan alat
·
LCD
·
Laptop
·
Power Point
·
Leaflet
·
Microfon
4.
Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Sabtu/30 Mei 2015
Waktu : 08.00
WIB s.d 08.30
WIB
Tempat : Ruang Pelayanan
5.
Pengorganisasian
1.
Moderator : Indah Verawati
2.
Presenter :
Firmansyah
3.
Observer : Reni Angraini
4.
Fasilitator : Fari Aina
LiaFauziah, Feby Andea Pricilia, Ayu Bella Nasta, Eva Damayanti,Jelly Oktaviani
6. Tugas Pengorganisasian
1.
Penanggung Jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2.
Moderator
§ Membuka
acara
§ Memperkenalkan
mahasiswa dan dosen pembimbing
§ Menjelaskan
tujuan dan topik
§ Menjelaskan
kontrak waktu, bahasa, tata tertib penyuluhan
§ Menyerahkan
jalannya penyuluhan kepada pemateri
§ Mengarahkan
alur diskusi
§ Memimpin
jalannya diskusi
§ Menutup
acara
3.
Presenter
·
Mempresentasikan materi
untuk penyuluhan.
·
Membuat Materi
penyuluhan
4.
Fasilitator
§ Memotivasi
pasien untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
§ Membantu
dalam menanggapi pertanyaan dari pasien.
§ Membuat
absensi
5.
Observer
§ Mengamati
proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
§ Menyampaikan
laporan hasil penyuluhan baik secara verbal dan non verbal.
6.
Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator :
Presenter
: Media : Obsever
: Pembimbing
: Peserta
: Fasilitator
D. Kegiatan Penyuluhan
NO
|
Waktu
|
Kegiatan
Penyuluhan
|
Kegiatan
|
1.
|
5
menit
|
Pembukaan
·
Memberi salam
·
Memperkenalkan
anggota penyuluhan dan pembimbing
·
Menjelaskan kontrak,
waktu, bahasa, topik dan tujuan penyuluhan
|
·
Menjawab Salam
·
Mendengarkan dan memperhatikan
·
Mendengarkan dan mengemukakakn pendapat
|
2.
|
20
menit
|
Pelaksanaan
·
Menggali pengetahuan audience tentang pengertian HDR
·
Memberi reinforcement
positif (+)
·
Menjelaskan
pengertian HDR
·
Menggali pengetahuan
audience tentang penyebab HDR
·
Memberi reinforcement
positif (+)
·
Menjelaskan tentang penyebab HDR
·
Menggali pengetahuan
audience tentang tanda dan gejala HDR
·
Memberi reinforcement
positif (+)
·
Menjelaskan tanda dan gejala HDR
·
Menggali pengetahuan audience tentang akibat lanjut HDR
·
Memberi
reinforcement posistif (+)
·
Menjelaskan
tentang akibat lanjut HDR
·
Menggali
pengetahuan audience tentang cara merawat anggota keluarga dengan HDR
·
Memberi
reinforcement positif (+)
·
Menjelaskan
tentang cara merawat keluarga HDR
|
·
Mengemukakan pendapat
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Mengemukakan pendapat
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Mendengarkan dan
memperhatikan
·
Mengemukakan pendapat
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Mengemukakan pendapat
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Mengemukakan
pendapat
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
|
3.
|
5 menit
|
Sesi Tanya
Jawab
·
Mempersilahkan
audience untuk bertanya/menanggapi pertanyaan
·
Menjawab
pertanyaan
|
·
Mengajukan
pertanyaan
·
Mendengarkan
dan memperhatikan
|
4.
|
5
menit
|
Penutup
·
Melakukan evaluasi
·
Bersama audience
menyimpulkan materi penyuluhan
·
Menutup penyuluhan
dan memberikan salam
|
·
Menjawab pertanyaan
·
Bersama moderator
menyimpulkan materi penyuluhan
·
Menjawab salam
|
E.
Kriteria Evaluasi
a.
Evaluasi Struktur
§ Diharapkan jumlah peserta yang hadir sesuai dengan
perencanaan (10 peserta)
§ Diharapkan waktu dan tempat sesuai perencanaan
§ Diharapkan tugas dan peran mahasiswa sesuai
perencanaan
§ Diharapkan media dan alat penyuluhan sesuai rencana
b.
Evaluasi Proses
§ Diharapkan moderator dapat membuka dan menutup acara
dengan baik
§ Diharapkan presenter dapat menguasai materi dengan
baik
§ Diharapkan fasilitator berperan aktif dalam berjalan
nya penyuluhan
§ Diharapkan peserta berperan aktif selama kegiatan
§ Diharapkan peserta mengikuti penyuluhan dari awal
sampai akhir
§ Diharapkan peserta tidak ada yang meninggalkan
tempat penyuluhan
c.
Evaluasi Hasil
Diharapkan 80% Peserta mampu :
1.
Menyebutkan pengertian HDR dengan bahasanya
sendiri dengan benar.
2.
Menyebutkan bagaimana proses terjadinya HDR dengan
bahasanya sendiri dengan benar.
3.
Menyebutkan tanda dan gejala HDR
dengan bahasanya sendiri dengan benar.
4.
Menjelaskan cara merawat
anggota keluarga HDR dengan bahasanya
sendiri dengan benar.
F.
Penutup
a)
Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah
diri berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan
diri. Harga diri berkepanjangan termasuk kondisi tidak sehat mental karena
dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lain, terutama kesehatan jiwa.
b)
Saran
Diharapkan
setelah melakukan penyulahan keluarga mampu membina pasien harga diri rendah
Padang, 30-Mei-2015
Ketua
(
Firmansyah
)
Di
setujui
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
(Ns.
Rifka Putri Handayani ,S.Kep) ( Fitri Diah.NP )
Lampiran
Materi
1.
Pengertian HDR
Harga diri rendah adalah perasaan tidah berharga, tidak
berarti, dan rendah diri berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri.Harga diri kronik merupakan evaluasi diri negatif
yang berkepanjanga/perasaan tentang diri atau kemampuan diri (herdman,2012)
Harga
diri rendah muncul akibat dari penilaian internal individu maupun penilaian
eksternal yang negatif. Penilaian internal adalah penilaian yang berasal dari
diri individu itu sendiri, sedangkan penilaian eksternal merupakan penilaian
dari luar dir individu (misal: lingkungan) yang mempengaruhi penilaian individu
tersebut.
2.
Penyebab HDR
Harga diri dan konsep diri tidak bisa dipisahkan dari memandang diri
sendiri. Harga diri merupakan penilaian seseorang terhadap diri sendiri, baik
bersidat positif maupun negatif. Sementara konsep diri merupakan penilaian yang
berasal dari dalam diri sendiri.
Seseorang yang memilki harga diri rendah maka akan membatasi
pergaulannya, kurang percaya diri, kurang aktif, dan tidak bisa bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri.
Faktor yang menyebabkan
seseorang mengalami harga diri rendah, yakni:
1.Pola Asuh Keluarga
Pola asuh yang diterapkan di keluarga sangat berpengaruh terhadap
bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri. Pola asuh yang permisif
cenderung kurang terkontrol sehingga seseorang menjadi tidak bisa membedakan
mana yang baik dan mana yang tidak bisa diterima masyarakat. Sebaliknya, pola
asuh otoriter kadang menyebabkan masalah maladaptif dalam menilai diri.
2.Tekanan/Trauma
Banyak faktor yang bisa menyebabkan timbulnya trauma, misalnya
kekerasan fisik, seksual, dan peristiwa lain yang bisa mengancam seseorang
hingga tidak bisa lepas dari bayang-bayang kejadian yang tidak menyenangkan
tersebut.
3.Keadaan Fisik
Harga diri seseorang juga dipengaruhi oleh kondisi fisik. Kondisi
fisik yang mempunyai kekurangan atau cacat akan membuat seseorang merasa
minder. Akibatnya mereka cenderung menarik diri untuk menyembunyikan
kekurangannya.
4.Ketidakberfungsian Secara Sosial
Ketidakberfungsian secara sosial disini adalah tidak mampunya
seorang individu menempatkan dirinya dalam fungsi sosial. Misalnya seorang
kepala rumah tangga yang menganggur, akan merasa rendah diri dalam kehidupan
sosialnya
3. Tanda
dan Gejala
Tanda dan gejala HDR dapat di lihat dari ungkapan pasien
yang menunjukan penilaian negatif tentang dirinya dan di dukung dengan data
hasil wawancara dan observasi.
a)
Data subjektif
Pasien mengungkapan tentang :
1.
Hal negatif diri
sendiri atau orang lain
2.
Perasaan tidak
mampu
3.
Pandangan hidup
yang pesimis
4.
Penolakan terhadap
kemampuan diri
b)
Data objektif
1.
Penurunan
produktifitas
2.
Tidak berani
menatap lawan bicara
3.
Libik banyak
menundukkan kepala saat berinteraksi
4.
Bicara lambat
dengan nada suara lemah
4.
Akibat Lanjut HDR
Klien
yang mengalami harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan interaksi sosial:
menarik diri, memicu munculnya perilaku kekerasan yang berisiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan. Isolasi social merupakan keadaan dimana
individu dan kelompok mengalami kebutuhan meningkat keterlibatan dengan orang
lain tetapi tidak mampu untuk melakukan kontak.
5.
Cara Merawat Keluarga Dengan HDR
Tindakan keperawatan harga diri rendah dilakukan terhadap pasien dan
keluarga (pelaku rawat) saat melakukan pelayanan di puskesmas atau kunjungan
rumah, perawat menemui keluarga (pelaku rawat) terlebih dahulu sebelum menemui
pasien. Bersama keluarga perawat mengidentifikasi masalah yang di alami pasien
dan keluarga. Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada
setiap pertemuan, minimal 4x pertemuan dan dilanjutkan hingga pasien mampu
mengatasi harga diri rendah dan keluarga mampu merawat harga diri rendah.
a.
Tindakan
keperawatan untuk pasien HDR
Tujuan: pasien mampu:
1)
Membina hubungan
saling percaya
2)
Mengidentifikasi
kemmpuan dan aspek posistif yang dimiliki
3)
Menilai kemampuan
yang dapat digunakan
4)
Menetapkan/memilih
kegiatan yang sesuai kemampuan
5)
Melatih kegiatan
yang telah dipilih sesuai kemampuan
6)
Merencanakan
kegiatan yang telah dilatihnya
Tindakan
keperawatan:
1.
Membina hubungan
saling percaya, dengan cara:
a.
Ucapkan salam
setiap kali berintekrasi dengan pasien
b.
Perkenalakan diri
denan pasien: perkenalakan nama dan nama panggilan yang perawat sukai, serta
tanyakan nama dan nama panggilan pasien yang disukai.
c.
Tanyakan peraaan
dan keluhan pasien saat ini
d.
Buat kontrak
asuhan: apa ang perawata akan lakukan bersama pasien, berpa lama akan
dikerjakan, dan tempatnya di mana.
e.
Jelaskan bahwa perawat
akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi.
f.
Tunjukan sikap
empati tehadap pasien.
g.
Penuhi kebutuhan
dasar pasien bila memungkinkan
2.
Mengidentifikasi
kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien
Tindakan
keperawatan keperawatan yang dilakukan adalah:
a.
Identifikasi
kemempuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
b.
Beri pujian yang
realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap kali bertemu
dengan pasien.
3.
Membantu pasien dan
menilai kemampuan yang dapat digunaan
Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a.
Bantu pasien
menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan):buat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini.
b.
Bantu pasien
menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan
pasien
4.
Membantu pasien
dapat memilih atau menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan yang dapat
dilakukan
Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a.
Diskusikan kegiatan
yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan.
b.
Bantu pasien
memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.
5.
Melatih kegiatan
yang akan dipilih pasien sesuai kemampuan:
Tindakan
keperawatan yang akan dilakukan adalah:
a.
Latih kegiatan yang
akan dilatih (alat dan cara melakukannya)
b.
Bantu pasien
memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali perhari.
c.
Berikn dukungan dan
pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien.
6.
Membantu pasien
dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan.
Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
a)
Beri kesempatan
pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatih.
b)
Beri pujian atas
aktivitas atau kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari.
c)
Tindakan kegiatan
sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktivitas
d)
Susun daftar
aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga.
e)
Beri kesempatan
pasien untuk mengungkapkan persaannya setelah pelaksanaan kegiatan
f)
Yakinkan bahwa
keluarga mendukung setiap aktivitas yang dilakukan pasien
DAFTAR PUSTAKA
Keliat budi, ana. 2005. Peran serta keluarga dalam perawatan klien
gangguan jiwa. EGC.
Modul
keperawatan jiwa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar