Rabu, 02 Desember 2015

Konsul Proposal 2



BAB I

PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang
Keluarga adalah suatu ikatan atau sekelompok orang yang  hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau tinggal dalam satu rumah. (Yohanes dkk, 2013)
Keluarga mempunyai peranan sangat penting dalam upaya peningkatan kesehatan dan pengurangan resiko penyakit dalam masyarakat karena keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga yang mendapat suatu masalah, satu anggota keluarga akan menjadi satu unit keluarga. Karena ada hubungan yang kuat antara keluarga dengan status anggota keluarganya. Peran keluarga sangat penting dalam setiap aspek keperawatan kesehatan anggota keluarganya untuk itu keluargalah yang berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan oleh keluarga. Status sehat dan sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi. (Yohanes dkk, 2013)
Tahap perkembangan keluarga ada delapan tahap, yaitu 1 pasangan baru (Beginning Family), tahap II dengan kelahiran anak pertama (Child  Bearing), tahap III dengan anak usia pra sekolah (Families With Preschool),tahap IV keluarga dengan anak usia sekolah (Families With SchoolChildren), tahap V keluarga dengan anak remaja (Families With Teenagers), tahap VI keluarga dengan anak dewasa pelepasan (Launcing CenterFamilies), tahap ke VII keluarga usia pertengahan (Middle Age Families), tahap VIII Keluarga Usia Lanjut. (Duvall, 2013)
Pada anak usia pra sekolah dimulai anak berusia 2,5 sampai 5 tahun. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, bergaul dengan teman sebaya, sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan, sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak tahu mana yang kotor dan mana yang bersih. Pada perkembangan ini anak mengalami lompatan kemajuan yang pesat. Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia pra sekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang rentan berbagai penyakit dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling baik dilakukan. (Yohanes dkk, 2013)
Masalah kesehatan yang bisa terjadi pada tahap perkembangan anak dengan usia prasekolah ini adalah perkembangannya tidak sesuai dengan tumbuh kembang. Sehingga dengan adanya masalah ini perlu bimbingan orangtua dalam mengawasi anak mereka, agar perkembangannya sesuai dengan tumbuh kembang masing-masing. Kemudian juga ada masalah tentang hubungan komunikasi antara anak dengan orang tua yang tidak efektif. Seperti peran Ibu sebagai pendidik, pengasuh di dalam rumah tangga tetapi lain halnya ibu yang menjadi wanita karir. Dalam keadaan tersebut kurangnya komunikasi yang terbuka antara anak dengan Ibu. Sehingga perlu adanya komunikasi yang fungsional yang harus di tingkatkan di dalam keluarga tersebut. (Cahyaningsih, 2011)
Berdasarkan hasil penelitian pada anak Pra Sekolah Angka kejadian masalah kesulitan makan di beberapa negara termasuk cukup tinggi. Sebuah penelitian oleh The Gateshead Millenium Baby Study pada tahun 2006 di Inggris menyebutkan 20% orangtua melaporkan anaknyamengalami masalah makan, dengan prevalensi tertinggi anak hanya mau makan makanan tertentu. Studi di Italia mengungkapkan 6% anak mengalami kesulitan makan, kemudian meningkat 25-40% pada saat fase akhir pertumbuhan. Surveilain di Amerika Serikat menyebutkan 19-50% orangtua mengeluhkan anaknyasangat pemilih dalam makan sehingga terjadi defisiensi zat gizi tertentu. (Harinda, 2013)
Survei yang telah dilakukan dikelurahan gunung sarik dari 10 KK 5 diantara keluarga tersebut mengatakan anaknya bermasalah pada pola makannya, ibunya mengatakan anaknya hanya suka makanan ringan saja. Keluarganya mengatakan porsi makanan yang biasanya diberikan tidak pernah dihabiskan. Untuk itu perlu peranan keluarga dalam mengatasi masalah perkembangan pada tahap anak Pra Sekolah di karenakan kurangnya pengetahuan keluarga terhadap tumbuh kembang anak tersebut,dan kurangnya pemahaman ibu tentang cara membujuk anak agar anak mau makan dengan teratur sehingga mempengaruhi baik atau buruknya tumbuh kembang anak tersebut, untuk itu ibu ataupun keluarga berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada pola makan anak dengan membuat porsi makan seunik mungkin agar anak tertarik untuk makan. Kemudian juga ada masalah tentang hubungan komunikasi antara anak dengan orang tua yang tidak efektif karena kurangnya keterbukaan anak kepada ibu, untuk itu peran seorang perawat dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan  kepada keluarga untuk memberikan bagaimana cara mengatasi permasalahan pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia Pra Sekolah sekaligus sebagai pemberi pelayanan kesehatan langsung kepada keluarga dengan mendemosntrasikan kepada keluarga bagaimana cara Asuhan Keperawatannya agar nantinya keluarga dapat melakukannya sendri.
Peran perawat pada anak Pra Sekolah adalah memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga agar dapat melakukan program usaha kesehatan pada keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga. Sebagai koordinator (penghubung) pada perawatan yang berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Sebagai pelindung ( advokat) memberikan perlindungan atas kesamaan keluarga dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Sebagai pemberi pelayanan kesehatan langsung pada keluarga. Sebagai konsultan (konselor) memberikan beberapa alternatif pemecahan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi keluarga tanpa harus ikut dalam pengambilan keputusan keluarga tersebut. Sebagai pengawas kesehatan keluarga yang dilakukan dengan kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga. Sebagai kolaborasi atau bekerja sama dengan puskesmas,rumah sakit, atau tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal. Sebagai fasilitator untuk membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatan. serta sebagai modifikasi lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan masyarakat agar tercapai lingkungan yang sehat (Yohanes dkk, 2013)
Berdasarkan data diatas penulis lebih tertarik untuk mengambil Asuhan keperawatan Keluarga pada Anak Pra Sekolah di Kelurahan Gunung Sarik Tahun 2016
B.        Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat dirumuskan bagaimana menerapan masalah pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tahap Perkembangan  Keluarga pada Tahap Anak Pra Sekolah di Kelurahan Gunung Sarik.

C.        Tujuan
1.         Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat memberikan Asuhan keperawatan keluarga secara efektif tentang bagaimana perkembangan keluarga pada Tahap Anak Pra Sekolah di Kelurahan Gunung Sarik Padang 2016.
2.         Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah.
b.      Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah.
c.       Mahasiswa mampu membuat rencana keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah.
d.      Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah.
e.       Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah.
f.       Mahasiswa mampu melakukan dokumentasi keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah.
D.        Manfaat Hasil Penelitian
1.  Bagi Peneliti
Bisa menambah pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan kemampuan peneliti tentang tahap perkembangan keluarga pada anak prasekolah dan menganalisis suatu permasalahan melalui suatu penelitian serta penerapan ilmu yang telah didapatkan dapat menjadi bahan lanjutan untuk penelitian selanjutnya.
2.  Bagi STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Diharapkan  kepada institusi pendidikan agar dapat digunakan sebagai referensi dan memberikan informasi tentang keluarga pada tahap anak Pra Sekolah.
3.   Bagi Keluarga dan Klien
            Dapat digunakan sebagai pengetahuan dan mampu memahami tentang perkembangan pada anak usia Pra Sekolah serta penatalaksanaanya.
4.  Bagi Kelurahan Gunung Sarik
            Sebagai bahan masukan dan informasi tentang keluarga pada tahap anak Pra Sekolah. 
  
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.    KONSEP DASAR KELUARGA
1.      Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (Sudiharto, 2012)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.  (Yohanes dkk, 2013)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yangberkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling bergantung. (Zaidin, 2010)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu yang ada didalamnya, dilihat dari hubungan untuk mencapai tujuan umun. (Zaidin, 2010)
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu-individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama. (Padila, 2012)
2.      Ciri- ciri Keluarga
a)      Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b)      Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk.
c)      Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomenclatur), termasuk perhitungan garis keturunan.
d)     Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e)       Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
(Yohanes dkk, 2013)

3.      Tipe Keluarga
1.      Nuclear Family ( keluarga inti )
Terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah.
2.      Extended Family ( keluarga besar )
Satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah.
3.      Single Parent Family
Satu keluarga yang dikepalai oleh satu keluarga dan hidup bersama anak-anaknya.
4.      Nuclear Dyed
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak.
5.      Blended Family
Satu keluara yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-masing pernah menikah.
6.      Three Generation Family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang tinggal dalam satu rumah.
7.      Single Adult Living Alone
Keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang hidup didalam rumahnya.
8.      Middle Age atau Elderly Couple
Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri separuh baya. (Gusti, 2013)

4.      Fungsi Keluarga
1.      Fungsi Afektif
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga.
2.      Fungsi Sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan interaksi sosial, dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial.
3.      Fungsi Reproduksi
Meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4.      Fungsi Ekonomi
Memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makan, minum, pakaiaan, dan perumahan.
5.      Fungsi Perawatan Keluarga
Keluarga menyediakan  makanan, pakaian, perlindungan dana Asuhan Kesehatan.
(Sudiharto, 2012)

5.      Struktur Keluarga
1.      Berdasarkan Jalur Hubungan Darah
a.       Patrilineal
Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam generasi, dimana hubungan itu disusun berdasarkan garis keturunan ayah.
b.      Matrilineal
Merupakan keluarga sedarah yang terdiri dari saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis keturunan ibu.
2.      Berdasarkan tempat tinggal
a.       Matrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
b.      Patrilokal
Merupakan sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
3.      Berdasarkan Pribadi Pengambilan Keputusan
a.       Patriakal
Merupakan dominan pengambilan keputusan ada pada suami.
b.      Matriakal
Merupakan dominasi pengambilan keputusan pada pihak istri. (Zaidin, 2010)
 Adapun ciri-ciri struktur keluarga, yaitu :
1.      Terorganisasi
Saling berhubungan dan saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2.      Keterbatasan
Setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam berinteraksi setiap anggota tidak bisa semena-menanya.
3.      Perbedaan dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
(Padila,2012)

6.      Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal, sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
Ayah sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat/kelompok sosial tertentu.
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh, pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat.
Anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spritual. (Zaidin, 2010)
7.      Tugas Keluarga
Tugas pokok keluarga :
1.      Pemeliharaan fisik keluarga yang anggotanya.
2.      Memelihara sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.      Pembagian tugas masing-masing anggotanya  sesuai dengan kedudukannya.
4.      Sosialisasi antar anggota keluarga.
5.      Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6.      Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7.      Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8.      Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga. (Gusti, 2013)
Adapun 5 pokok tugas keluarga yang dijabarkan oleh Friedman dalam Efendi dan Makhfudli (2009) yang sampai saat sekarang ini masih dipakai dalam asuhan keperawatan keluarga :
1.      Mengenal masalah kesehatan keluarga.
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehantanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana akan habis.
2.      Membuat keputusan tindakan yang tepat.
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.
3.      Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Keluarga harus mengetahui hal-hal :
a)      Keadaan penyakitnya.
b)      Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
c)      Keberadaan fasilitas.
d)     Sumber-sumber yang ada dalam keluarga.
e)      Sikap keluarga terhadap yang sakit.
4.      Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat.
Ketika menciptakan lingkungan yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal:
a)      Sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga.
b)      Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
c)      Pentingnya higiene sanitasi.
d)     Upaya pencegahan penyakit.
e)      Kekompakkan antar keluarga.
5.      Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat.
Hal-hal yang harus diketahui keluarga :
a)      Keberadaan fasilitas.
b)      Keuntungan yang diperoleh dari fasilitas.
c)      Tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas.
d)     Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas.
e)      Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

8.      Tahap Tumbuh Kembang Keluarga
1.         Tahap 1 (Pasangan Keluarga Baru/Keluarga Pemula)
Dimulai saat individu membentuk keluarga melalui perkawinan.
Tugas perkembangannya :
a.         Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
b.         Membina hubungan dengan keluarga lain.
c.         Keluarga berencana.
Masalah yang muncul penyesuain seksual, kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit kehamilan, keluarga berencana.
2.         Tahap II (Keluarga Anak Pertama/Child Bearing)
Dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan.
Tugas perkembangannya :
a.         Adaptasi perubahan anggota keluarga.
b.         Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c.         Membagi peran dan tanggung jawab.
d.         Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
e.         Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
Masalah yang muncul peningkatan kesehatan umum, imunisasi, tumbuh kembang anak.
3.         Tahap III (Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah)
Dimulai dari anak pertama berusia 2,5 tahun sampai 5 tahun. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, bergaul dengan teman sebaya,sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan, sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak tahu mana yang kotor dan bersih.
Tugas perkembangannya :
a.         Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
b.         Membantu anak bersosialisasi.
c.         Beradaptasi dengan anak baru lahir.
d.         Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga.
e.         Pembagian waktu.
f.          Pembagiaan tanggung jawab.
g.         Merencanakan kegiatan tumbuh kembang anak.
Masalah kesehatan yang muncul adalah penyakit menular,jatuh,luka bakar, keracunan dan luka bakar. Masalah kesehatan psikologis seperti hubungan perkawinan  sering mengalami perceraian,persaingan antar adik kakak, dan pengasuh anak.
            Peran perawat pada keluarga dengan anak usia pra sekolah:
a.         Pendidik atau Edukator.
b.         Koordinator atau Penghubung.
c.         Pelindung atau Advokat.
d.         Pemberi Pelayanan.
e.         Consultan atau Konselor.
f.          Pengawas Kesehatan
g.         Kolaborasi.
h.         Fasilitator.
i.          Modifikasi Lingkungan

4.         Tahap IV (Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah )
Diumulai ketika anak pertama berusia 6 tahun dan mulai sekolah dasar dan berkahir pada usia 13 tahun dimana merupakan awal dari masa remaja.
Tugas perkembangannya adalah :
a.         Keluarga beradptasi terhadap pengaruh teman.
b.         Membantu sosialisasi  anak terhadap lingkungan diluar rumah, sekolah.
c.         Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
d.         Menyediakan aktivitas untuk anak.
e.         Meningkatkan komunikasi terbuka.

5.         Tahap V (Keluarga Dengan Anak Remaja)
Dimulai sejak usia 13 tahun sampai dengan 20 tahun.
Tugas perkembangannya adalah :
a.         Pengembangan terhadap remaja.
b.         Memelihara komunikasi terbuka.
c.         Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
d.         Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anngota keluarga.
Masalah kesehatan yang muncul adalah patah tulang, cedera, penyalahan obat-obat terlarang.

6.         Tahap VI (Keluarga Dengan Anak Dewasa)
Dimulai sejak anak pertama meninggalkan rumah orang tua sampai anak terakhir.
Tugas perkembangannya adalah :
a.         Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b.         Mempertahankan keintiman pasangan.
c.         Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri.
d.         Membantu anak untuk mandiri.
e.         Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.
Masalah kesehatan yang muncul adalah masalah komunikasi dewasa muda dengan orang tua, masalah transisi peran bagi suami istri, obesitas , hipertensi.

7.         Tahap VII (Keluarga Usia Pertengahan)
Dimulai ketika anak terakhir meninggaalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal.
Tugas perkembangannya adalah :
a.         mempertahankan kesehatan
b.         meningkatkan keakraban pasangan.
c.         Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya.
d.         Mempertahankan pasangan dengan olahraga.
e.         Persiapan masa tua.
Masalah kesehatan yang muncul adalah hubungan perkawinan, tidak mampu merawat diri.

8.         Tahap VIII (Keluarga Usia Lanjut)
Dimulai salah satu atau dua pasangan memasuki pasa pensiun sampai keduanya meninggal.
Tugas perkembangannya :
a.         Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b.         Adaptasi dengan perubahan.
c.         Mempertahankan keakraban suami istri yang saling merawat.
d.         Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e.         Melakukan Life Review.
Masalah yang akan muncul adalah menurunnya kekuatan fisik, kerentanan psikologis, kesepian dan isolasi sosial. (Zaidin,2010)

B.     Konsep Tumbuh Kembang Pada Anak Pra Sekolah
1.      Tahap III (Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah)
Dimulai dari anak pertama berusia 2,5 tahun sampai 5 tahun. Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, bergaul dengan teman sebaya,sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan, sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak tahu mana yang kotor dan bersih.
Pada saat anak memasuki prasekolah, orang tua memasuki tahap ketiga yaitu menjadi orang tua, salah satunya adalah belajar untuk berpisah dari anak pada saat mereka berlatih dipusat penitipan anak atau taman kanak-kanak. Tahap ini berlanjut selama prasekolah dan tahun-tahun masa awal. Perpisahan sering kali dirasa sulit bagi orang tua, dan mereka perlu dukungan dan penjelasan tentang bagaimana anak prasekolah menguasai tugas perkembangan yang ikut berperan dalam pertumbuhan otonomi anak.
Tugas perkembangannya :
a.       Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
b.      Membantu anak bersosialisasi.
c.       Beradaptasi dengan anak baru lahir.
d.      Mempertahankan hubungan didalam maupun diluar keluarga.
e.       Pembagian waktu.
f.       Pembagiaan tanggung jawab.
g.      Merencanakan kegiatan tumbuh kembang anak.
Masalah kesehatan yang muncul adalah penyakit menular,jatuh,luka bakar, keracunan dan luka bakar. Masalah kesehatan psikologis seperti hubungan perkawinan  sering mengalami perceraian,persaingan antar adik kakak, dan pengasuh anak.
2.      Peran perawat pada keluarga dengan anak usia pra sekolah:
a.       Pendidik atau Edukator.
b.      Koordinator atau Penghubung.
c.       Pelindung atau Advokat.
d.      Pemberi Pelayanan.
e.       Consultan atau Konselor.
f.       Pengawas Kesehatan
g.      Kolaborasi.
h.      Fasilitator.
i.        Modifikasi Lingkungan
3.      Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia Pra Sekolah :
a.       Karakteristik Fisik.
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun pra sekolah. Waktu rata-rata denyut jantung dan pernafasan menurun hanya sedikit mendekati 90X/menit dan pernafasan 22-24 X/menit.  Tekanan darah meningkat ke nilai rata-rat 95/98mm/Hg. Berat badan anak-anak kira-kira 2,5 kg pertahun. Berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21kg, hampir 6 kali berat badan lahir.
b.      Perkembangan Kognitif (Jean Piaget).
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase Praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.
Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu :
1.      Prokonseptual (2-4 tahun).
Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi. Anak mulai menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu sekarang dan yang akan datang.
2.      Intutive Thought (4-7 tahun).
Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada tindakan yang akan dilakukan.
c.       Perkembangan Psikoseksual ( Sigmund Freud )
Selama fase ini, genetalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak ini mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.
d.      Perkembangan Psikososial (Eric Ericson)
Diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan berskplorasi terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa bersalah menyebabkan anak mengalami regresi yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol.
e.       Perkembangan Moral (kahlberg)
Fase ini terdiri dari dari 3 tahapan :
1)      Didasari adanya egosentris pada anak, yaitu kebaikan.
2)      Orientasi hukuman dan ketaatan.
3)      Anak berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan.

            Tugas perkembangan anak usia prasekolah :
a.       Personal /Social
1)      Upaya untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya.
2)      Menggali lingkungan atas hasil prakarsanya.
3)      Membanggakan, mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak.
4)      Keluarga merupakan kelompok utama.
5)      Kelompok meningkat kepentingannya.
6)      Menerima peran sesuai jenis kelaminnya.
7)      Agresif
b.      Motorik
1)      Meningkatnya kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah.
2)      Mengendarai sepeda dengan dua atau tiga.
3)      Melempar bola, tetapi sulit untuk menangkapnya.
c.       Bahasa dan kognitif
1)      Egosentrik.
2)      Keterampilan bahasa makin baik.
3)      Mengajukan banyak pertanyaan.
4)      Pemecahan masalah sederhana
d.      Ketakutan
1)      Pengrusakan diri.
2)      Disunat.
3)      Gelap.
4)      Ketidaktahuan.
5)      Objek bayangan.


ASUHAN KEPERAWATAN
FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

1.      Pengkajian
            I.            Identitas Klien
Pengkajian terhadap data umum keluarga :
1.      Nama                           :
2.      Umur                           :
3.      Alamat                         :
4.      Pekerjaan KK              :
5.       Pendidikan KK                      :
6.      Komposisi keluarga     :

N
O


Nama


L/P
Hubungan dengan
KK


Umur


Pendidikan
Imunisasi

BCG
POLIO
DPT
Hepatitis
Campak
1
2
3
4
1
2
3
1
2
3











































































7.      Genogram
Biasanya dalam pembuatan genogram dibuat dalam bentuk tiga generasi keturunan keluarga dengan symbol-simbol yang dipakai sebagai berikut :
Genogram : (simbol-simbol yang biasa digunakan)
                                           : laki-laki



                                          : perempuan


 
                                          : laki-laki meninggal

                                 : perempuan meninggal
                                                                         : menikah



                                           : klien laki-laki           

                                          : klien perempuan

                                           : cerai

                                                                         : tinggal serumah
 

              : tidak menikah
 

   : pisah



8.      Tipe keluarga
Biasanya menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta masalah-masalah yang terjadi dengan tipe keluarga.
9.      Suku bangsa
Biasanya pasangan yang memiliki perbedaan suku,khususnya pada daerah minang, dominan memiliki suku yang mengikuti garis keturunan ibu. Dan bahasa yang digunakan adalah bahasa daerah atau Indonesia.
10.  Agama
Biasanya dominan keluarga memiliki agama islam dan menjalankan inadah sesuai agama islam dengan baik.
11.  Status sosial ekonomi keluarga
Biasanya status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
Biasanya keluarga pada tahap anak pra sekolah sudah mulai banyak pengeluarannya karena bertambahnya anggota keluarga.
12.  Aktivitas rekreasi keluarga
Biasanya rekreasi dibutuhkan untuk memperkokoh dan mempertahankan ikatan keluarga, memperbaiki perasaan masing-masing anggota keluarga curah pendapat atau sharing, menurunkan ketegangan dan untuk bersenang-senang.
Biasanya keluarga anak pra sekolah menghabisakn waktu dengan rekreasi dengan cara membawa anak pergi rekreasi dihari libur. Dan menonton televisi.

         II.            Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1.      Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Biasanya pada tahap ini perkembangan keluarga mengacu pada delapan tahap kehidupan keluarga menurut duvall
2.      Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Biasanya pada tahap ini keluarga mulai merencanakan untuk menginginkan menambah anggota keluarga baru (anak kedua ) dan berusaha tetap memenuhi kebutuhan anak pertamanya.
3.      Riwayat Keluarga inti
Biasanya berawal dari berpacaran ataupun bisa juga dengan cara dijodohkan. Biasanya pasangan bisa menyesuaikan diri dengan baik.
4.      Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Biasanya mengenai riwayat kesehatan pada keluarga sebelumnya yang menyangkut pada kesehatan dari pihak suami dan istri.


5.    Riwayat Kesehatan Masing-Masing Keluarga
Biasanya menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga dan sumber pelayanan yang digunakan keluarga.
Tugas masing-masing keluarga biasanya ayah bertugas mencari nafkah untuk keluarga serta mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang dillakukan, ibu bertugas untuk mendidik anak dan memberikan kasih sayang kepada keluarga serta tugas anak untuk menghormati orangtua dan belajar (Yohanes dkk, 2013)


      III.            Pengkajian Lingkungan
1.      Karakteristik Rumah tahap
Biasanya pada tahap perkembangan ini keluarga memiliki empat kemungkinan tempat tinggal, yaitu tinggal dirumah sendiri, dirumah mertua,dirumah orang tua, dan dirumah kontrakan.
Mereka menempati kamar mandi sendiri, belum memiliki kecukupan perabot, penerangan yang baik, ventilasi yang cukup, susunan dan kondisi bangunan yang baik.
2.      Karakteristik Tetangga Dan Komunitas
Biasanya disuatu wilayah memiliki kegiatan seperti pengajian, arisan ataupun kegiatan seperti ibu-ibu PKK, sebagai keluarga dengan tahap anak prasekolah mereka mungkin sudah mampu mengikuti kegiatan di masyarakat.
3.      Mobilitas Geografis Keluarga
Biasanya keluarga ini belum bisa tinggal menetap dan suka berpindah-pindah, sehingga sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan.
4.      Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarkat
Biasanya keluarga berinteraksi
dengan masyarakat pada waktu senggang dan libur, seperti sore hari dan hari libur kerja berkumpul disuatu acara seperti pesta perkawinan dan acara kebesaran agama.

5.      Sistem pendukung Keluarga
Biasanya yang termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang sehat, fasilitas mencakup fasilitas fisik, psikologis dan sosial. Dan keluarga memiliki kartu jaminan kesehatan.

      IV.            Struktur keluarga
1.      Pola atau Cara Komunikasi Keluarga
Biasanya pola komunikasi yang digunakan dalam keluarga adalah komunikasi terbuka, dan menggunakan bahasa daerah ataupun indonesia
2.      Struktur kekuatan keluarga
Biasanya pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami sebagai kepala keluarga. Menyelesaikan masalah dengan musyawarah dan kekeluargaan.
3.      Struktur peran ( formal dan informal )
Biasanya suami menjalankan perannya sebagai pencari nafkah, pelindung keluarga, pendidik keluarga, dan istri menjalankan perannya sebagai pengasuh dan mnegurus rumah tangga
4.      Nilai dan Norma Keluarga
Biasanya keluarga membuat peraturan tertentu yang wajib dipatuhi seperti istri keluar rumah harus minta izin kepada suami dan tidak boleh merokok.

         V.            Fungsi Keluarga
1.      Fungsi Afektif
Biasanya keluarga pada tahap perkembangan anak pada pra sekolah ini memberikan kebebasan yang bertanggung jawab serta harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak menimbulkan permasalahan.
2.      Fungsi Sosialisasi
Biasanya keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarganya dalam bersosialisasi di lingkungan sekitarnya dan mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya.

3.      Fungsi perawatan kesehatan
a.      Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Biasanya keluarga ini belum terlalu mengenal masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala serta faktor yang mempengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah.
b.      Pengambilan keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Biasanya keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,apakah yang dirasakan menyerah terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari penyakit yang dialami serta mendapatkan informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasinya.
c.       Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Biasanya keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, serta mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d.      Kemampuan keluarga menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
Biasanya keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki, manfaat dari pemeliharaan lingkungan serta kekompakkan keluarga dalam meningkatkan kesehatan.
e.       Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Biasanya keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan serta tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan lebih terjangkau oleh keluarga.
4.      Fungsi reproduksi
Biasanya keluarga pada tahap anak prasekolah merencanakan untuk ingin menambah anak, serta memasang KB untuk mengatur  jumlah anak yang diinginkan.
5.      Fungsi ekonomi
Biasanya keluarga dengan tahap prasekolah ini sudah mempersiapkan segala kebutuhan seperti kebutuhan sehari-hari.

      VI.            Stres dan Koping Keluarga   
1.      Stresor Jangka panjang dan pendek
a.      Steros jangka pendek
Biasanya keluarga stres dan cemas meninggalkan anaknya sendirian dirumah dan takut anaknya merasa tidak disayang jika sering ditinggalkan
b.      Streos jangka panjang
biasanya  orang tua memikirkan masa depan anaknya yang akan tumbuh dan yang akan datang.
2.      Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor
Biasanya keluarga akan memasuki dunia si anak dan bermain serta menjadi sahabat bagi anaknya.
3.      Strategi Koping
Biasanya keluarga akan lebih mencari pengalaman dari orang terdekatnya.
4.      Strategi Adaptasi Disfungsional
Biasanya keluarga menyelesaikan masalah dengan cara bermusyawarah dengan keluarganya.
   VII.            Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

VIII.            Harapan Keluarga
Biasanya keluarga berharap dapat menyelesaikan masalah yang ada pada anak usia pra sekolah.

2.      Perumusan Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah keperawatan yang didapat dari data-data pada pengkajian yang berhubungan dengan etiologi yang berasal dari data-data pengkajian fungsi perawatan keluarga.

Diagnosa tahap perkembangan keluarga pada tahap anak usia Prasekolah yang mungkin muncul:
1.      Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kebutuhan Tumbuh Kembang pada anak usia prasekolah
2.      Komunikasi keluarga disfungsional berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal komunikasi dengan anak usia PraSekolah.

SKORING
(Baylon dan Maglaya,1978)
No
Kriteria
Skor
Bobot
Pembenaran
1
Sifat masalah :

a.       Tidak/kurang sehat
b.      Ancaman kesehatan
c.       Keadaan sejahtera/potensial
3

2

1
1
Argumen terhadap penentuan skala
2
Kemungkinan masalah dapat diubah :

a.       Dengan mudah
b.      Hanya sebagian
c.       Tidak dapat diubah


2
1
0
2

3
Potensial masalah untuk dicegah :
a.       Tinggi
b.      Cukup
c.       Rendah

3
2
1
1

4
Menonjolnya masalah :
a.       Masalah berat,harus segera ditangani
b.      Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
c.       Masalah tidak dirasakan

2


1


0
1



Skoring :
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
a)         Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b)         Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot
         Skore              x bobot
Angka tertinggi
c)         Jumlah skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah bobot )

3. Perencanaan Asuhan Keperawatan
Pelaksanaan merupakan tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan dan membangkitkan minat keluarga untuk mengadakan perbaikan kearah prilaku hidup sehat.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA ANAK PRA SEKOLAH
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan khusus
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi
Intervensi
1
Gangguan tumbuh kembang
Berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kebutuhan Tumbuh Kembang pada anak usia prasekolah.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3X45 menit diharapkan keluarga mampu mengatasi masalah kebutuhan Tumbuh Kembang pada Anak usia Prasekolah.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X45 menit diharapkan keluarga mampu :
1.      Mengenal masalah Tumbuh Kembang pada anak
1.1  Menyebutkan pengertian Tumbuh Kembang pada anak.








1.2  Menyebutkan Faktor pengaruh Tumbuh Kembang anak.













1.3  Menyebutkan  masalah Tumbuh Kembang anak











Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama  1X45 menit diharapkan keluarga mampu :
2.      Mengambil keputusan untuk Tumbuh Kembang pada anak
2.1. Memutuskan merawat anggota keluarga dengan masalah Tumbuh Kembang 

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X45 menit diharapkan keluarga mampu:
3.      Merawat anggota keluarga dengan masalah Tumbuh Kembang anak
3.1. Menyebutkan cara merawat Tumbuh Kembang anak

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X45 menit diharapkan keluarga mampu :
4.      Memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang pada anak
4.1. menyebutkan cara memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang pasa anak






4.2. Menyebutkan macam-macam memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak

















Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1X45 menit diharapkan keluarga mampu :
5.      Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan masalah Tumbuh Kembang anak
5.1. Menyebutkan pelayanan kesehatann yang dapat dikunjungi keluarga dengan masalah Tumbuh Kembang pada anak
5.2. Menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan dengan masalah Tumbuh Kembang pada anak















5.3. Memberi dukungan pada keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Respon Verbal



















Respon Verbal














Respon Verbal













Respon Verbal













Respon Verbal












Afektif





















Respon Verbal





















Respon Verbal
















Respon Verbal



















Respon Verbal





( Keluarga mampu menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan pada anak dengan bahasa sendiri atau minimal dengan leaflet )



Pertumbuhan adalah bertambahnya besar bagian tubuh dan dapat diukur.

Perkembangan adalah bertambahnya fungsi tubuh yang dicapai melalui belajar.

(Keluarga mampu menyebutkan 3 dari 6 faktor pengaruh Tumbuh Kembang pada anak).
a)      Herediter
b)      Lingkungan
c)      Sosial ekonomi
d)     Nutrisi
e)      Posisi anak dalam keluarga
f)       hormonal


(Keluarga mampu menyebutkan masalah Tumbuh Kembang pada anak dengan bahasa sendiri atau minimal dengan leaflet)
a)      Gangguan makan
b)      Gangguan tidur
c)      Gangguan bicara


Keluarga mampu memutuskan untuk memperhatikan Tumbuh Kembang anak










(Keluarga mampu menyebutkan cara merawat Tumbuh Kembang anak)
a)      Pemberian nutrisi yang cukup
b)      Pola asuh yang baik





Keluarga mampu memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak dengan cara :
a)      Memberikan stimulasi lingkungan pada anak
b)      Memberikan kenyamanan pada anak
c)      Memberikan kesempatan bermain dengan teman sebayanya
d)     Memberikan perawatan secara penuh (pengasuhan)

Keluarga mampu menyebutkan macam-macam memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak dengan cara :
a)      Menyediakan ruangan bermain didalam rumah
b)      Meluangkan waktu untuk bermain dengan anak
c)      Melakukan kegiatan yang disukai anak
d)     Berperan sebagai teman atau sahabat bagi anak

Keluarga mampu menyebutkan pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi dengan masalah Tumbuh Kembang anak :
a)      Puskesmas
b)      Rumah Bidan
c)      Rumah Sakit
d)     Praktek Dokter






Keluarga mampu menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan dengan masalah Tumbuh Kembang anak :
a)      Menambah pengetahuan keluarga dalam masalah Tumbuh Kembang anak
b)      Dapat menemukan penyelesaian masalah Tumbuh Kembang anak
Keluarga menggunakan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
1.1.1        Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang pengertian Tumbuh Kembang pada anak.
1.1.2        Beri reinforcement posistif atas jawaban keluarga.
1.1.3        Diskusikan tugas pengertian Tumbuh Kembang anak dengan keluarga.
1.1.4        Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
1.1.5        Jawab pertanyaan keluarga.
1.1.6        Minta kembali keluarga menyebutkan pengertian Tumbuh Kembang anak.
1.1.7        Berikan reinforcement posistif keberhasilan keluarga.





1.2.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang faktor pengaruh Tumbuh Kembang pada anak.
1.2.2 Beri reinforcement positif.
1.2.3 Diskusikan faktor penyebab Tumbuh Kembang anak dengan keluarga.
1.2.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
1.2.5 Jawab pertanyaan keluarga.
1.2.6 Minta kembali keluarga menyebutkan faktor pengaruh Tumbuh Kembang anak.
1.2.7 Berikan renforcement posistif atas keberhasilan keluarga

1.3.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang masalah Tumbuh Kembang pada anak
1.3.2 Beri reinforcement positif
1.3.3 Diskusi masalah Tumbuh Kembang anak dengan keluarga
1.3.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
1.3.5 Jawab pertanyaan keluarga
1.3.6 Minta kembali keluarga menyebutkan masalah Tumbuh Kembang anak
1.3.7 Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga

2.1.1 Beri kesempatan keluarga untuk mengambil keputusan
2.1.2 Bimbing keluarga untuk mengambil keputusan
2.1.3 Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga









3.1.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang Tumbuh Kembang anak
3.1.2 Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
3.1.3 Diskusikan Tumbuh Kembang anak dengan keluarga
3.1.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
3.1.5 Jawab pertanyaan keluarga
3.1.6 Minta kembali keluarga untuk menyebutkan Tumbuh Kembang anak
3.1.7 Beri reinforcement atas keberhasilan keluarga

4.1.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak
4.1.2 Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
4.1.3 Diskusikan cara memodifikasikan lingkungan  terhadap Tumbuh Kembang anak
4.1.4 Beri kesempatan keluarga  untuk bertanya
4.1.5 Jawab petanyaan keluarga
4.1.6 Minta kembali keluarga menyebutkan cara memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak
4.1.7 Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga





4.2.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang macam-macam memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak
4.2.2 Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
4.2.3 Diskusikan macam-macam memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak
4.2.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
4.2.5 Jawab pertanyaan keluarga
4.2.6 Minta kembali keluarga menyebutkan macam-macam memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak
4.2.7 Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga





5.1.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang fasilitas pelayanan kesehatan
5.1.2 Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
5.1.3 Diskusikan tentang fasilitas pelayanan kesehatan dengan keluarga
5.1.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
5.1.5 Jawab pertanyaan keluarga
5.1.6 Minta kembali keluarga untuk menyebutkan fasilitas pelayanan kesehatan
5.1.7 Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga




5.2.1 Kaji pengetahuan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan
5.2.2 Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
5.2.3 Diskusikan manfaat pelayanan kesehatan dengan keluarga
5.2.4 Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
5.2.5 Jawab pertanyaan keluarga
5.2.6 Minta kembali keluarga menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan
5.2.7 Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga







5.3.1 Beri dukungan keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan
5.3.2 Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga




Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
NO
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi
Intervensi
1.

Komunikasi keluarga disfungsional berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal komunikasi dengan anak prasekolah





















































Setelah di lakukan intervensi keperawatan selama 5x45 menit di harapkan keluarga mampu mengatasi masalah komunikasi disfungsional pada anak prasekolah
Setelah di lakukan intervensi selama 1x45 menit di harapkan keluarga mampu :
1.      Mengenal masalah komunikasi
1.1       menyebutkan pengertian komunikasi


























1.2       menyebutkan penyebab komunikasi disfungsional






























1.3       menyebutkan akibat komunikasi disfungsional






























1.4       mengidentiifikasi komunikasi disfungsional dalam keluarga











setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu :
2.     mengambil keputusan untuk komunikasi fungsional dalam keluarga
2.1  memutuskan merawat anggota keluarga dengan masalah komunikasi



setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x45 menit di harapkan keluarga mampu :
3.        merawat anggota keluarga dengan masalah komunikasi
3.1  menyebutkan cara perawatan komunikasi dalam keluarga



















3.2  menyebutkan keuntungan komunikasi fungsional dengan anak prasekolah

























setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu :
4.      memodifikasi lingkungan dengan berkomunikasi fungsional dengan keluarga
4.1  menyebutkan cara memodifikasi lingkungan dengan masalah komunikasi dengan anak prasekolah

























4.2  menyebutkan keuntungan memodifikasi lingkungn dengan komunikasi dengan anak prasekolah

























setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu :
5.      memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah
5.1  menyebutkan pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi keluarga dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah


























5.2  menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah



























5.3  memberi dukungan pada keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan





Respon Verbal


























Respon Verbal































Respon Verbal































Respon Verbal













Respon Verbal











Respon Verbal



























Respon Verbal




























Afektif






































Respon Verbal





























Respon Verbal







































Respon Verbal































Respon Verbal





(Keluarga mampu menyebutkan pengertian komunikasi dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan seperti leaflet).
Komunikasi adalah proses pertukaran perasaan, keinginan, kebutuhan, informasi, pendapat.


















(keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 penyebab komunikasi disfungsional dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan seperti leaflet).


























(keluarga mampu menyebutkan 2 dari 4 akibat komunikasi disfungsional dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan seperti leaflet).
Akibat komunikasi disfungsional :
1.      menghina
2.      gagal menggali isi komunikasi
3.      menggunakan diskualifikasi
4.      gagal memvalidasi isi komunikasi.
































Keluarga memutuskan untuk berkomunikasi fungsional dengan keluarga.









(keluarga mampu menyebutkan 3 dari 5 komunikasi fungsional dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan leaflet).
Cara komunikasi fungsional dalam keluarga :
1.      berkomunikasi secara selaras dan jelas
2.      berkomunikasi sesuai dengan emosional
3.      komunikasi yang terbuka
4.      komunikasi tidak menghakimi
5.      mendengarkan ungkapan komunikasi anak usia prasekolah.






Keluarga mampu menyebutkan keuntungan komunikasi fungsional anak usia prasekolah dengan kata-kata sendiri atau bantuan leaflet.
Keuntungan komunikasi fungsional dengan anak prasekolah adalah :
1.      terjadinya komunikasi terbuka
2.      anak usia prasekolah mampu mengungkapkan semua masalah dengan keluarga
3.      tidak terjadinya ketegangan peran dalam komunikasi










Keluarga mampu memodifikasi lingkungan keluarga dengan berkomunikasi fungsional.
Cara memodifikasi lingkungan berkomunikasi fungsional dalam keluarga :
1.      menyediakan ruangan yang dapat berkumpul bersama
2.      meluangkan waktu dengan anak usia prasekolah untuk mendengarkan ungkapan masalah
3.      menyediakan waktu untuk makan bersama
4.      melakukan kegiatan yang di sukai anak usia prasekolah
5.      melakukan rekreasi dengan anak prasekolah
6.      berperan sebagai teman atau sahabat bagi anak prasekolah







Keluarga mampu menyebutkan keuntungan memodifikasi lingkungan dengan anak prasekolah dengan bahasa sendiri atau bantuan leaflet.
Keuntungan memodifikasi lingkungan :
1.      mempermudah kedekatan anak prasekolah dengan orang tua
2.      anak prasekolah lebih nyaman mengungkapkan masalah yang di hadapinya
3.      komunikasi lebih terarah









Keluarga mampu menyebutkan pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah.
Pelayanan yang dapat di kunjungi :
1.      puskesmas yang memiliki konsul psikologis
2.      rumah sakit jiwa
3.      prakter dokter ahli kejiwaan



























Keluarga mampu menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan dengan masalah komunikasi dengan anak prasekolah,
Manfaat pelayanan kesehatan:
1.      menambah pengetahuan keluarga tentang masalah komunikasi
2.      dapat mengungkapkan masalah yang di rasakan dalam keluarga khususnya komunikasi dalam anak prasekolah
3.      dapat menemukan penyelesaian masalah komunikasi dengan tepat.







Keluarga menggunakan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat.





1.1.1        kaji pengetahuan pasien tentang pengertian komunikasi
1.1.2        beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
1.1.3        diskusikan pengertian komunikasi dengan keluarga
1.1.4        beri kesempatan keluarga untuk bertanya
1.1.5        jawab pertanyaan keluarga
1.1.6        minta kembali keluarga menyebutkan pengertian komunikasi
1.1.7        berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

1.2.1        kaji pengetahuan pasien tentang penyebab-penyebab komunikasi disfungsional
1.2.2        beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
1.2.3        diskusikan penyebab komunikasi disfungsional dengan keluarga
1.2.4        beri kesempatan keluarga untuk bertanya
1.2.5        jawab pertanyaan keluarga
1.2.6        minta kembali keluarga menyebutkan penyebab-penyebab komunikasi disfungsional
1.2.7        berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

1.3.1        kaji pengetahuan pasien tentang akibat komunikasi disfungsional
1.3.2        beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
1.3.3         diskusikan dengan keluarga tentang akibat komunikasi disfungsional
1.3.4         beri kesempatan keluarga untuk bertanya
1.3.5         jawab pertanyaan keluarga
1.3.6         minta kembali keluarga menyebutkan akibat komunikasi disfungsional.
1.3.7         berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.

1.4.1         tanyakan pada keluarga komunikasi disfungsional yang sering terjadi dalam keluarga
1.4.2          Berikan reinforcement positif atas identifikasi yang diberikan oleh keluarga


2.1.1        beri kesempatan keluarga untuk mengambil keputusan
2.1.2        bimbing keluarga untuk mengambil keputusan
2.1.3        beri renforcement positif atas keputusan keluarga


3.1.1        kaji pengetahuan keluarga tentang komunikasi fungsional
3.1.2        beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
3.1.3        diskusikan komunikasi fungsional dengan keluarga
3.1.4        beri kesempatan keluarga untuk bertanya
3.1.5        jawab pertanyaan keluarga
3.1.6        minta kembali keluarga menyebutkan komunikasi fungsional
3.1.7        berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga


3.2.1       kaji pengetahuan keluarga tentang cara komunikasi dengan anak prasekolah
3.2.2       beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
3.2.3       diskusikan cara komunikasi dengan anak prasekolah
3.2.4       Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
3.2.5       Jawab pertanyaan keluarga
3.2.6       Minta kembali keluarga menyebutkan cara komunikasi dengan anak prasekolah
3.2.7       Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga

4.1.1       kaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan dengan komunikasi fungsional
4.1.2       beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
4.1.3       diskusikan cara memodifikasi lingkungan dengan komunikasi fungsional
4.1.4       beri kesempatan keluarga untuk bertanya
4.1.5       jawab pertanyaan keluarga
4.1.6       minta kembali keluarga menyebutkan cara memodifikasi lingkungan dengan komunikasi fungsional
4.1.7       berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.


4.2.1        kaji pengetahuan keluarga tentang manfaat modifikasi lingkungan
4.2.2       Beri reinforcement atas jawaban keluarga
4.2.3       Diskusikan keuntungan modifikasi lingkungan
4.2.4       Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
4.2.5       Jawab pertanyaan keluarga
4.2.6       Minta kembali keluarga menyebutkan keuntungan modifikasi lingkungan
4.2.7       Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga


5.1.1        kaji pengetahuan keluarga tentang pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah.
5.1.2        beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
5.1.3        diskusikan kepada keluarga tentang pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah
5.1.4        beri kesempatan keluarga untuk bertanya
5.1.5        jawab pertanyaan keluarga
5.1.6        minta kembali keluarga menyebutkan pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah
5.1.7        berikan reinforcement postif atas keberhasilan keluarga

5.2.1         kaji pengetahuan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan
5.2.2        Beri reinforcement atas jawaban keluarga
5.2.3        Diskudikan manfaat pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi
5.2.4        Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
5.2.5        Jawab pertanyaan keluarga
5.2.6        Minta kembali keluarga menyebutkan pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi oleh keluarga.
5.2.7        Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.


5.3.1 beri dukungan keluarga untuk memanfaatkan
5.3.2 pelayanan kesehatan
Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.





Tindakan keperawatan mencakup hal dibawah ini :
a.       Menstimulasi kesadaran dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
1)      Memberikan informasi yang tepat.
2)      Harapan keluarga tentang kesehatan.
3)      Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan.
b.      Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
1)      Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan.
2)      Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki.
3)      Mendiskusikan tentang konsekuensi setiap tindakan.
c.       Memberikan kepercayaan disi selama merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :
1)      Mendemostrasikan cara perawatan.
2)      Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah.
3)      Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4)      Membantu keluarga untuk memelihara lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dengan cara :
a.       Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan.
b.      Melakukan perubahan lingkungan bersama keluarga.
c.       Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara :
1)      Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan.
2)      Membantu keluarga menggunakan fasilitas yang ada.

3.      Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilakukan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal, pelaksanaan adalah suatu perwujudn dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap rencana.

4.      Evaluasi
Pada tahap ini evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan disengaja dan terus menerus melibatkan klien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuannya untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak untuk melakukan pengkajian ulang.
Penilaian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP (subyektif, objektif, analisa, dan planning).
S   : Hal-hal yang dikemukakan keluarga
O  : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat diukur.
A  : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu pada tujuan dan   diagnosa.
P   : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respons keluarga.
Penilaian terhadap asuhan keperawatan juga dilakukan dengan melakukan penilaian tingkat kemandirian keluarga. Pada saat pengkajian, kemandirian keluarga dikaji untuk mengetahui tingkat kemandirian keluarga sebelum diberikan tindakan keperawatan. (Padila,2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar