Jumat, 28 Oktober 2016
Sabtu, 20 Februari 2016
Asuhan Keperawatan Hemodialisa
1.
Pengertian
Hemodialisa adalah suatu proses yang menggantikan secara fungsional
pada gangguan fungsi ginjal dengan membuang kelebihan cairan dan atau akumulasi
toksin endogen dan eksogen.
2.
Tujuan Hemodialisa
a.
Menunggu fungsi ginjal pulih dan dengan pengobatan atau
operasi
b.
Untuk mempertahankan kehidupan karena fungsi ginjal
tidak pulih kembali
c.
Menunggu cangkokan karena fungsi ginjal tidak pulih
kembali.
3.
Indikasi
a.
Hiperkalemia ( K > 7 MEg / Liter ) ® 3,5 – 5,5 MEg/l (N)
b.
Asidosis (pH darah > dari 7,15 gr %)
c.
Ureum darah 200 – 300 mg %
d.
Kenaikan ureum >100 mg %
e.
Anuria lebih 5 hari
f.
KU jelek pada klien penyakit ginjal
4.
Hemodialisis
Hemo :
Darah
Dialisis :
Pemisahan / filtrasi
Prinsip
hemodialisa yaitu menempatkan darah berdampingan dengan cairan dialisat /
pencuci yang dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel. Membran ini
dapat dilalui yaitu perpindahan air dan zat tertentu (zat sampah). Proses ini
disebut dialisis yaitu perpindahan air atau zat / bahan melalui membran
semipermeabel.
5.
Proses Hemodialisis
a.
Proses difusi yaitu perpindahan cairan karena perbedaan
konsentrasi di darah dan dicairan dialisat
b.
Proses osmosis yaitu perpindahan cairan karena
perbedaan osmolitas dalam darah dan dialisat.
c.
Proses ultrafiltrasi yaitu perpindahan cairan yang
terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik.
Gb ® Kecepatan aliran darah semakin besar semakin baik.
Blood lines ® Pipa-pipa atau
sealng-selang yang mengalirkan darah dari tubuh menuju dializer dan yang dari
dialyser ke tubuh. Terdiri dari :
-
arteri blood line / in let /ABL (merah)
-
venous blood line / out let /VBL (biru)
ginjal buatan (dialyser) ® alat yang
digunakan untuk mengeluarkan sampah metabolisme tubuh atau zat toksik lain dari
dalam tubuh, bila fungsi sudah tidak memadai lagi.
Blood pump ® alat yang menyebabkan darah mengalir dalam
sirkulasi darah, besifat ganda yaitu menarik dan mendorong.
Double trap / air trap ® suatu ruangan
pada ABL dan VBL yang bertugas menahan dan mengamankan gelembung udara dalam
sirkulasi darah.
Primming ®
Pengisian cairan yang pertama kali dalam sirkulasi darah (ABL + dialyser + VBL)
Konduktivitas ® Kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran
listrik.
TMP (Trans Membran Pressure ) ® Perbedaan tekanan antara
kompartemen darah dan kompatemen dialisat melalui membran. Gunanya untuk
penarikan cairan / ultrafiltrasi.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HEMODIALISA
·
Pengkajian
-
Periksa kembali program HD (permintaan HD)
-
Periksa hasil pemeriksaan laboratorium (ureum,
creatinin, asam urat, Hb, …Ht.., elektrolit dan clotting time).
-
Kaji tanda-tanda vital.
a.
observasi apakah ada tanda-tanda syok dan hyporolemia.
b.
Kaji penyebab hipotensi, kehilangan cairan, volume
darah berkuran terutama jika Hb dan Ht rendah atau menggunakan obat-obat anti
hipertensi).
-
Evaluasi tipe sarana hubungan sirkulasi (vaskular
acces)
a.
Keteter vena femoralis
b.
Keteter vena subclavia
c.
Shunt (external arteria venas cannola), setibner
d.
Festula (internal arteria venas fistula) arkino
e.
Tanpa shunt atau fistula : punksi vena dan arteri
femoral
f.
Periksa serum elektrolit (Pre HD, Post HD).
g.
Timbang BB sebelum dan sesudah Hb untuk menentukan pengeluaran
cairan /penurunan BB.
h.
Pemeriksaan fisik untuk tanda-tanda ggn keseimbangan
cairan dan elektrolit mis : edema.
i.
Pemeriksaan Hbs Ag (HAA)
·
Perencanaan
-
Mengeluarkan zat sampah yaitu hasil metabolisme protein
seperti ureum, kreatinin, dan asam uraat.
-
Mengeluarkan cairan yang berlebihan (overled).
-
Mempertahankan atau memperbaiki sistem buffer tubuh dan
kadar elektrolit di dalam tubuh.
-
Mendorong/menganjurkan pasien merawat diri sendiri.
·
Intervensi /Prosedur
-
Menyiapkan dan memulai HD
-
Mengelola dan penatalaksanaan HD
-
Mengakhiri perawatan secara hubungan sirkulasi
·
Evaluasi yang diinginkan
-
Kadar ureum, kreatinin berkurang dan keseimbangan
elektrolit dalm keadaan memuaskan.
-
Kelebihan cairan teratasi (menurun)
-
Bahan-bahan toksik keluar dan status kesehatan pasien
membaik.
-
Sarana hubungan sirkulasi tetap baik dan paten
-
Seluruh prosedur dilaksanakan dengan asepsis.
-
Pasien mampu merawat diri sendiri.
MENYIAPKAN DAN MEMULAI HD
·
Menyiapkan mesin HD dan perlengkapannya.
a. Mesin HD.
-
listrik
-
air yang sudah diolah / dimurnikan
-
filtrasi
-
surfening
-
Delanisasi
-
Reverse osmosis (Ro)
-
Saluran pembuangan cairan pencuci (drainage)
Mesin : Rinse
Desinfeksi dan pemanasan
Dialyse
b. Sirkulasi Dialisa
Pencampuran dialysat yaitu dialisat pekat (concentrase) dan air yang
sudah diolah dengan perbandingan : 1 : 3 s/d 4
Batch
sistem : dialisat sudah dicampur lebih dahulu sebelum HD dimulai.
Proportianing system : asetat.
Bicarbonat
yaitu dialisat pekat dan air yang sudah diolah, dicampur secara otomatis,
konstan selama HD oleh pompa proportianing dengan perbandingan campuran
dialisat pekat : air = 1 : 34.
Campuran ini dipompakan sekali saja kekompartemen dialisat, kemudian dibuang.
c. Sirkulasi
darah
Dialise
(ginjal buatan)
-
Kapiler (Hallow Fiber)
-
Paralel piate, coil.
Sediaan
dialyser : pemakaian pertama (baru) : kering.
Pemakaian
ulang (Reuse) sampai 5 kali untuk masing-masing pasien.
-
Selang darah: arteri dan vena (arterial venous blood
line) ……..VBL.
PRIMING
Pengisian pertama sirkulasi
ekstrakorpureal dengan NaCl.
·
Tujuan
-
Mengisi : filling
-
Membilas : rinsing
-
Membasahi/melembabkan : Soaking.
·
Perlengkapan
-
Dialiser (ginjal buatan)
-
AUBL
-
Acetata
-
Set infus
-
Nacl 0,9 % (2-3 kolf)
-
Spuit 1 cc
-
Heparin
Bila dializer
telah bebas dari formalin, dilakukan primming (sama pada dializer baru).
MEMULAI HD
·
Persiapan pasien
-
Timbang BB sebelum HD
-
Tidur terlentang dan berikan posisi yang nyaman
-
Ukur TD, Nadi, suhu, dan pernafasan.
-
Observasi kesadaran dan keluhan pasien, berikan
perawatan mental.
-
Terangkan secara garis besar prosedur yang akan
dilaksanakan.
·
Menyiapkan sarana hubungan sirkulasi
Perlengkapan
:
- Jarum
punksi : * Jarum mental : AV fistula
* Jarum dengan
catheter
* NaCl 0,9 %
untuk pengenceran
* Heparin injeksi
* Anastesi local
(lidokain, prokain) kalau ada.
* Desinfektan
(alkohol,lathadine)
* klem desinfektan
* Bak keecil dan
mangkok kecil
*
Duk
* sarung tangan,
plester 9hepafix)
- Pengalas
plastik kecil ukuran ± 40 x 15 cm.
- Wadah
pengkur cairan, botol pemeriksaan darah.
Prosedur /
data kerja :
·
Poksi Fistula (Cimino)
-
Cuci tangan
-
Pasang sarung tangan.
-
Desinfeksi pada daerah yang akan dipunksi dengan
betadine dan alkohol.
-
Letakkan dug sebagai pengalas dan penutup.
-
Fungsi Outlet (vena) al : masuk darah kedalam tubuh,
kalau perlu lakukan anstesi local.
-
Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium (bila
dibutuhkan).
-
Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan NaCl
(dosis awal)
-
Fiksasi pada daerah fungsi dengan hepafix,
-
Funksi in let (fistula) yaitu jalannya keluar darah
dari tubuh.
-
Fiksasi dan tutup daerah ke 2 punksi dengan duk tadi.
·
FunksiFemoral
-
Desifeksi daerah lipatan paha dan daerah outlet yang
akan dipunksi
-
Letakkan dug sebagai pengalas dan penutup
-
Fuksi outlet (vena) al : masuknya darah ke dalam tubuh
kalau perlu lakukan anastesi lokal.
-
Bolus heparin injeksi yang sudah diencerkan dengan
NaCl (dosis awal)
-
Fiksasi pada daerah fungsi dengan hipafix
-
Punksi Inlet (Vena femoralis) yaitu jalan keluarnya
darah dari tubuh dengan cara anastesi lokal (mutlak) dengan anatesi filtrasi
sambil mencari vena femoralis.
-
Vena vemoralis di punksi secara perkutaneus jarum
funksi (AV fistula) ®
ukuran 166 x 1 ¼
-
Fiksasi dan tutup daerah ke 2 funksi dan duk tadi.
·
Mengisi / mengalirkan darah ke dalam sirkulasi
ekstraktor pureal:
-
Hubungkan HBL dengan Inlet (punksi Inlet/Kanula arteri)
ujung ABL dihapusnamakan.
-
Buka klem, AVBL, kanula arteri, klem selang infus
ditutup, klem kanula vena tetap tertutup.
-
Daerah dialirkan dalam sirkulasinya dengan menggunakan
pompa darah (Qb : 100
cc/l) atau sesuai toleransi klien dan cairan primming terdorong keluar.
-
Cairan primming di wadah pengukur
-
Biarkan darah memasuki sirkulasi sampai cairan pada
burble tiap VBL.
-
Popa darah dimatikan kembali dengan Qb + 1500cc/mnt.
-
Fiksasi kanula arteri dan vena. AVBL (tidak mengganggu
pergerakan)
-
Hidupkan pompa heparin.
-
Buka klem selang monitor tekanan (arterial dan venas pressure)
-
Hidupkan detektor udara.
-
Ukur TD, N, P
-
Observasi kesadaran dan keluhan pasien.
-
Cek mesin dan sirkulasi dialysis.
-
Program HD
-
Lakukan pencatatan
(Isi formulir HD)
-
Rapikan peralatan.
CATATAN
·
Pada awal pengisian sirkulasi dengan darah,
sebaiknya posisi dialyser dibalik, setelah bebas udara, dialiser dikembangkan
ke posisi sebenarnya.
·
Sebelum menghubungkan VBL (dengan kanula vena,
udara harus dikeluarkan lebih dahulu dialysis dari kedua sisi).
·
Burble trop dipertahankan ¾ bagian .
·
Jumlah cairan primming yang dilakukan, disesuaikan dengan kebutuhan.
PENATALAKSANAAN SELAMA HD (HEMODIALISA)
A. Memprogramkan HD
- Lama HD
- Qb (Quick blood) kecepatan aliran darah ; 150
ml/mnt – 300 ml/mnt.
- Qd (Quick dializer) kecepatan dializat ; 400
ml/mnt – 600 ml/mnt.
- Temperatur dializat = 36,50C – 400C
- konduktivitas = 13,4
- TMP (Trans Membrana Pressure) dan UPR
(ultrapiltration Rate)
- Hepatinisasi
- Pemeriksaan Lab, EKG, dll.
- Pemberian obat-obatan, transfusi, dll.
B. Pengamatan.
a. Pasien.
-
TTV (Tensi, N, S, P, Kesadaran)
-
Fisik
-
Perdarahan
-
Sarana hubungan sirkulasi
-
Posisi dan aktivitas
-
Keluhan dan komplikasi HD
-
Berat badan.
b. Mesin
HD (Hemadialisa)
-
Qd
-
Qb
- Temperature protap 36,50C – 370C
- Konduktivitas protap 13,4
- Monitoring tekanan/pressure
- Festula pressure
- Arterial pressure
- Vena pressure : perbandingan tekanan arteri
dan vena
- Delta pressure
- Heparinisasi
- Detektor
- Sirkulasi darah
- Jarum punksi / kanula
- AVDL : bubble trup., sambungan-sambungan,.klem,
- Dializer bocor, beku , udara,posisi.
- Set infus dan kolf NaCl
- Fiksasi
- Posisi.
- Sirkulasi dialisat.
- Wadah/tempat dialisat, jumlah dan isi
- Selang dialisat (Inlet dan Outlet)
- konektor
MENGAKHIRI HD
a. Pesiapan alat
- Kain kasa / gaas steril
- Plester / hipafix
- Verband gulung (deep)
- Alkohol dan betadine
- Antibiotik
- Bantal pasir (pada punksi famoral)
b. Cara kerja HD (Hemodialisa)
1. 5 menit sebelum HD berakhir
- db diturunkan sekitar 100 cc/menit
- VfR = C
2. Ukur TD, V
3. Blood pump
stop.
4. Ujung ABL diklem ® jarum inlet dicabut ®bekas
punksi inlet ditekan
5. Hubungkan ujung ABL dengan infus set
6. Darah dimasukkan ke dalam tubuh dengan
didorong NaCl sambil Qb jalan
7. Setelah darah masuk ke dalam tubuh blood dop,
ujung VBL diklem
8. Jarum outlet dicabut, bekas punksi outlet ditekan dengan kasa
steril yang diberi betadine
9. Bila perdarahan pada bekas punksi outlet dan inlet sudah berhenti,
bubuhi bekas punksi inlet dan outlet dengan antibiotik, lalu tutup dengan kain
kasa steril pasang verband
10. Ukur TD, nadi, suhu, pernafasan
11. Timbang BB
12. Isi formulir HD
Kamis, 21 Januari 2016
Satuan Acara Penyuluhan Imunisasi Pada Anak
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Imunisasi atau
kekebalan tubuh terhadap ancaman penyakit adalah tujuan utama dari pemberian
vaksinasi. Pada hakekatnya kekebalan tubuh dapat dimiliki secara pasif maupun
aktif. Keduanya dapat diperoleh secara alami maupun buatan (Ranuh, 2008). Oleh
karena itu perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya pencegahan terhadap
serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi anak
Imunisasi telah
terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting. Program
imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan usaha
yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular (Depkes RI, 2003)
Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan
dibandingkan dengan upaya kesehatan masyarakat lainnya
Program ini
merupakan intervensi kesehatan yang paling efektif, yang berhasil meningkatkan
angka harapan hidup (Ranuh, 2001). Sejak penetapan the Expanded Program on
Immunisation (EPI) oleh WHO, cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari 5%
hingga mendekati 80% di seluruh dunia. Sekurang-kurangnya ada 2,7 juta kematian
akibat campak, tetanus neonatorum dan pertusis serta 200.000 kelumpuhan akibat
polio yang dapat dicegah setiap tahunnya. Vaksinasi terhadap 7 penyakit telah 2
direkomendasikan EPI sebagai imunisasi rutin di negara berkembang: BCG, DPT,
Polio, Campak dan Hepatitis B. Banyak anggapan salah tentang imunisasi yang
berkembang dalam masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi
tertentu khawatir terhadap risiko dari beberapa vaksin. Adapula media yang
masih mempertanyakan manfaat imunisasi serta membesar-besarkan risiko beberapa
vaksin.
Data mutakhir
dari Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi, dan Kesehatan Matra,
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen
Kesehatan Indonesia, pada tanggal 27 mei 2011 menunjukkan angka cakupan
imunisasi di tahun 2010 adalah campak 89,5%, DTP-3 90,4%, polio-4 87,4%, dan
hepatitis B-3 mencapai 91%. Dari data yang ada, terlihat angka cakupan imunisasi
dasar di Indonesia sudah cukup tinggi, namun pada beberapa daerah masih
ditemukan angka cakupan di bawah standar nasional (Depkes RI, 2011).
Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar meliputi beberapa hal,
salah satunya yang disampaikan oleh Suparyanto (2011) yang menyatakan bahwa
faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi balita antara lain adalah
pengetahuan, motif, pengalaman, pekerjaan, dukungan keluarga, fasilitas
posyandu, lingkungan, sikap, tenaga kesehatan, penghasilan dan pendidikan.
B. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian
imunisasi
2. Untuk
mengetahui tujuan imunisasi
3. Untuk
mengetahui manfaat
imunisasi
4. Untuk
mengetahui macam-macam
imunisasi
BAB II
RENCANA KEGIATAN PENYULUHAN
A.
Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik
Imunisasi Pada Anak
2. Sasaran
a.
Sasaran
: Seluruh masyarakat RW 03 Kelurahan Korong Gadang
Kecamatan Kuranji Padang
b.
Target : Semua masyrakat RW 03 yang memiki Bayi dan Balita
3.
Metode
a.
Metode
ceramah
b.
Metode
diskusi dan tanya jawab
c.
Demonstrasi
4.
Media
a.
LCD
b.
Leaflet
c.
Laptop
d.
Pena
e.
Kertas
5.
Waktu
dan tempat
Hari
: Senin
Tanggal
: 25 Januari 2016
Jam
:
Tempat : Di RW 03 Kelurahan Korong Gadang
6. Pengorganisasian
Leader : Indah Vera Wati
Co Leader :
Hayatunnupus Haqiqi
Observer : Dhira Andriani
Fasilitator :
Eva Damayanti, Lizatul Handayani, Intan Sarifanosa,afriadi, ovick saputra, sri oktavia, poppy oktavia,muttasil urahmi, kartika putriani, fari aina liafauziah, desi oktavia rini, sarah nikita nepu
B.
Setting Tempat
Keterangan
= Peserta = Moderator = Penyaji
=Fasilitator =LCD = Observer
= Pembimbing
C.
Pembagian Tugas
1. Leader
a. Membuka
dan menutup acara
b. Membuat
tata tertip acara
c. Mengatur
kelancaran acara
d. Mengingatkan
Co Leader tentang waktu kegiatan
2. Co
Leader
a. Menyampaikan
materi
b. Bersama
Leader bekerja sama dalam kelancaran acara
c. Menjawab
pertanyaan
3. Observer
a. Mengamati
kegiatan
b. Menilai
dan mencatat prilaku verbal dan non verbal peserta
c. Membuat
laporan penyuluhan
4. Fasilitator
a. Memotivasi
peserta untuk mengajukan pertanyaan
b. Menjadi
contoh bagi peserta selama penyuluhan
c. Membuat
absensi
d. Mamfasilitasi
kegiatan
D. Pengaturan
Penyuluhan
No.
|
Waktu
|
Kegiatan
|
Mahasiswa
|
Peserta
|
1
|
5 menit
|
Pembukaan
|
1. Mengucapkan
salam
2. Memperkenalkan
diri
3. Menjelaskan
Tujuan
4. Menetapkan
Waktu
5. Menetapkan
Bahasa
6. Mempersilahkan
Co.Leader menyampaikan penyuluhan
|
Menjawab salam
|
2
|
20 menit
|
Menyampaikan
Materi
|
Pengertian imunisasi
a.
Menggali pengetahuan Audience
tentang imunisasi
b. Memberi Reinforcement (+)
c. Menjelaskan
pengertian imunisasi
d. Memberi
audience kesempatan untuk bertanya
e. Menjawab
pertanyaan audience
f. Meminta
audience untuk mengulangi
g. Memberi
Reinforcement (+)
Tujuan imunisasi
a. Menggali
pengetahuan Audience tentang tujuan imunisasi
b. Memberi
Reinforcement (+)
c. Menjelaskan
tujuan imunisasi
d. Memberi
audience kesempatan untuk bertanya
e. Menjawab
pertanyaan audience
f. Meminta
audience untuk mengulangi
g. Memberi
Reinforcement (+)
Manfaat
imunisasi
a. Menggali
pengetahuan Audience tentang manfaat imunisasi
b. Memberi
Reinforcement (+)
c. Menjelaskan
manfaat imunisasi
d. Memberi
audience kesempatan untuk bertanya
e. Menjawab
pertanyaan audience
f. Meminta
audience untuk mengulangi
g. Memberi
Reinforcement (+)
Macam-macam
imunisasi
a. Menggali
pengetahuan Audience tentang macam-macam imunisasi
b. Memberi
Reinforcement (+)
c. Menjelaskan
macam-macam imunisasi
d. Memberi
audience kesempatan untuk bertanya
e. Menjawab
pertanyaan audience
f. Meminta
audience untuk mengulangi
g. Memberi
Reinforcement (+)
|
Memperhatikan
dengan baik
Memberikan umpan balik
Mengemukakan pendapat
|
3.
|
5 menit
|
Tanya jawab
|
Menjawab pertanyaan
|
Memberikan
pertanyaan
|
4
|
5 menit
|
Penutup
|
1.
Menyimpulkan Materi
2.
Mengevaluasi
3.
Menutup kegiatan
|
Ikut serta
dalam menyimpulkan
|
E.
Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi
struktur
1. Diharapkan
jumlah peserta yang hadir sesuai dengan perencanaan
2. Diharapkan
waktu dan tempat sesuai dengan perencanaan
3. Diharapkan
tugas dan peran mahasiswa sesuai dengan perencanaan
4. Diharapkan
media dan alat penyuluhan sesuai rencana
b. Evaluasi
proses
1. Diharapkan
leader dapat membuka dan menutup acara dengan baik
2. Diharapkan
Co leader dapat menguasai materi dengan baik
3. Diharapkan
fasilitator berperan aktif dalam berjalannya penyuluhan
4. Diharapkan
peserta berperan aktif selama kegiatan
5. Diharapkan
peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
6. Diharapkan
peserta tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan
c. Evaluasi
hasil
Diharapkan 80% peserta mampu :
1. Menyebutkan
pengertian imunisasi
dengan
bahasa sendiri dengan benar
2. Menyebutkan
tujuan imunisasi
dengan bahasa sendiri dengan benar
3. Menyebutkan
manfaat imunisasi
dengan bahasa sendiri dengan benar
4. Menyebutkan
macam-macam imunisasi
dengan bahasa sendiri dengan benar
BAB
III
KEGIATAN
PENYULUHAN
A.
Pengertian
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia
terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. (Ranuh, 2008, p10)
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat
anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh
melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui mulut
(misalnya vaksin polio). (Hidayat, 2008, p54)
Imunisasi
berasal dari kata imun, kebal, resisten. Imunisasi berarti anak di berikan
kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal terhadap suatu penyakit
tapi belum kebal terhadap penyakit yang lain. (Notoatmodjo, 2003)
B.
Tujuan
Imunisasi
Tujuan imunisasi yaitu untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan suatu penyakit
tertentu dari dunia. (Ranuh, 2008, p10)
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan
kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak
yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit.
Secara umun tujuan imunisasi antara lain: (Atikah,
2010, p5)
1.
Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah
terserang penyakit menular
2.
Imunisasi sangat efektif mencegah
penyakit menular
3.
Imunisasi menurunkan angka mordibitas (angka
kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) pada balita
C. Manfaat Imunisasi
1. Untuk
anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat
atau kematian.
2. Untuk
keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit.
Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan
menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
3. Untuk
negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan
D.
Macam-macam
Imunisasi
1.
Imunisasi Bacillus Celmette-Guerin (BCG)
a.
Fungsi
Mencegah
penularan Tuberkulosis (TBC) tuberkulosis disebabkan oleh sekelompok bakteria
bernama Mycobacterium tuberculosis complex. Imunisasi BCG tidak mencegah
infeksi TB tetapi mengurangi risiko TB berat seperti meningitis TB atau TB
miliar.
b. Kontra Indikasi
Imunisasi BCG tidak boleh
diberikan pada kondisi:
1)
Seorang anak menderita penyakit kulit
yang berat atau menahun, seperti eksim, furunkulosis, dan sebagainya.
2)
Imunisasi tidak boleh diberikan pada
orang atau anak yang sedang menderita TBC
c. Efek Samping
Setelah
1-2 minggu diberikan imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat
suntikan yang berubah menjadi pastula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak
perlu pengobatan khusus, karena luka ini akan sembuh dengen sendirinya secara spontan.
2. Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, dan Tetanus)
a.
Fungsi
Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah 3
penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus. Difteri bersifat ganas,
mudah menular dan menyerang terutama saluran napas bagian atas.
Pertusis, merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh kuman Bordetella Perussis. Kuman ini mengeluarkan toksin
yang menyebabkan ambang rangsang batuk menjadi rendah sehingga bila terjadi
sedikit saja rangsangan akan terjadi batuk yang hebat dan lama, batuk terjadi
beruntun dan pada akhir batuk menarik napas panjang terdengar suara “hup” (whoop)
yang khas, biasanya disertai muntah. Batuk bisa mencapai 1-3 bulan, oleh
karena itu pertusis disebut juga “batuk seratus hari”
Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak
bahkan orang dewasa. Penderita akan mengalami kejang-kejang baik pada tubuh
maupun otot mulut sehingga mulut tidak bisa dibuka, pada bayi air susu ibu
tidak bisa masuk, selanjutnya penderita mengalami kesulitan menelan dan
kekakuan pada leher dan tubuh
b. Efek Samping
Pemberian imunisasi DPT memberikan efek
samping ringan dan berat, efek ringan seperti terjadi pembengkakan dan nyeri
pada tempat penyuntikan dan demam, sedangkan efek berat bayi menangis hebat
kerana kesakitan selama kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi
kejang, ensefalopati, dan syok.
3.
Imunisasi Campak
a.
Fungsi
Imunisasi campak ditujukan untuk memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit campak. Virus campak ditularkan melalui
melalui udara, menempel dan berkembang biak pada epitel nasifaring. Gejala campak panas, batuk, pilek
makin lama makin berate dan pada hari ke 10 mulai timbul ruam atau kemerahan
pada kulit.
b.
Kontraindikasi
Pemberian imunisasi tidak boleh dilakukan
pada orang yang mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukimia, dan limfoma.
c.
Efek Samping
Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam
ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah
vaksinasi.
4.
Imunisasi Polio
a.
Fungsi
Merupakan imunisasi yang bertujuan mencegah
penyakit poliomyelitis. Poliomielitis adalah penyakit pada susunan syaraf pusat
yang disebabkan oleh satu dari tiga virus yang berhubungan, yaitu virus polio
tipe 1, 2, atau 3. Polio menyebabkan demam, muntah-muntah, dan kakuatan otot
dan dapat menyerang syaraf-syaraf, mengakibatkan kelumpuhan permanen. Penyakit
ini dapat melumpuhkan otot pernapasan dan otot yang mendukung proses penelanan,
menyebabkan kematian
b.
Kontraindikasi
Pemberian imunisasi polio tidak boleh
dilakukan pada orang yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Namun, jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulang
dapat diberikan setelah sembuh.
5.
Imunisasi Hepatitis B
a. Fungsi
Imunisasi hepatitis B, ditujukan untuk memberi tubuh berkenalan
terhadap penyakit hepatitis B, disebakan oleh virus yang telah mempengaruhi
organ liver (hati). Virus ini akan tinggal selamanya dalam tubuh. Bayi-bayi
yang terjangkit virus hepatitis berisiko terkena kanker hati atau kerusakan
pada hati. Virus hepatitis B biasanya disebarkan melalui kontak dengan cairan
tubuh (darah, air liur, air mani) penderita penyakit ini, atau dari ibu ke anak
pada saat melahirkan. Gejala mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam, urine menjadi kuning
dan sakit perut.
b. Efek Samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan
disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya
hilang setelah 2 hari.
c. Kontraindikasi
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan
disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya
hilang setelah 2 hari.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Imunisasi telah
terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting.
Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan merupakan
usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular (Depkes RI, 2003)
Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan
dibandingkan dengan upaya kesehatan masyarakat lainnya
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh. Agar tubuh membuat zat
anti untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan kedalam tubuh
melalui suntikan (misalnya vaksin BCG, DPT dan campak) dan melalui mulut
(misalnya vaksin polio). (Hidayat, 2008, p54)
B. SARAN
Diharapkan
setelah melakukan penyuluhan masyarakat
mampu memahami tentang
imunisasi dan mampu berpartisipasi untuk pemberian imunisasi pada anak.
Langganan:
Postingan (Atom)