BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga
adalah suatu ikatan atau sekelompok orang yang hidup atas dasar perkawinan antara orang
dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri
atau tinggal dalam satu rumah. (Yohanes dkk, 2013)
Keluarga
mempunyai peranan sangat penting dalam upaya peningkatan kesehatan dan
pengurangan resiko penyakit dalam masyarakat karena keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat. Keluarga yang mendapat suatu masalah, satu anggota
keluarga akan menjadi satu unit keluarga. Karena ada hubungan yang kuat antara
keluarga dengan status anggota keluarganya. Peran keluarga sangat penting dalam
setiap aspek keperawatan kesehatan anggota keluarganya untuk itu keluargalah
yang berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan oleh keluarga.
Status sehat dan sakit para anggota keluarga dan keluarga saling mempengaruhi.
(Yohanes dkk, 2013)
Tahap
perkembangan keluarga ada delapan tahap, yaitu 1 pasangan baru (Beginning Family), tahap II dengan
kelahiran anak pertama (Child Bearing), tahap III dengan anak usia pra
sekolah (Families With Preschool),tahap
IV keluarga dengan anak usia sekolah (Families
With SchoolChildren), tahap V keluarga dengan anak remaja (Families With Teenagers), tahap VI
keluarga dengan anak dewasa pelepasan (Launcing
CenterFamilies), tahap ke VII keluarga usia pertengahan (Middle Age Families), tahap VIII
Keluarga Usia Lanjut. (Duvall, 2013)
Pada
anak usia pra sekolah dimulai anak berusia 2,5 sampai 5 tahun. Pada tahap ini
anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, bergaul dengan teman sebaya,
sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan, sangat rawan dalam masalah
kesehatan, karena tidak tahu mana yang kotor dan mana yang bersih. Pada
perkembangan ini anak mengalami lompatan kemajuan yang pesat. Tidak hanya
kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia pra sekolah
ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang
tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang
rentan berbagai penyakit dan menimbulkan masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak jika kondisi kesehatan anak tidak ditangani secara baik oleh
praktisi kesehatan dan juga usaha-usaha pencegahan adalah yang tetap paling
baik dilakukan. (Yohanes dkk, 2013)
Masalah
kesehatan yang bisa terjadi pada tahap perkembangan anak dengan usia prasekolah
ini adalah perkembangannya tidak sesuai dengan tumbuh kembang. Sehingga dengan
adanya masalah ini perlu bimbingan orangtua dalam mengawasi anak mereka, agar
perkembangannya sesuai dengan tumbuh kembang masing-masing. Kemudian juga ada
masalah tentang hubungan komunikasi antara anak dengan orang tua yang tidak efektif.
Seperti peran Ibu sebagai pendidik, pengasuh di dalam rumah tangga tetapi lain
halnya ibu yang menjadi wanita karir. Dalam keadaan tersebut kurangnya
komunikasi yang terbuka antara anak dengan Ibu. Sehingga perlu adanya
komunikasi yang fungsional yang harus di tingkatkan di dalam keluarga tersebut.
(Cahyaningsih, 2011)
Berdasarkan
hasil penelitian pada anak Pra Sekolah Angka kejadian masalah kesulitan makan
di beberapa negara termasuk cukup tinggi. Sebuah penelitian oleh The Gateshead Millenium Baby Study pada tahun
2006 di Inggris menyebutkan 20% orangtua melaporkan anaknyamengalami masalah
makan, dengan prevalensi tertinggi anak hanya mau makan makanan tertentu. Studi
di Italia mengungkapkan 6% anak mengalami kesulitan makan, kemudian meningkat
25-40% pada saat fase akhir pertumbuhan. Surveilain di Amerika Serikat
menyebutkan 19-50% orangtua mengeluhkan anaknyasangat pemilih dalam makan
sehingga terjadi defisiensi zat gizi tertentu. (Harinda, 2013)
Survei
yang telah dilakukan dikelurahan gunung sarik dari 10 KK 5 diantara keluarga
tersebut mengatakan anaknya bermasalah pada pola makannya, ibunya mengatakan
anaknya hanya suka makanan ringan saja. Keluarganya mengatakan porsi makanan
yang biasanya diberikan tidak pernah dihabiskan. Untuk itu perlu peranan
keluarga dalam mengatasi masalah perkembangan pada tahap anak Pra Sekolah di
karenakan kurangnya pengetahuan keluarga terhadap tumbuh kembang anak tersebut,dan kurangnya
pemahaman ibu tentang cara membujuk anak agar anak mau makan dengan teratur
sehingga mempengaruhi baik atau buruknya tumbuh kembang anak tersebut, untuk
itu ibu ataupun keluarga berperan penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan pada pola makan anak dengan membuat porsi makan seunik mungkin
agar anak tertarik untuk makan. Kemudian juga ada masalah tentang hubungan
komunikasi antara anak dengan orang tua yang tidak efektif karena kurangnya
keterbukaan anak kepada ibu, untuk itu peran seorang perawat dengan memberikan
penyuluhan dan pendidikan kepada
keluarga untuk memberikan bagaimana cara mengatasi permasalahan pertumbuhan dan
perkembangan pada anak usia Pra Sekolah sekaligus sebagai pemberi pelayanan
kesehatan langsung kepada keluarga dengan mendemosntrasikan kepada keluarga
bagaimana cara Asuhan Keperawatannya agar nantinya keluarga dapat melakukannya
sendri.
Peran
perawat pada anak Pra Sekolah adalah memberikan pendidikan kesehatan pada
keluarga agar dapat melakukan program usaha kesehatan pada keluarga secara
mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga. Sebagai
koordinator (penghubung) pada perawatan yang berkelanjutan agar pelayanan yang
komprehensif dapat tercapai. Sebagai pelindung ( advokat) memberikan
perlindungan atas kesamaan keluarga dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
Sebagai pemberi pelayanan kesehatan langsung pada keluarga. Sebagai konsultan
(konselor) memberikan beberapa alternatif pemecahan yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi keluarga tanpa harus ikut dalam pengambilan keputusan
keluarga tersebut. Sebagai pengawas kesehatan keluarga yang dilakukan dengan
kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi tentang kesehatan keluarga.
Sebagai kolaborasi atau bekerja sama dengan puskesmas,rumah sakit, atau tim
kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal. Sebagai
fasilitator untuk membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan
derajat kesehatan. serta sebagai modifikasi lingkungan baik lingkungan fisik
maupun lingkungan masyarakat agar tercapai lingkungan yang sehat (Yohanes dkk,
2013)
Berdasarkan
data diatas penulis lebih tertarik untuk mengambil Asuhan keperawatan Keluarga
pada Anak Pra Sekolah di Kelurahan Gunung Sarik Tahun 2016
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang diuraikan diatas, dapat dirumuskan bagaimana menerapan
masalah pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tahap Perkembangan Keluarga pada Tahap Anak Pra Sekolah di
Kelurahan Gunung Sarik.
C. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Agar
mahasiswa dapat memberikan Asuhan keperawatan keluarga secara efektif tentang
bagaimana perkembangan keluarga pada Tahap Anak Pra Sekolah di Kelurahan Gunung
Sarik Padang 2016.
2. Tujuan
Khusus
a. Mahasiswa
mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah.
b. Mahasiswa
mampu menegakkan diagnosa keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak
Pra Sekolah.
c. Mahasiswa
mampu membuat rencana keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Pra Sekolah.
d. Mahasiswa
mampu melakukan tindakan keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak
Pra Sekolah.
e. Mahasiswa
mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak
Pra Sekolah.
f. Mahasiswa
mampu melakukan dokumentasi keperawatan keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak
Pra Sekolah.
D. Manfaat
Hasil Penelitian
1. Bagi Peneliti
Bisa
menambah pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan kemampuan peneliti tentang
tahap perkembangan keluarga pada anak prasekolah dan menganalisis suatu
permasalahan melalui suatu penelitian serta penerapan ilmu yang telah
didapatkan dapat menjadi bahan lanjutan untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat
digunakan sebagai referensi dan memberikan informasi tentang keluarga pada
tahap anak Pra Sekolah.
3. Bagi Keluarga dan Klien
Dapat digunakan sebagai pengetahuan
dan mampu memahami tentang perkembangan pada anak usia Pra Sekolah serta
penatalaksanaanya.
4. Bagi Kelurahan Gunung Sarik
Sebagai bahan masukan dan informasi
tentang keluarga pada tahap anak Pra Sekolah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR KELUARGA
1.
Definisi
Keluarga
Keluarga
adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang
sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa
kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. (Sudiharto, 2012)
Keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam satu rumah
tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. (Yohanes dkk, 2013)
Keluarga
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yangberkumpul serta tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling bergantung. (Zaidin, 2010)
Keluarga
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi, dan
kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum,
meningkatkan perkembangan fisik, mental, dan emosional serta sosial individu
yang ada didalamnya, dilihat dari hubungan untuk mencapai tujuan umun. (Zaidin,
2010)
Keluarga
adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi kelahiran yang
bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu-individu yang
ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk
mencapai tujuan bersama. (Padila, 2012)
2.
Ciri-
ciri Keluarga
a) Keluarga
merupakan hubungan perkawinan.
b) Keluarga
berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan perkawinan yang
sengaja dibentuk.
c) Keluarga
mempunyai suatu sistem tata nama (nomenclatur), termasuk perhitungan garis
keturunan.
d) Keluarga
mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya berkaitan dengan
kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
e) Keluarga mempunyai tempat tinggal bersama,
rumah atau rumah tangga.
(Yohanes dkk, 2013)
3.
Tipe
Keluarga
1. Nuclear Family
( keluarga inti )
Terdiri dari orang tua
dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah.
2. Extended Family
( keluarga besar )
Satu atau dua keluarga
inti yang tinggal dalam satu rumah.
3.
Single
Parent Family
Satu keluarga yang
dikepalai oleh satu keluarga dan hidup bersama anak-anaknya.
4.
Nuclear
Dyed
Keluarga yang terdiri
dari sepasang suami istri tanpa anak.
5.
Blended
Family
Satu keluara yang
terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-masing pernah menikah.
6.
Three
Generation Family
Keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang tinggal dalam satu rumah.
7.
Single
Adult Living Alone
Keluarga yang hanya
terdiri dari satu orang dewasa yang hidup didalam rumahnya.
8.
Middle
Age atau Elderly Couple
Keluarga yang terdiri dari sepasang
suami istri separuh baya. (Gusti, 2013)
4.
Fungsi
Keluarga
1. Fungsi
Afektif
Berhubungan dengan
fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga.
2. Fungsi
Sosialisasi
Proses perkembangan dan
perubahan yang dilalui individu menghasilkan interaksi sosial, dan individu
tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial.
3. Fungsi
Reproduksi
Meneruskan kelangsungan
keturunan dan menambah sumber daya manusia.
4. Fungsi
Ekonomi
Memenuhi kebutuhan
keluarga, seperti makan, minum, pakaiaan, dan perumahan.
5. Fungsi
Perawatan Keluarga
Keluarga
menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan dana Asuhan Kesehatan.
(Sudiharto, 2012)
5.
Struktur
Keluarga
1. Berdasarkan
Jalur Hubungan Darah
a. Patrilineal
Merupakan keluarga
sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam generasi, dimana hubungan itu disusun
berdasarkan garis keturunan ayah.
b. Matrilineal
Merupakan keluarga
sedarah yang terdiri dari saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui garis keturunan ibu.
2. Berdasarkan
tempat tinggal
a. Matrilokal
Merupakan sepasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
b. Patrilokal
Merupakan sepasang
suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
3. Berdasarkan
Pribadi Pengambilan Keputusan
a. Patriakal
Merupakan dominan
pengambilan keputusan ada pada suami.
b. Matriakal
Merupakan dominasi pengambilan
keputusan pada pihak istri. (Zaidin, 2010)
Adapun ciri-ciri struktur keluarga, yaitu :
1. Terorganisasi
Saling berhubungan dan
saling ketergantungan antara anggota keluarga.
2. Keterbatasan
Setiap anggota keluarga
memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga dalam berinteraksi
setiap anggota tidak bisa semena-menanya.
3. Perbedaan
dan Kekhususan
Setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
(Padila,2012)
6.
Peran
Keluarga
Peran adalah seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, dan kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan satuan
tertentu. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
Ayah sebagai pemimpin keluarga, pencari nafkah,
pendidik, pelindung/pengayom, dan pemberi rasa aman kepada anggota keluarga.
Selain itu, sebagai anggota masyarakat/kelompok sosial tertentu.
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh,
pendidik anak-anak, pelindung keluarga, dan juga sebagai pencari nafkah
tambahan keluarga. Selain itu, sebagai anggota masyarakat.
Anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spritual. (Zaidin, 2010)
7.
Tugas
Keluarga
Tugas
pokok keluarga :
1. Pemeliharaan
fisik keluarga yang anggotanya.
2. Memelihara
sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian
tugas masing-masing anggotanya sesuai
dengan kedudukannya.
4. Sosialisasi
antar anggota keluarga.
5. Pengaturan
jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan
ketertiban anggota keluarga.
7. Penempatan
anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
8. Membangkitkan
dorongan dan semangat para anggota keluarga. (Gusti, 2013)
Adapun
5 pokok tugas keluarga yang dijabarkan oleh Friedman dalam Efendi dan Makhfudli
(2009) yang sampai saat sekarang ini masih dipakai dalam asuhan keperawatan
keluarga :
1. Mengenal
masalah kesehatan keluarga.
Kesehatan merupakan
kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala
sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehantanlah kadang seluruh kekuatan
sumber daya dan dana akan habis.
2. Membuat
keputusan tindakan yang tepat.
Sebelum keluarga dapat
membuat keputusan yang tepat mengenai masalah kesehatan yang dialaminya,
perawat harus dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat memfasilitasi
keluarga dalam membuat keputusan.
3. Memberi
perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
Keluarga harus
mengetahui hal-hal :
a) Keadaan
penyakitnya.
b) Sifat
dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
c) Keberadaan
fasilitas.
d) Sumber-sumber
yang ada dalam keluarga.
e) Sikap
keluarga terhadap yang sakit.
4. Mempertahankan
atau mengusahakan suasana rumah yang sehat.
Ketika menciptakan
lingkungan yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal:
a) Sumber-sumber
yang dimiliki oleh keluarga.
b) Keuntungan
atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
c) Pentingnya
higiene sanitasi.
d) Upaya
pencegahan penyakit.
e) Kekompakkan
antar keluarga.
5. Menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat.
Hal-hal yang harus
diketahui keluarga :
a) Keberadaan
fasilitas.
b) Keuntungan
yang diperoleh dari fasilitas.
c) Tingkat
kepercayaan keluarga terhadap petugas.
d) Pengalaman
yang kurang baik terhadap petugas.
e) Fasilitas
kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
8.
Tahap
Tumbuh Kembang Keluarga
1. Tahap 1 (Pasangan Keluarga
Baru/Keluarga Pemula)
Dimulai
saat individu membentuk keluarga melalui perkawinan.
Tugas
perkembangannya :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
kehidupan baru.
b. Membina hubungan dengan keluarga lain.
c. Keluarga berencana.
Masalah
yang muncul penyesuain seksual, kehamilan yang tidak direncanakan, penyakit
kehamilan, keluarga berencana.
2. Tahap II (Keluarga Anak Pertama/Child
Bearing)
Dimulai
sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan.
Tugas
perkembangannya :
a. Adaptasi perubahan anggota keluarga.
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan.
c. Membagi peran dan tanggung jawab.
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan
dan perkembangan anak.
e. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara
rutin.
Masalah
yang muncul peningkatan kesehatan umum, imunisasi, tumbuh kembang anak.
3. Tahap III (Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah)
Dimulai
dari anak pertama berusia 2,5 tahun sampai 5 tahun. Pada tahap ini anak sudah
mulai mengenal kehidupan sosialnya, bergaul dengan teman sebaya,sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan, sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena
tidak tahu mana yang kotor dan bersih.
Tugas
perkembangannya :
a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
b. Membantu anak bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak baru lahir.
d. Mempertahankan hubungan didalam maupun
diluar keluarga.
e. Pembagian waktu.
f. Pembagiaan tanggung jawab.
g. Merencanakan kegiatan tumbuh kembang
anak.
Masalah
kesehatan yang muncul adalah penyakit menular,jatuh,luka bakar, keracunan dan
luka bakar. Masalah kesehatan psikologis seperti hubungan perkawinan sering mengalami perceraian,persaingan antar
adik kakak, dan pengasuh anak.
Peran perawat pada keluarga dengan
anak usia pra sekolah:
a. Pendidik atau Edukator.
b. Koordinator atau Penghubung.
c. Pelindung atau Advokat.
d. Pemberi Pelayanan.
e. Consultan atau Konselor.
f. Pengawas Kesehatan
g. Kolaborasi.
h. Fasilitator.
i. Modifikasi Lingkungan
4. Tahap IV (Keluarga Dengan Anak Usia
Sekolah )
Diumulai
ketika anak pertama berusia 6 tahun dan mulai sekolah dasar dan berkahir pada
usia 13 tahun dimana merupakan awal dari masa remaja.
Tugas
perkembangannya adalah :
a. Keluarga beradptasi terhadap pengaruh
teman.
b. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan diluar rumah,
sekolah.
c. Mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual.
d. Menyediakan aktivitas untuk anak.
e. Meningkatkan komunikasi terbuka.
5. Tahap V (Keluarga Dengan Anak Remaja)
Dimulai
sejak usia 13 tahun sampai dengan 20 tahun.
Tugas
perkembangannya adalah :
a. Pengembangan terhadap remaja.
b. Memelihara komunikasi terbuka.
c. Memelihara hubungan intim dalam
keluarga.
d. Mempersiapkan perubahan sistem peran
dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anngota
keluarga.
Masalah
kesehatan yang muncul adalah patah tulang, cedera, penyalahan obat-obat
terlarang.
6. Tahap VI (Keluarga Dengan Anak Dewasa)
Dimulai
sejak anak pertama meninggalkan rumah orang tua sampai anak terakhir.
Tugas
perkembangannya adalah :
a. Memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman pasangan.
c. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri.
d. Membantu anak untuk mandiri.
e. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat
menjadi contoh bagi anak-anaknya.
Masalah
kesehatan yang muncul adalah masalah komunikasi dewasa muda dengan orang tua,
masalah transisi peran bagi suami istri, obesitas , hipertensi.
7. Tahap VII (Keluarga Usia Pertengahan)
Dimulai
ketika anak terakhir meninggaalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
salah satu pasangan meninggal.
Tugas
perkembangannya adalah :
a. mempertahankan kesehatan
b. meningkatkan keakraban pasangan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan teman sebaya.
d. Mempertahankan pasangan dengan
olahraga.
e. Persiapan masa tua.
Masalah
kesehatan yang muncul adalah hubungan perkawinan, tidak mampu merawat diri.
8. Tahap VIII (Keluarga Usia Lanjut)
Dimulai
salah satu atau dua pasangan memasuki pasa pensiun sampai keduanya meninggal.
Tugas
perkembangannya :
a. Mempertahankan suasana rumah yang
menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri
yang saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan
sosial masyarakat.
e. Melakukan Life Review.
Masalah
yang akan muncul adalah menurunnya kekuatan fisik, kerentanan psikologis,
kesepian dan isolasi sosial. (Zaidin,2010)
B.
Konsep
Tumbuh Kembang Pada Anak Pra Sekolah
1. Tahap
III (Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah)
Dimulai
dari anak pertama berusia 2,5 tahun sampai 5 tahun. Pada tahap ini anak sudah
mulai mengenal kehidupan sosialnya, bergaul dengan teman sebaya,sangat sensitif
terhadap pengaruh lingkungan, sangat rawan dalam masalah kesehatan, karena
tidak tahu mana yang kotor dan bersih.
Pada
saat anak memasuki prasekolah, orang tua memasuki tahap ketiga yaitu menjadi
orang tua, salah satunya adalah belajar untuk berpisah dari anak pada saat
mereka berlatih dipusat penitipan anak atau taman kanak-kanak. Tahap ini
berlanjut selama prasekolah dan tahun-tahun masa awal. Perpisahan sering kali
dirasa sulit bagi orang tua, dan mereka perlu dukungan dan penjelasan tentang
bagaimana anak prasekolah menguasai tugas perkembangan yang ikut berperan dalam
pertumbuhan otonomi anak.
Tugas perkembangannya :
a. Pemenuhan
kebutuhan anggota keluarga.
b. Membantu
anak bersosialisasi.
c. Beradaptasi
dengan anak baru lahir.
d. Mempertahankan
hubungan didalam maupun diluar keluarga.
e. Pembagian
waktu.
f. Pembagiaan
tanggung jawab.
g. Merencanakan
kegiatan tumbuh kembang anak.
Masalah kesehatan yang
muncul adalah penyakit menular,jatuh,luka bakar, keracunan dan luka bakar.
Masalah kesehatan psikologis seperti hubungan perkawinan sering mengalami perceraian,persaingan antar
adik kakak, dan pengasuh anak.
2. Peran
perawat pada keluarga dengan anak usia pra sekolah:
a. Pendidik
atau Edukator.
b. Koordinator
atau Penghubung.
c. Pelindung
atau Advokat.
d. Pemberi
Pelayanan.
e. Consultan
atau Konselor.
f. Pengawas
Kesehatan
g. Kolaborasi.
h. Fasilitator.
i.
Modifikasi Lingkungan
3. Pertumbuhan
dan Perkembangan anak usia Pra Sekolah :
a. Karakteristik
Fisik.
Beberapa aspek
pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun pra sekolah. Waktu rata-rata
denyut jantung dan pernafasan menurun hanya sedikit mendekati 90X/menit dan
pernafasan 22-24 X/menit. Tekanan darah
meningkat ke nilai rata-rat 95/98mm/Hg. Berat badan anak-anak kira-kira 2,5 kg
pertahun. Berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21kg, hampir 6
kali berat badan lahir.
b. Perkembangan
Kognitif (Jean Piaget).
Fase berkembangan
kognitif anak usia prasekolah adalah fase Praoperasional. Karakteristik utama
perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris.
Fase ini dibagi menjadi
2 yaitu :
1. Prokonseptual
(2-4 tahun).
Anak mulai
mengembangkan kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi. Anak mulai menggunakan
simbol kata-kata, mengingat masa lalu sekarang dan yang akan datang.
2. Intutive
Thought (4-7 tahun).
Anak mampu
bermasyarakat namun masih belum mampu berpikir timbal balik. Anak biasanya
banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa memberi alasan pada
tindakan yang akan dilakukan.
c. Perkembangan
Psikoseksual ( Sigmund Freud )
Selama fase ini,
genetalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak ini
mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan
jenis kelamin.
d. Perkembangan
Psikososial (Eric Ericson)
Diperoleh dengan cara
mengkaji lingkungan melalui kemampuan berskplorasi terhadap lingkungannya. Anak
belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Kemampuan anak
berbahasa meningkat. Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak
mampu berprestasi. Rasa bersalah menyebabkan anak mengalami regresi yaitu
kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol.
e. Perkembangan
Moral (kahlberg)
Fase ini terdiri dari
dari 3 tahapan :
1) Didasari
adanya egosentris pada anak, yaitu kebaikan.
2) Orientasi
hukuman dan ketaatan.
3) Anak
berfokus pada motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan.
Tugas perkembangan anak usia
prasekolah :
a. Personal
/Social
1) Upaya
untuk menciptakan diri sendiri seperti orang tuanya.
2) Menggali
lingkungan atas hasil prakarsanya.
3) Membanggakan,
mempunyai perasaan yang tidak dapat dirusak.
4) Keluarga
merupakan kelompok utama.
5) Kelompok
meningkat kepentingannya.
6) Menerima
peran sesuai jenis kelaminnya.
7) Agresif
b. Motorik
1) Meningkatnya
kemampuan bergerak dan koordinasi jadi lebih mudah.
2) Mengendarai
sepeda dengan dua atau tiga.
3) Melempar
bola, tetapi sulit untuk menangkapnya.
c. Bahasa
dan kognitif
1) Egosentrik.
2) Keterampilan
bahasa makin baik.
3) Mengajukan
banyak pertanyaan.
4) Pemecahan
masalah sederhana
d. Ketakutan
1) Pengrusakan
diri.
2) Disunat.
3) Gelap.
4) Ketidaktahuan.
5) Objek
bayangan.
ASUHAN
KEPERAWATAN
FORMAT
PENGKAJIAN KELUARGA
1.
Pengkajian
I.
Identitas
Klien
Pengkajian terhadap
data umum keluarga :
1. Nama
:
2. Umur :
3. Alamat :
4. Pekerjaan
KK :
5. Pendidikan KK :
6. Komposisi
keluarga :
N
O
|
Nama
|
L/P
|
Hubungan
dengan
KK
|
Umur
|
Pendidikan
|
Imunisasi
|
|||||||||||
BCG
|
POLIO
|
DPT
|
Hepatitis
|
Campak
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
Genogram
Biasanya dalam
pembuatan genogram dibuat dalam bentuk tiga generasi keturunan keluarga dengan
symbol-simbol yang dipakai sebagai berikut :
Genogram
: (simbol-simbol yang biasa digunakan)
: laki-laki
:
perempuan
|
:
laki-laki meninggal
: perempuan meninggal
:
menikah
:
klien laki-laki
:
klien perempuan
:
cerai
: tinggal serumah
: tidak menikah
: pisah
8.
Tipe
keluarga
Biasanya menjelaskan
mengenai tipe keluarga beserta masalah-masalah yang terjadi dengan tipe
keluarga.
9.
Suku
bangsa
Biasanya pasangan yang
memiliki perbedaan suku,khususnya pada daerah minang, dominan memiliki suku
yang mengikuti garis keturunan ibu. Dan bahasa yang digunakan adalah bahasa
daerah atau Indonesia.
10. Agama
Biasanya dominan
keluarga memiliki agama islam dan menjalankan inadah sesuai agama islam dengan
baik.
11. Status sosial ekonomi keluarga
Biasanya status sosial
ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan, baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi keluarga ditentukan
pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
Biasanya keluarga pada
tahap anak pra sekolah sudah mulai banyak pengeluarannya karena bertambahnya
anggota keluarga.
12. Aktivitas rekreasi keluarga
Biasanya rekreasi
dibutuhkan untuk memperkokoh dan mempertahankan ikatan keluarga, memperbaiki
perasaan masing-masing anggota keluarga curah pendapat atau sharing, menurunkan
ketegangan dan untuk bersenang-senang.
Biasanya keluarga anak
pra sekolah menghabisakn waktu dengan rekreasi dengan cara membawa anak pergi
rekreasi dihari libur. Dan menonton televisi.
II.
Riwayat
Dan Tahap Perkembangan Keluarga
1.
Tahap
Perkembangan Keluarga saat ini
Biasanya pada tahap ini
perkembangan keluarga mengacu pada delapan tahap kehidupan keluarga menurut
duvall
2.
Tahap
Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Biasanya pada tahap ini
keluarga mulai merencanakan untuk menginginkan menambah anggota keluarga baru
(anak kedua ) dan berusaha tetap memenuhi kebutuhan anak pertamanya.
3.
Riwayat
Keluarga inti
Biasanya berawal dari
berpacaran ataupun bisa juga dengan cara dijodohkan. Biasanya pasangan bisa
menyesuaikan diri dengan baik.
4.
Riwayat
Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Biasanya mengenai
riwayat kesehatan pada keluarga sebelumnya yang menyangkut pada kesehatan dari
pihak suami dan istri.
5.
Riwayat
Kesehatan Masing-Masing Keluarga
Biasanya menjelaskan
mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga dan sumber
pelayanan yang digunakan keluarga.
Tugas masing-masing
keluarga biasanya ayah bertugas mencari nafkah untuk keluarga serta mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang dillakukan, ibu bertugas untuk
mendidik anak dan memberikan kasih sayang kepada keluarga serta tugas anak
untuk menghormati orangtua dan belajar (Yohanes dkk, 2013)
III.
Pengkajian
Lingkungan
1.
Karakteristik
Rumah tahap
Biasanya pada tahap
perkembangan ini keluarga memiliki empat kemungkinan tempat tinggal, yaitu
tinggal dirumah sendiri, dirumah mertua,dirumah orang tua, dan dirumah kontrakan.
Mereka menempati kamar
mandi sendiri, belum memiliki kecukupan perabot, penerangan yang baik,
ventilasi yang cukup, susunan dan kondisi bangunan yang baik.
2.
Karakteristik
Tetangga Dan Komunitas
Biasanya disuatu
wilayah memiliki kegiatan seperti pengajian, arisan ataupun kegiatan seperti
ibu-ibu PKK, sebagai keluarga dengan tahap anak prasekolah mereka mungkin sudah
mampu mengikuti kegiatan di masyarakat.
3.
Mobilitas
Geografis Keluarga
Biasanya keluarga ini
belum bisa tinggal menetap dan suka berpindah-pindah, sehingga sulit untuk
beradaptasi dengan lingkungan.
4.
Perkumpulan
keluarga dan interaksi dengan masyarkat
Biasanya keluarga
berinteraksi
dengan masyarakat pada
waktu senggang dan libur, seperti sore hari dan hari libur kerja berkumpul
disuatu acara seperti pesta perkawinan dan acara kebesaran agama.
5.
Sistem
pendukung Keluarga
Biasanya yang termasuk
sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang sehat, fasilitas mencakup
fasilitas fisik, psikologis dan sosial. Dan keluarga memiliki kartu jaminan
kesehatan.
IV.
Struktur
keluarga
1.
Pola
atau Cara Komunikasi Keluarga
Biasanya pola
komunikasi yang digunakan dalam keluarga adalah komunikasi terbuka, dan
menggunakan bahasa daerah ataupun indonesia
2.
Struktur
kekuatan keluarga
Biasanya pengambilan
keputusan dalam keluarga adalah suami sebagai kepala keluarga. Menyelesaikan
masalah dengan musyawarah dan kekeluargaan.
3.
Struktur
peran ( formal dan informal )
Biasanya suami
menjalankan perannya sebagai pencari nafkah, pelindung keluarga, pendidik
keluarga, dan istri menjalankan perannya sebagai pengasuh dan mnegurus rumah
tangga
4.
Nilai
dan Norma Keluarga
Biasanya keluarga
membuat peraturan tertentu yang wajib dipatuhi seperti istri keluar rumah harus
minta izin kepada suami dan tidak boleh merokok.
V.
Fungsi
Keluarga
1.
Fungsi
Afektif
Biasanya keluarga pada
tahap perkembangan anak pada pra sekolah ini memberikan kebebasan yang
bertanggung jawab serta harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan permasalahan.
2.
Fungsi
Sosialisasi
Biasanya keluarga
memberikan kebebasan bagi anggota keluarganya dalam bersosialisasi di
lingkungan sekitarnya dan mendekatkan diri dengan masyarakat sekitar tempat
tinggalnya.
3.
Fungsi
perawatan kesehatan
a.
Kemampuan
mengenal masalah kesehatan
Biasanya keluarga ini
belum terlalu mengenal masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan
gejala serta faktor yang mempengaruhi persepsi keluarga terhadap masalah.
b.
Pengambilan
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
Biasanya keluarga
mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah,apakah yang dirasakan menyerah
terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari penyakit yang dialami
serta mendapatkan informasi yang salah terhadap tindakan dalam mengatasinya.
c.
Kemampuan
merawat anggota keluarga yang sakit
Biasanya keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, serta mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d.
Kemampuan
keluarga menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
Biasanya keluarga
mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki, manfaat dari pemeliharaan
lingkungan serta kekompakkan keluarga dalam meningkatkan kesehatan.
e.
Kemampuan
keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Biasanya keluarga
mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan serta tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan lebih terjangkau oleh keluarga.
4.
Fungsi
reproduksi
Biasanya keluarga pada
tahap anak prasekolah merencanakan untuk ingin menambah anak, serta memasang KB
untuk mengatur jumlah anak yang
diinginkan.
5.
Fungsi
ekonomi
Biasanya keluarga
dengan tahap prasekolah ini sudah mempersiapkan segala kebutuhan seperti
kebutuhan sehari-hari.
VI.
Stres
dan Koping Keluarga
1.
Stresor
Jangka panjang dan pendek
a.
Steros
jangka pendek
Biasanya keluarga stres
dan cemas meninggalkan anaknya sendirian dirumah dan takut anaknya merasa tidak
disayang jika sering ditinggalkan
b.
Streos
jangka panjang
biasanya orang tua memikirkan masa depan anaknya yang
akan tumbuh dan yang akan datang.
2.
Kemampuan
Keluarga Berespon Terhadap Stresor
Biasanya keluarga akan
memasuki dunia si anak dan bermain serta menjadi sahabat bagi anaknya.
3.
Strategi
Koping
Biasanya keluarga akan
lebih mencari pengalaman dari orang terdekatnya.
4.
Strategi
Adaptasi Disfungsional
Biasanya keluarga
menyelesaikan masalah dengan cara bermusyawarah dengan keluarganya.
VII.
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan fisik
dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan
ini tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
VIII.
Harapan
Keluarga
Biasanya keluarga
berharap dapat menyelesaikan masalah yang ada pada anak usia pra sekolah.
2.
Perumusan
Diagnosa keperawatan
Diagnosa
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan masalah keperawatan yang didapat
dari data-data pada pengkajian yang berhubungan dengan etiologi yang berasal
dari data-data pengkajian fungsi perawatan keluarga.
Diagnosa
tahap perkembangan keluarga pada tahap anak usia Prasekolah yang mungkin
muncul:
1. Gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kebutuhan Tumbuh Kembang pada anak
usia prasekolah
2. Komunikasi keluarga disfungsional
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal komunikasi dengan anak usia
PraSekolah.
SKORING
(Baylon dan
Maglaya,1978)
No
|
Kriteria
|
Skor
|
Bobot
|
Pembenaran
|
1
|
Sifat masalah :
a.
Tidak/kurang sehat
b.
Ancaman kesehatan
c.
Keadaan sejahtera/potensial
|
3
2
1
|
1
|
Argumen
terhadap penentuan skala
|
2
|
Kemungkinan masalah dapat diubah :
a.
Dengan mudah
b.
Hanya sebagian
c.
Tidak dapat diubah
|
2
1
0
|
2
|
|
3
|
Potensial masalah untuk dicegah :
a.
Tinggi
b.
Cukup
c.
Rendah
|
3
2
1
|
1
|
|
4
|
Menonjolnya masalah :
a.
Masalah berat,harus segera ditangani
b.
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
c.
Masalah tidak dirasakan
|
2
1
0
|
1
|
|
Skoring :
Proses skoringnya
dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan :
a) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria
yang dibuat perawat
b) Selanjutnya skor dibagi dengan skor
tertinggi dan dikalikan dengan bobot
Skore x bobot
Angka
tertinggi
c) Jumlah skor untuk semua kriteria (skor
maksimum sama dengan jumlah bobot )
3. Perencanaan Asuhan
Keperawatan
Pelaksanaan
merupakan tahap dari proses keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan
kesempatan dan membangkitkan minat keluarga untuk mengadakan perbaikan kearah
prilaku hidup sehat.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA ANAK PRA SEKOLAH
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan Umum
|
Tujuan khusus
|
Kriteria
Evaluasi
|
Standar Evaluasi
|
Intervensi
|
1
|
Gangguan
tumbuh kembang
Berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kebutuhan Tumbuh Kembang pada
anak usia prasekolah.
|
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan 3X45 menit diharapkan keluarga mampu
mengatasi masalah kebutuhan Tumbuh Kembang pada Anak usia Prasekolah.
|
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 1X45 menit diharapkan keluarga mampu
:
1. Mengenal
masalah Tumbuh Kembang pada anak
1.1 Menyebutkan
pengertian Tumbuh Kembang pada anak.
1.2 Menyebutkan Faktor pengaruh Tumbuh Kembang
anak.
1.3 Menyebutkan masalah Tumbuh Kembang anak
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama
1X45 menit diharapkan keluarga mampu :
2.
Mengambil keputusan untuk Tumbuh
Kembang pada anak
2.1. Memutuskan
merawat anggota keluarga dengan masalah Tumbuh Kembang
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 1X45 menit diharapkan keluarga mampu:
3.
Merawat anggota keluarga dengan
masalah Tumbuh Kembang anak
3.1. Menyebutkan cara
merawat Tumbuh Kembang anak
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 1X45 menit diharapkan keluarga mampu
:
4.
Memodifikasi lingkungan terhadap
Tumbuh Kembang pada anak
4.1. menyebutkan cara
memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang pasa anak
4.2. Menyebutkan
macam-macam memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak
Setelah
dilakukan intervensi keperawatan selama 1X45 menit diharapkan keluarga mampu
:
5.
Memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan dengan masalah Tumbuh Kembang anak
5.1. Menyebutkan
pelayanan kesehatann yang dapat dikunjungi keluarga dengan masalah Tumbuh
Kembang pada anak
5.2. Menyebutkan
manfaat pelayanan kesehatan dengan masalah Tumbuh Kembang pada anak
5.3. Memberi dukungan
pada keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan.
|
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Afektif
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Respon
Verbal
|
(
Keluarga mampu menyebutkan pengertian pertumbuhan dan perkembangan pada anak
dengan bahasa sendiri atau minimal dengan leaflet )
Pertumbuhan
adalah bertambahnya besar bagian tubuh dan dapat diukur.
Perkembangan
adalah bertambahnya fungsi tubuh yang dicapai melalui belajar.
(Keluarga
mampu menyebutkan 3 dari 6 faktor pengaruh Tumbuh Kembang pada anak).
a)
Herediter
b)
Lingkungan
c)
Sosial ekonomi
d)
Nutrisi
e)
Posisi anak dalam keluarga
f)
hormonal
(Keluarga
mampu menyebutkan masalah Tumbuh Kembang pada anak dengan bahasa sendiri atau
minimal dengan leaflet)
a)
Gangguan makan
b)
Gangguan tidur
c)
Gangguan bicara
Keluarga
mampu memutuskan untuk memperhatikan Tumbuh Kembang anak
(Keluarga
mampu menyebutkan cara merawat Tumbuh Kembang anak)
a) Pemberian
nutrisi yang cukup
b) Pola
asuh yang baik
Keluarga
mampu memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak dengan cara :
a)
Memberikan stimulasi lingkungan
pada anak
b)
Memberikan kenyamanan pada anak
c)
Memberikan kesempatan bermain
dengan teman sebayanya
d)
Memberikan perawatan secara penuh
(pengasuhan)
Keluarga
mampu menyebutkan macam-macam memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang
anak dengan cara :
a)
Menyediakan ruangan bermain
didalam rumah
b)
Meluangkan waktu untuk bermain
dengan anak
c)
Melakukan kegiatan yang disukai
anak
d)
Berperan sebagai teman atau
sahabat bagi anak
Keluarga
mampu menyebutkan pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi dengan masalah
Tumbuh Kembang anak :
a)
Puskesmas
b)
Rumah Bidan
c)
Rumah Sakit
d)
Praktek Dokter
Keluarga
mampu menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan dengan masalah Tumbuh Kembang
anak :
a)
Menambah pengetahuan keluarga
dalam masalah Tumbuh Kembang anak
b)
Dapat menemukan penyelesaian
masalah Tumbuh Kembang anak
Keluarga
menggunakan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
|
1.1.1
Kaji tingkat pengetahuan keluarga
tentang pengertian Tumbuh Kembang pada anak.
1.1.2
Beri reinforcement posistif atas
jawaban keluarga.
1.1.3
Diskusikan tugas pengertian
Tumbuh Kembang anak dengan keluarga.
1.1.4
Beri kesempatan keluarga untuk
bertanya.
1.1.5
Jawab pertanyaan keluarga.
1.1.6
Minta kembali keluarga
menyebutkan pengertian Tumbuh Kembang anak.
1.1.7
Berikan reinforcement posistif
keberhasilan keluarga.
1.2.1
Kaji pengetahuan keluarga tentang faktor pengaruh Tumbuh Kembang pada anak.
1.2.2
Beri reinforcement positif.
1.2.3
Diskusikan faktor penyebab Tumbuh Kembang anak dengan keluarga.
1.2.4
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya.
1.2.5
Jawab pertanyaan keluarga.
1.2.6
Minta kembali keluarga menyebutkan faktor pengaruh Tumbuh Kembang anak.
1.2.7
Berikan renforcement posistif atas keberhasilan keluarga
1.3.1
Kaji pengetahuan keluarga tentang masalah Tumbuh Kembang pada anak
1.3.2
Beri reinforcement positif
1.3.3
Diskusi masalah Tumbuh Kembang anak dengan keluarga
1.3.4
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
1.3.5
Jawab pertanyaan keluarga
1.3.6
Minta kembali keluarga menyebutkan masalah Tumbuh Kembang anak
1.3.7
Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga
2.1.1
Beri kesempatan keluarga untuk mengambil keputusan
2.1.2
Bimbing keluarga untuk mengambil keputusan
2.1.3
Beri reinforcement positif atas keputusan keluarga
3.1.1
Kaji pengetahuan keluarga tentang Tumbuh Kembang anak
3.1.2
Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
3.1.3
Diskusikan Tumbuh Kembang anak dengan keluarga
3.1.4
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
3.1.5
Jawab pertanyaan keluarga
3.1.6
Minta kembali keluarga untuk menyebutkan Tumbuh Kembang anak
3.1.7
Beri reinforcement atas keberhasilan keluarga
4.1.1
Kaji pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan terhadap
Tumbuh Kembang anak
4.1.2
Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
4.1.3
Diskusikan cara memodifikasikan lingkungan
terhadap Tumbuh Kembang anak
4.1.4
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
4.1.5
Jawab petanyaan keluarga
4.1.6
Minta kembali keluarga menyebutkan cara memodifikasi lingkungan terhadap
Tumbuh Kembang anak
4.1.7
Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga
4.2.1
Kaji pengetahuan keluarga tentang macam-macam memodifikasi lingkungan
terhadap Tumbuh Kembang anak
4.2.2
Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
4.2.3
Diskusikan macam-macam memodifikasi lingkungan terhadap Tumbuh Kembang anak
4.2.4
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
4.2.5
Jawab pertanyaan keluarga
4.2.6
Minta kembali keluarga menyebutkan macam-macam memodifikasi lingkungan
terhadap Tumbuh Kembang anak
4.2.7
Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga
5.1.1
Kaji pengetahuan keluarga tentang fasilitas pelayanan kesehatan
5.1.2
Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
5.1.3
Diskusikan tentang fasilitas pelayanan kesehatan dengan keluarga
5.1.4
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
5.1.5
Jawab pertanyaan keluarga
5.1.6
Minta kembali keluarga untuk menyebutkan fasilitas pelayanan kesehatan
5.1.7
Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga
5.2.1
Kaji pengetahuan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan
5.2.2
Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga
5.2.3
Diskusikan manfaat pelayanan kesehatan dengan keluarga
5.2.4
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya
5.2.5
Jawab pertanyaan keluarga
5.2.6
Minta kembali keluarga menyebutkan manfaat pelayanan kesehatan
5.2.7
Beri reinforcement positif atas keberhasilan keluarga
5.3.1
Beri dukungan keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan
5.3.2
Berikan reinforcement positif atas keberhasilan keluarga
|
Rencana Asuhan
Keperawatan Keluarga
NO
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Tujuan
Umum
|
Tujuan
Khusus
|
Kriteria
Evaluasi
|
Standar
Evaluasi
|
Intervensi
|
1.
|
Komunikasi
keluarga disfungsional berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
komunikasi dengan anak prasekolah
|
Setelah di lakukan intervensi
keperawatan selama 5x45 menit di harapkan keluarga mampu mengatasi masalah
komunikasi disfungsional pada anak prasekolah
|
Setelah di lakukan intervensi
selama 1x45 menit di harapkan keluarga mampu :
1.
Mengenal
masalah komunikasi
1.1
menyebutkan
pengertian komunikasi
1.2
menyebutkan
penyebab komunikasi disfungsional
1.3
menyebutkan
akibat komunikasi disfungsional
1.4
mengidentiifikasi
komunikasi disfungsional dalam keluarga
setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu :
2.
mengambil
keputusan untuk komunikasi fungsional dalam keluarga
2.1 memutuskan merawat anggota keluarga
dengan masalah komunikasi
setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 1x45 menit di harapkan keluarga mampu :
3.
merawat anggota
keluarga dengan masalah komunikasi
3.1 menyebutkan cara perawatan komunikasi
dalam keluarga
3.2 menyebutkan keuntungan komunikasi
fungsional dengan anak prasekolah
setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu :
4. memodifikasi lingkungan dengan
berkomunikasi fungsional dengan keluarga
4.1 menyebutkan cara memodifikasi
lingkungan dengan masalah komunikasi dengan anak prasekolah
4.2 menyebutkan keuntungan memodifikasi
lingkungn dengan komunikasi dengan anak prasekolah
setelah dilakukan intervensi
keperawatan selama 1x45 menit diharapkan keluarga mampu :
5. memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah
5.1 menyebutkan pelayanan kesehatan yang
dapat di kunjungi keluarga dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah
5.2 menyebutkan manfaat pelayanan
kesehatan dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah
5.3 memberi dukungan pada keluarga untuk
memanfaatkan pelayanan kesehatan
|
Respon Verbal
Respon Verbal
Respon Verbal
Respon Verbal
Respon Verbal
Respon Verbal
Respon Verbal
Afektif
Respon Verbal
Respon Verbal
Respon Verbal
Respon Verbal
|
(Keluarga mampu menyebutkan
pengertian komunikasi dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan seperti
leaflet).
Komunikasi adalah proses
pertukaran perasaan, keinginan, kebutuhan, informasi, pendapat.
(keluarga mampu menyebutkan 3
dari 5 penyebab komunikasi disfungsional dengan bahasa sendiri atau dengan
bantuan seperti leaflet).
(keluarga mampu menyebutkan 2
dari 4 akibat komunikasi disfungsional dengan bahasa sendiri atau dengan
bantuan seperti leaflet).
Akibat komunikasi disfungsional :
1. menghina
2. gagal menggali isi komunikasi
3. menggunakan diskualifikasi
4. gagal memvalidasi isi komunikasi.
Keluarga memutuskan untuk
berkomunikasi fungsional dengan keluarga.
(keluarga mampu menyebutkan 3
dari 5 komunikasi fungsional dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan
leaflet).
Cara komunikasi fungsional dalam
keluarga :
1. berkomunikasi secara selaras dan jelas
2. berkomunikasi sesuai dengan emosional
3. komunikasi yang terbuka
4. komunikasi tidak menghakimi
5. mendengarkan ungkapan komunikasi anak
usia prasekolah.
Keluarga mampu menyebutkan
keuntungan komunikasi fungsional anak usia prasekolah dengan kata-kata
sendiri atau bantuan leaflet.
Keuntungan komunikasi fungsional
dengan anak prasekolah adalah :
1. terjadinya komunikasi terbuka
2. anak usia prasekolah mampu
mengungkapkan semua masalah dengan keluarga
3. tidak terjadinya ketegangan peran
dalam komunikasi
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
keluarga dengan berkomunikasi fungsional.
Cara memodifikasi lingkungan
berkomunikasi fungsional dalam keluarga :
1. menyediakan ruangan yang dapat
berkumpul bersama
2. meluangkan waktu dengan anak usia
prasekolah untuk mendengarkan ungkapan masalah
3. menyediakan waktu untuk makan bersama
4. melakukan kegiatan yang di sukai anak
usia prasekolah
5. melakukan rekreasi dengan anak
prasekolah
6. berperan sebagai teman atau sahabat
bagi anak prasekolah
Keluarga mampu menyebutkan keuntungan
memodifikasi lingkungan dengan anak prasekolah dengan bahasa sendiri atau
bantuan leaflet.
Keuntungan memodifikasi lingkungan :
1. mempermudah kedekatan anak prasekolah
dengan orang tua
2. anak prasekolah lebih nyaman
mengungkapkan masalah yang di hadapinya
3. komunikasi lebih terarah
Keluarga mampu menyebutkan
pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi dengan masalah komunikasi pada
anak prasekolah.
Pelayanan yang dapat di kunjungi
:
1. puskesmas yang memiliki konsul
psikologis
2. rumah sakit jiwa
3. prakter dokter ahli kejiwaan
Keluarga mampu menyebutkan
manfaat pelayanan kesehatan dengan masalah komunikasi dengan anak prasekolah,
Manfaat pelayanan kesehatan:
1. menambah pengetahuan keluarga tentang
masalah komunikasi
2. dapat mengungkapkan masalah yang di
rasakan dalam keluarga khususnya komunikasi dalam anak prasekolah
3. dapat menemukan penyelesaian masalah
komunikasi dengan tepat.
Keluarga menggunakan pelayanan
kesehatan yang ada di masyarakat.
|
1.1.1
kaji pengetahuan
pasien tentang pengertian komunikasi
1.1.2
beri
reinforcement positif atas jawaban keluarga
1.1.3
diskusikan
pengertian komunikasi dengan keluarga
1.1.4
beri
kesempatan keluarga untuk bertanya
1.1.5
jawab
pertanyaan keluarga
1.1.6
minta kembali
keluarga menyebutkan pengertian komunikasi
1.1.7
berikan
reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
1.2.1
kaji
pengetahuan pasien tentang penyebab-penyebab komunikasi disfungsional
1.2.2
beri
reinforcement positif atas jawaban keluarga
1.2.3
diskusikan
penyebab komunikasi disfungsional dengan keluarga
1.2.4
beri
kesempatan keluarga untuk bertanya
1.2.5
jawab
pertanyaan keluarga
1.2.6
minta kembali
keluarga menyebutkan penyebab-penyebab komunikasi disfungsional
1.2.7
berikan
reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
1.3.1
kaji
pengetahuan pasien tentang akibat komunikasi disfungsional
1.3.2
beri
reinforcement positif atas jawaban keluarga
1.3.3
diskusikan
dengan keluarga tentang akibat komunikasi disfungsional
1.3.4
beri
kesempatan keluarga untuk bertanya
1.3.5
jawab
pertanyaan keluarga
1.3.6
minta kembali
keluarga menyebutkan akibat komunikasi disfungsional.
1.3.7
berikan
reinforcement positif atas keberhasilan keluarga.
1.4.1
tanyakan pada keluarga komunikasi
disfungsional yang sering terjadi dalam keluarga
1.4.2
Berikan
reinforcement positif atas identifikasi yang diberikan oleh keluarga
2.1.1
beri
kesempatan keluarga untuk mengambil keputusan
2.1.2
bimbing
keluarga untuk mengambil keputusan
2.1.3
beri
renforcement positif atas keputusan keluarga
3.1.1
kaji
pengetahuan keluarga tentang komunikasi fungsional
3.1.2
beri
reinforcement positif atas jawaban keluarga
3.1.3
diskusikan
komunikasi fungsional dengan keluarga
3.1.4
beri
kesempatan keluarga untuk bertanya
3.1.5
jawab
pertanyaan keluarga
3.1.6
minta kembali
keluarga menyebutkan komunikasi fungsional
3.1.7
berikan
reinforcement positif atas keberhasilan keluarga
3.2.1
kaji
pengetahuan keluarga tentang cara komunikasi dengan anak prasekolah
3.2.2
beri
reinforcement positif atas jawaban keluarga
3.2.3
diskusikan
cara komunikasi dengan anak prasekolah
3.2.4
Beri
kesempatan keluarga untuk bertanya
3.2.5
Jawab
pertanyaan keluarga
3.2.6
Minta kembali
keluarga menyebutkan cara komunikasi dengan anak prasekolah
3.2.7
Berikan
reinforcement positif atas keberhasilan keluarga
4.1.1
kaji
pengetahuan keluarga tentang cara memodifikasi lingkungan dengan komunikasi
fungsional
4.1.2
beri
reinforcement positif atas jawaban keluarga
4.1.3
diskusikan
cara memodifikasi lingkungan dengan komunikasi fungsional
4.1.4
beri
kesempatan keluarga untuk bertanya
4.1.5
jawab
pertanyaan keluarga
4.1.6
minta kembali
keluarga menyebutkan cara memodifikasi lingkungan dengan komunikasi
fungsional
4.1.7
berikan reinforcement
positif atas keberhasilan keluarga.
4.2.1
kaji pengetahuan keluarga tentang manfaat
modifikasi lingkungan
4.2.2
Beri
reinforcement atas jawaban keluarga
4.2.3
Diskusikan
keuntungan modifikasi lingkungan
4.2.4
Beri
kesempatan keluarga untuk bertanya
4.2.5
Jawab
pertanyaan keluarga
4.2.6
Minta kembali
keluarga menyebutkan keuntungan modifikasi lingkungan
4.2.7
Berikan
reinforcement positif atas keberhasilan keluarga
5.1.1
kaji
pengetahuan keluarga tentang pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi
dengan masalah komunikasi pada anak prasekolah.
5.1.2
beri
reinforcement positif atas jawaban keluarga
5.1.3
diskusikan
kepada keluarga tentang pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi dengan
masalah komunikasi pada anak prasekolah
5.1.4
beri
kesempatan keluarga untuk bertanya
5.1.5
jawab
pertanyaan keluarga
5.1.6
minta kembali
keluarga menyebutkan pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi dengan
masalah komunikasi pada anak prasekolah
5.1.7
berikan
reinforcement postif atas keberhasilan keluarga
5.2.1
kaji pengetahuan keluarga tentang manfaat
pelayanan kesehatan
5.2.2
Beri
reinforcement atas jawaban keluarga
5.2.3
Diskudikan
manfaat pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi
5.2.4
Beri
kesempatan keluarga untuk bertanya
5.2.5
Jawab
pertanyaan keluarga
5.2.6
Minta kembali
keluarga menyebutkan pelayanan kesehatan yang dapat di kunjungi oleh
keluarga.
5.2.7
Berikan reinforcement
positif atas keberhasilan keluarga.
5.3.1 beri dukungan keluarga
untuk memanfaatkan
5.3.2 pelayanan kesehatan
Berikan reinforcement positif
atas keberhasilan keluarga.
|
Tindakan
keperawatan mencakup hal dibawah ini :
a. Menstimulasi
kesadaran dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
1) Memberikan
informasi yang tepat.
2) Harapan
keluarga tentang kesehatan.
3) Mendorong
sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan.
b. Menstimulasi
keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :
1) Mengidentifikasi
konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan.
2) Mengidentifikasi
sumber-sumber yang dimiliki.
3) Mendiskusikan
tentang konsekuensi setiap tindakan.
c. Memberikan
kepercayaan disi selama merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :
1) Mendemostrasikan
cara perawatan.
2) Menggunakan
alat dan fasilitas yang ada dirumah.
3) Mengawasi
keluarga melakukan perawatan.
4) Membantu
keluarga untuk memelihara lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dengan
cara :
a. Menemukan
sumber-sumber yang dapat digunakan.
b. Melakukan
perubahan lingkungan bersama keluarga.
c. Memotivasi
keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara :
1) Menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada disekitar lingkungan.
2) Membantu
keluarga menggunakan fasilitas yang ada.
3.
Implementasi
Keperawatan
Pada tahap ini
dilakukan perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan klien secara optimal, pelaksanaan adalah suatu perwujudn
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap rencana.
4.
Evaluasi
Pada tahap ini evaluasi merupakan
langkah akhir dalam proses keperawatan.
Evaluasi adalah kegiatan disengaja dan
terus menerus melibatkan klien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuannya untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau
tidak untuk melakukan pengkajian ulang.
Penilaian
dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan SOAP (subyektif, objektif, analisa,
dan planning).
S : Hal-hal yang dikemukakan keluarga
O : Hal-hal yang ditemukan perawat yang dapat
diukur.
A : Analisa hasil yang telah dicapai, mengacu
pada tujuan dan diagnosa.
P : Perencanaan yang akan datang setelah
melihat respons keluarga.
Penilaian
terhadap asuhan keperawatan juga dilakukan dengan melakukan penilaian tingkat kemandirian
keluarga. Pada saat pengkajian, kemandirian keluarga dikaji untuk mengetahui
tingkat kemandirian keluarga sebelum diberikan tindakan keperawatan.
(Padila,2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar