BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai
peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998).
Keluarga sebagai pranata social
terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan
pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan
sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan
makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi
tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling
menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga,
sering dikatakan sebagai potret atau gambaran dari orang tuanya saat masih
kecil. Namun tidaklah demikian karena anak merupakan individu tersendiri yang
tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usia
bertambah (sayekti,2004).
Pada anak usia prasekolah, anak
mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi
juga secara sosial dan emosional. Anak usia prasekolah ini sedang dalamproses
awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang muncul.
Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yag rentan berbagai penyakitbdan
menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi
kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga
usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan (Depkes, 1988).
Keperawatan keluarga berkaitan erat
dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah
kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal.
Suatu peran penting keluarga terkait
dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan (parenting role), yang sama dalam
menjalankan peran ini keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor usia orang tua,
keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan anak, latar belakang pendidikan
orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang
tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan perawatan anak di rumah sakit,
keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama kondisi anak, mengelola kondisi
anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak, memenuhi kebutuhan perkembangan
keluarga, menghadapi stressor dengan positif, membatu keluarga untuk mengelola
perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga yang lain tentang kondisi anak yang
sedang sakit, dan mengembangkan sisitem dukungan social keluarga dengan anak
prasekolah. (Menurut BKKBN, 1999).
b.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas,dapat
dirumuskan permasalahanya yaitu bagaimana penerapan asuhan keperawatan keluarga
dengan tahap perkembangan keluarga anak usia Pra Sekolah di wilayah Gurun Laweh
RT 01 / RW 03
c.
Tujuan
Agar mahasiswa dapat memberikan
asuhan keperawatan keluarga secara efektif tentang bagaimana perkembangan
keluarga pada tahap pra sekolah
d.
Manfaat
Menambah pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan
kemampuan peneliti tahap perkembangan keluarga dengan tahap pra sekolah dan
menganalisis suatu permasalahan serta penerapan ilmu yang didapatkan menjadi
bahan lanjutan untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
A.
Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakay terdiri atas kepala keluarga, serta beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal dalam satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes, 1988).
Keluarga adalah dua orang atau lebih
yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan
hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan
yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya. (Menurut BKKBN, 1999).
B. Ciri-ciri
keluarga
Ada beberapa ciri-ciri keluarga
menurut Nasrul Effendi (2007) sebagai berikut:
1. Diikat dalam satu perkawinan
2. Ada ikatan batin
3. Ada tanggung jawab masing anggota
4. Ada pengambilan keputusan
5. Kerjasama di antara anggota keluarga
6. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
C. Tipe/Bentuk Keluarga
Bentuk-bentuk keluarga antara lain:
(Zaidin Ali, 2009: 6-7)
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Ekstended Family)
Adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara, misal: nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi, dan sebagainya.
c. Single parent family
Adalah satu keluarga yang di kepalai
oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung kepadanya.
d. Nuclear dyed
Adalah keluarga yang terdiri dari
sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
e. Blended Family
Adalah suatu keluarga yang terbentuk
dari perkawinan pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak
hasil perkawinan terdahulu.
f. Three Generation Family
Adalah keluarga yang terdiri dari
tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu dan anak-anak dalam satu rumah.
g. Single adult living alone
Adalah bentuk keluarga yang hanya
terdiri dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
h. Middle age atau Elderly Couple
Adalah keluarga yang terdiri dari
sepasang suami istri paruh baya.
D.
Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga antara
lain: (Zaidin Ali, 2009; 11-12)
1. Fungsi biologis,
kebutuhan meliputi:
a.
Sandang, Pangan dan papan
b.
Hubungan seksual suami istri
c.
Reproduksi atau pengembangan keturunan
2. Fungsi ekonomi
Keluarga (dalam hal ini ayah)
mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya (istri dan anaknya)
3. Fungsi pendidikan
Disini keluarga berfungsi sebagai
(transmiter budaya atau mediator sosial budaya bagi anak)
4. Fungsi sosialisasi
Keluarga merupakan penyamaan
bagi masyarakat masa depan dan lingkungan keluarga merupakan faktor penentu
yang sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang
5. Fungsi perlindungan
Keluarga sebagai
pelindung bagi para anggota keluarga dari gangguan, ancaman
atau kondisi yang menimbulkan
ketidaknyamanan (fisik, psikologis) para anggotanya
6. Fungsi rekreasi
Keluarga diciptakan
sebagai lingkungan yang memberi kenyamanan, keceriaan, kehangatan dan penuh semangat
bagi anggotanya
7. Fungsi agama
(religius)
Keluarga berfungsi sebagai penanam
nilai-nilai agama kepada anak agar mereka memiliki pedoman hidup yang
benar
E.
Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Friedman (2002) membagi 5 peran kesehatan dalam keluarga yaitu:
1. Mengenal gangguan
perkembangan kesehatan tiap anggotanya
2. Mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan yang tepat
3. Menberikan
keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan
suasana di rumah yang menguntungjan kesehatan dan perkembangan kepribadian
anggota keluarga.;/span>
5. Mempertahankan
hubungan kepribadian anggota keluarga dan lembaga-lembaga kesehatan, yang
menunjukan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
F.
Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval)
(Sociological Perspective)
1)
Keluarga baru menikah
·
Membina hubungan Intim
·
Bina hubungan, dengan keluarga lain : teman dan
kelompok sosial
2)
Keluarga dengan anak baru lahir
·
Persiapan menjadi orang tua
·
Adaptasi keluarga baru, interaksi keluarga, hubungan seksual
3)
Keluarga dengan anak usia pra sekolah
·
Memenuhi kebututuhan anggota keluarga : rumah, rasa aman
·
Membantu anak untuk bersosialisasi
·
Mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan
luar
·
pembagian tanggung jawab
·
Kegiatan untuk stimulasi perkembangan anak
4)
Keluarga dengan anak usia sekolah
·
membantu sosialisasi anak dengan lingkungan luar
·
Mempertahankan keintiman pasangan
·
Memenuhi kebutuhan yang meningkat
5)
Keluarga dengan anak remaja
·
Memberikan kebebasan seimbang dan bertanggug jawab
·
Mempertahankan hubungan intim dengan keluarga
·
Komunikasi terbuka : hindari, debat, permusuhan
·
Persiapan perubahan sistem peran
6)
Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
·
Perluas jaringan keluarga dari keluarga inti ke extended
·
pertahnakan keintiman pasanagan
·
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru
·
Penataan kembali peran orang tua
7)
Keluarga dengan usia pertengahan
·
mempertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
·
Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebaya
·
Meningkatkan keakraban pasangan
8)
Keluarga usia tua
·
Mertahankan suasana saling menyenangkan
·
Berdapatasi dengan perubahan : kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan
penghasilan
·
Pertahankan keakraban pasangan
·
Melakukan life review masa lalu
9)
Keluarga usia tua
·
Mempertahankan suasana saling menyenangkan
·
Beradaptasi dengan perubahan : kehilangan pasangan , kekuatan fisik, dan
penghasilan
·
Pertahankan keakraban pasangan
·
Melakukan life review masa lalu
G. Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
a.
Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah
b.
Matriakal, yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ibu
c.
Equalilitarian, yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan ibu
H. Peranan
Keluarga
a.
Peranan keluarga
menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga
adalah sebagai berikut:
b.
Peranan Ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari
anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidikan, pelindung dan
pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
c.
Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai salah satu kelompok
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung serta sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya
d. Peranan Anak
Anak-anak melaksanakan peranan spikososial
sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
I.
Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh
keluarga :
a. Fungsi
Biologis
-
Untuk meneruskan keturunan
-
Memelihara dan membenarkan ana
-
Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
-
Memberi kasih sayang dan rasa aman
-
Memberi perhatian diantara anggota keluarga
-
Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
-
Memberi identitas keluarga
c. Fungsi Sosial
- Membina
sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak
- Meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga
d.
Fungsi Ekonomi
- Mencari sumber-sumber penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Pengaturan pengguna penghasilan kelaurga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
keluarga dimasa yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari
tua dan
sebagainya
e.
Fungsi Pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk periaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa.
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat
perkembangannya.
J. Ahli Lain
Membagi Fungsi Keluarga Sebagai Berikut :
1)
Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak
untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti.
2) Fungsi Sosilisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat.
3) Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari
tindakan-tindakan yang tidak baik,sehingga anggota keluarga merasa terlindungi
dan merasa aman
4 ) Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,merasakan
perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain berkomunikasi dan berinteraksi
antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu sama lain dalam
menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga
5 ) Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak-anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama dan
tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan yang lain setelah kehidupan ini.
6) Fungsi
Ekonomi
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber
kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,kepala keluarga
bekerja untuk memperoleh penghasilan,mengatur penghasialn tersebut sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7) Fungsi
Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatuf ini tidak selalu harus pergi ke
tempat rekreasi,tetapi yang penting bagaiman menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga rekreasi dapat dilakukan dirumah dengan cara
menonton tv bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing anggota
keluarga
8) Fungsi
Biologis
Tugas keluarga dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penerus.
Dari
berbagai fungsi di atas ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, yaitu :
a) Asih,
adalah memberikan kasih sayang, pehatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota
keluarga sehingga memungkinkan meraka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan
kebutuhannya.
b) Asuh,
adalah menuju kebutuan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu
terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak
c)
Asah, adalah memenuhi kebutuhan
pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam
mempersiapkan masa depannya.
K. Tahap-Tahap
Kehidupan Keluarga
Tahap-tahap
kehidupan keluarga menurut duvail adalah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai
dari pernikahan yang dilanjutkan dalam pembentukan rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga untuk
mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan
kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga dapat
mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap
ini bayi kehidupan sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya
sangat lemah.
d. Tahap menghadapi anak pra sekolah, pada tahap
ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergau dengan
teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak
mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih..Dalam fase ini anak sangat
sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma sosial budaya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah,
dalam tahap ini tugas keluaga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak
untuk mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap
yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas buku
dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itusuri tauladan dari kedua orang
tua sangat diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua
dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak kemasyarakat, setelah melalui tahap
remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya. Maka tahap selanjutnya
adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai kehidupan yang sesungguhnya,
dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga
sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan
tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua, tahap ini
masuk ketahap lanjut usia, kedua orang tua mempersiapkan diri untuk
meninggalkan dunia yang fana ini.
L. TAHAP TUMBUH KEMBANG ANAK
PRASEKOLAH
Definisi tumbuh kembang pada anak
1. Pertumbuhan
(Growth)
2. Berkembangan
dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran
panjang (meter/centimeter) (Soetjiningsih : 1998).
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan
sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan
adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi :
2004).
3. Perkembangan
(Development)
Menurut Whaley dan Wong,
perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari
tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui
proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).
Perkembangan adalah pertambahan
kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur
dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih :
1998).
Mencakup aspek-aspek lain dari
deferensiasi bentuk termasuk perubahan emosi atau sosial yang sangat ditentukan
oleh interaksi dengan lingkungan
4. Pertumbuhan
dan perkembangan anak prasekolah
- Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik
terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan
pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan pernapasan
22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH. Berat badan
anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun
adalah kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh
2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat panjang lahir pada
usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima
mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus.
Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam.
Perbedaan kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit
lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang jaringan lemak.
Kekurangan nutrisi umunya terjadi
pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta
zat besi. Konsumsi karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari
makanan yang berlemak bisa menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah
dalm kondisi sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha
secara sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang
sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan.
b.
Perkembangan
Rasa keingintahuan tentang hal-hal
yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
Anak sudah mulai mandiri dalam
merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB,Mulai
memahami waktu, penggunaan tangan primer terbentuk.
c.
Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )
Fase berkembangan psikoseksual untuk
anak usia sekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini, genitalia menjadi
area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui perbedaan
jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.
d.
Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )
Fase perkembangan psikososial pada
anak usia prasekolah adalah inisiatf vs rasa bersalah. Perkembangan ini
diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi
terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi
lingkungan. Inisiatif berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak
berbahasa meningkat. Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir
yang diperoleh adalah menghasilkan suatu prestasinya.
Perasaan bersalah akan timbul pada
anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak
kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke
perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
e.
Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )
Fase berkembangan kognitif anak usia
prasekolah adalah fase praoperasional. Karakteristik utama perkembangan
intelektual tahap ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa
yang dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:
f.
Prokonseptual ( 2- 4 tahun )
Anak mengembangkan kemampuan
berbahasa untuk berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan
sebab-akibat, trial dan error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak
mulai menggunakan sinbulkata-kata, mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan
datang.
g.
Intuitive thuoght ( 4-7 tahun )
Anak mampu bermasyarakat namun masih
belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa
tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.
h.
Perkembangan Moral ( Kahlberg )
Fase perkembangan moral pada anak
usia prasekolah memasuki fase prekonvensional. Anak belajar baik dan buruk,
benar dan salah melalui budaya sebagai dasra peletakan nilai moral.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga
adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertakwa
kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga
dan masyarakat serta lingkungannya
Keperawatan keluarga berkaitan erat
dengan upaya keluarga mempunyai kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan. Perawat dapat menbantu keluarga dalam memecahkan masalah
kesehatannya sehingga mencapai keadaan keluarga yang optimal.
Suatu peran
penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran pengasuhan
(parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat
dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala
pengasuhan anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya
dalam mengasuh anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri.
B.
Saran
Dengan disusunnya
makalah tentang keperawatan pada keluarga usia prasekolah ini kami mengharapkan
kepada semua pembaca agar dapat memahami serta menanggapi apa yang telah saya
susun untuk kemajuan dan dapat dimanfaatkan dalam penerapan dalam perawatan
keluarga
DAFTAR
PUSTAKA
Soetjiningsih (1994), Tumbuh
Kembang Anak, Bagian Kesehatan Anak FK Udayana, Jakarta. EGC,
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh
kembang anak. Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2004). Konsep
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar