BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual muntah adalah gejala yang wajar
dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada
pagi hari, tapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala
ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual muntah terjadi pada 60%-80%
primi gravida, dan 40% - 60% multi gravida. Satu diantara 1000 kehamilan,
gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh
fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena system saraf pusat
atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan
dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.
Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
Oleh sebab itulah kelompok
mengangkat kasus tersebut untuk diseminarkan sebagai bahan untuk tambahan
pengetahuan petugas kesehatan dalam mengangani dan membantu pasien yang
menderita Hiperemesis Gravidarum.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hiperemesis Gravidarum?
2. Apa anatomi
fisologi Hiperemesis Gravidarum?
3. Apa etiologi Hiperemesis
Gravidarum?
4. Apa tanda
dan gejala Hiperemesis Gravidarum?
5. Apa patofisiologis Hiperemesis Gravidarum?
6. Bagaimana penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
7. Bagaimana
penanganan Hiperemesis Gravidarum?
C.
Tujuan
a.
Tujuan Umum
Untuk
menambah nilai dalam mata kuliah keperawatan maternitas.
b.
Tujuan Khusus
1.
Mahasiswa dapat memahami pengertian Hiperemesis
Gravidarum.
2.
Mahasiswa dapat memahami anatomi fisiologi Hiperemesis Gravidarum.
3.
Mahasiswa dapat memahami etiologi Hiperemesis Gravidarum.
4.
Mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala Hiperemesis
Gravidarum.
5.
Mahasiswa dapat memahami patofisiologis Hiperemesis Gravidarum.
6.
Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum.
7.
Mahasiswa dapat memahami penanganan Hiperemesis
Gravidarum
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Hiperemesis
gravidarum adalah mual muntah yang lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap
saat pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk dan dapat terjadi dehidrasi. ( Standar pelayanan medic
obstetric & ginekologi ).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar,
1998). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat
dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah
haripewrtama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis gravidarum (vomitus yang
merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamila yang
berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan
penurunan berat badan. (Ben
– zionMD,Hal : 232).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah
yang terjadi secara
berlebihan selama kehamilan.(Hellen Farrer, 1999, hal : 112). Hiperemesis gravidarum adalah muntah
yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa
yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan
pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam
urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.
Dalam buku obstetri patologi (1982)
Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil
memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya
sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air
kencing. Hiperemesis Gravidarum adalah suatu
keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan
(muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua
belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda.
B.
Anatomi Fisiologi
1)
Alat kelamin luar (genetalia eksterna)
a) Monsveneris
Bagian yang
menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b)
Vulva
Adalah
tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labio
mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu dan membentuk kommisura
posterior dan perineam. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang
ada di mons veneris.
c)
Labio mayora
Labio mayora
(bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca.
Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi lateral.
d)
Labio minora
Labio minora
(bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio mayora, dengan banyak
kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora adalah vestibulum.
e)
Vestibulum
Vestibulum
merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio minora), maka belakang
dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari
liang senggama (introetus vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar
skene kiri dan kanan.
f)
Himen (selaput dara)
Lapisan
tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama ditengahnya berlubang
supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina pada
bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi
ada yang kaku dan yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat
dilalui satu jari.
g)
Perineum
Terbentuk
dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang ditutupi oleh
kulit perineum.
2) Alat kelamin dalam (genetalia
interna)
a) Vagina
Tabung, yang
dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris, khusus dialiri banyak
pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7½
cm. Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan
liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak
vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
b)
Uterus
Organ yang
tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis antara rectum di
belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Uterus
terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan 2 cm. Berat 50 gr,± 5 cm, tebal
±ligament.
Panjang uterus 7½ cm, lebar dan berat
30-60 gr. Uterus terdiri dari :
(1)
Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran
telur. Pada pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat memperkirakan
usia kehamilan.
(2)
Korpus uteri
Bagian
uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau
rongga rahim.
(3)
Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio,
hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri
internum.
c)
Ovarium
Merupakan
kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterine
dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus.
d)
Tuba Fallopi
Tuba fallopi
dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga
memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan
cairan serosa yang memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga
saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm
tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk
memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2002).
C.
Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Perubahan –
perubahan anatomik
pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat – zat lain.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor
lain yang ditemukan :
1.
Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah
primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada
mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon
memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik
gonadotropin dibentuk berlebihan.
2.
Faktor organic karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun
dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
3.
Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak,
juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
4.
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum
belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan,
takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai
ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang
baru sudah dapat membantu
D.
Tanda
dan Gejala
Batas mual dan muntah
berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada
yang mengatakan, bila lebih dari 10 kali muntah. Akan tetapi, apabila keadaan
umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum
menurut berat ringannya gejala dibagi menjaditiga tingkatan, yaitu
:
1. Tingkat
I ( Ringan )
a. Mual muntah
terus – menerus
yang mempengaruhi keadaan umum penderita.
b. Ibu
merasa lemah.
c. Nafsu
makan tidak ada.
d. Berat
badan menurun.
e. Merasa
nyeri pada epigastrium.
f. Nadi
meningkat sekitar 100 per menit.
g. Tekanan
darah menurun.
h. Turgor
kulit berkurang.
i.
Mata cekung.
2.
Tingkat II ( Sedang )
a. Penderita
tampak lemah dan apatis.
b. Turgor
kulit mulai jelek.
c. Lidah
mengering dan tampak kotor.
d. Nadi
kecil dan cepat.
e. Suhu badan
naik (dehidrasi).
f. Mata
mulai ikteris
g. Berat
badan turun dan mata cekung.
h. Tensi
turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
i.
Aseton tercium dari hawa pernafasan dan
terjadi asetonuria.
3.
Tingkat III ( Berat )
a. Keadaan
umu lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma).
b. Dehidrasi
berat.
c. Nadi
kecil, cepat dan halus.
d. Suhu
meningkat dan tensi turun.
e. Terjadi
komplikasi fatal pada susunan saraf dan penurunan mental.
f. Timbul
ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.
E.
Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan
mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini
terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak
jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun
demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan – bulan.
Hiperemesis garavidarum yang
merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus – menerus
dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil
wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor
hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum
yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan
cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,
sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah
turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan
tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah – muntah
yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit
dipatahkan
F.
Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis
gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan
mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih
sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan yang
berminyak dan berbau
lemak sebaiknya dihindarkan.
Makanan dan minuman sebaiknya
disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
1. Obat – obatan
Sedativa
yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1
dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin
hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti
Dramamin, Avomin
2. Terapi
psikologik
Perlu
diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa
takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah
dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
3. Cairan
parenteral
Berikan
cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa
5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat
ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila
ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
4. Penghentian
kehamilan
Pada
sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan
mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium,
kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil,
oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
5. Diet
a. Diet hiperemesis I diberikan pada
hiperemesis tingkat III.
Makanan
hanya berupa roti kering dan buah – buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1 – 2 jam sesudahnya. Makanan
ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya
diberikan selama beberapa hari.
b. Diet hiperemesis II diberikan bila
rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang
bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini
rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan
kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita
minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi
kecuali Kalsium.
G.
Penanganan
a. Pencegahan
Pencegahan
terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan
tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi. Hal itu
dapat dilakukan dengan cara :
1. Memberikan
keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
2. Ibu dianjurkan
untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makana dalam jumlah kecil tapi
sering.
3. Waktu bangun
pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh hangat. Hindari makanan berminyak dan berbau
lemak.
4. Makan makanan
dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin.
5. Usahakan defekasi teratasi.
b. Terapi obat – obatan
Apabila dengan
cara diatas keluhan dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang
diperlukan pengaobatan :
1. Tidak
memberikan obat yang teratogen.
2. Sedetiva yang
sering diberikan adalah Phenobarbital.
3. Vitamin yang
dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
4. Anthistaminika
seperti dramamin, avomin.
5. Pada keadaan
berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokloride atau khlorpromasin.
c. Hiperemesis
gravidarum tingkatan II dan
III harus dirawat inap dirumah sakit.
Adapun terapi
dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
1. Isolasi
Penderita
disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan peredaran darah baik.
Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang
boleh masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala
ini tanpa pengobatan.
2. Terapi
psikologik
Berikan
pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis,
jadi tidak perlu takut dan khawatir.yakinkan penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi
latar belakang penyakit ini.
3. Terapi paretal
Berikan cairan
parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukaosa 5%
dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat
ditambahkan kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan
bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Berikan pula
obat-obatan seperti yang disebutkan diatas.
4. Terminasi
kehamilan
Pada beberapa
kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan
pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan,
takhikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi
organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri
kehamilan. Keputusan untuk melakukan abotus terapiutik sering sulit diambil,
oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain
pihak tidak boleh menunggu sampai
terjadi gejala irreversibel pada
organ vital.
ASUHAN KEPERAWATAN
I.
PENGKAJIAN
a.
Identitas
Nama
Umur
Alamat
Status
No MR
Penanggung
jawab
b.
Riwayat Kesehatan
-
Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya
klien mengatakan tidak ada mengalami penyakit yang sama seperti saat ini,
biasanya klien mengatakan pola kebiasaan yang tidak sehat, gaya hidup dan
nutrisi yan tidak baik.
-
Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya
klien merasakan mual, muntah, nyeri dibagian epigastrium, klien biasanya mengatakan nafsu makan berkurang,
mudah lelah, klien biasanya mengatakan
tidak bisa beraktifitas, klien
biasanya mengatakan badan terasa demam, dan merasa
cemas.
-
Biasanya klien mengatakan tidak ada
keluarga yang mengalami penyakit yang sama seperti klien.
c.
Pemeriksaan fisik
a) Kepala dan
wajah : Rambut
bisanya berwarna hitam, tidak oedema,tidak ada lesi, wajah biasanya oval
b) Mata : Sklera biasanya tidak
ikterik, konjungtiva tidak anemis
c) Leher : Biasanya JVP dalam
normal
d) Abdomen (Perut)
·
Inspeksi : biasanya simetris kiri dan kanan,
tidak ada tonjolan, tidak ada kelainan umbilikus dan adanya pergerakan didindng
abdomen
·
Auskultasi : biasanya
suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran (bagian diafragma dari
stetoskop)
·
Palpasi : biasanya turgor kulit baik, hepar
tidak teraba
·
Perkusi : biasanya tympani
e) Thorak
(dada)
Inspeksi : Biasanya ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi : Cuaca resonan pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Biasanya
vesikuler
f) Jantung
inspeksi :
Biasanya Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi :
Biasanya Ictus cordis tidak teraba
Perkusi :
Biasanya pekak
Auskultasi :
Biasanya irama jantung teratur
g) Kesadaran
Kesadaran biasanya kompos mentis.
Pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah.
V. Pengkakjian bio-psiko-sosisal dan spiritual
1)
Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
·
Biasanya pasien tidak
menengetahui tentang penyakit
2)
Pola aktivitas dan latihan
·
Jarang berolah raga
·
Istirahat kurang dari kebutuhan
3)
Pola tidur dan istirahat
·
Biasanya tidur terganggu karena
adanya nyeri
4)
Pola mekanisme koping terhadap stres
·
Stres, cemas karena penyakitnya
5) Eliminasi
·
Biasanya adanya perubahan
pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalis
;peningkatan konsistensi urine.
6.) Makanan/cairan;
·
mual dan muntah yang berlebihan (4-8
minggu)
·
nyeri epigastrium, pengurangan berat badan
(5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah
·
Hb dan Ht rendah,
7) Pernafasan
·
frekuensi pernapasan meningkat.
8) Keamanan
·
suhu kadang naik, badan lemah,
ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
9) Seksualitas
·
penghentian menstruasi, bila keadaan
ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
10) Interaksi
social
·
perubahan status kesehatan/stressor
kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi
terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.
2. DIAGNOSA
a.
Kekurangan volume cairan
berhubungan dengan muntah
b.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
c.
Nyeri akut epigastrium
berhubungan dengan muntah berulang
d.
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan akibat tidak adekuatnya nutrisi
3.
INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
|
Rencana keperawatan
|
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
|
Kekurangan Volume Cairan
Berhubungan dengan muntah
-
|
NOC:
·
Fluid balance
·
Hydration
·
Nutritional Status : Food and
Fluid Intake
Kriteria Hasil:
-
Mempertahankan urine output sesuai
dengan usia dan BB, BJ urine normal
-
Tekanan
darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
-
Tidak ada
tanda tanda dehidrasi
-
Elastisitas
turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
|
NIC :
-
Pertahankan
catatan intake dan output yang akurat
-
Monitor
status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ),
jika diperlukan
-
Kolaborasi
pemberian cairan IV
-
Monitor status nutrisi
-
Berikan cairan oral
-
Dorong
keluarga untuk membantu pasien makan
-
Kolaborasi
dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
-
Monitor
intake dan urin output setiap 8 jam
|
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
|
Rencana keperawatan
|
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Berhubungan
dengan muntah
|
NOC:
·
Nutritional status: Adequacy of nutrient
·
Nutritional Status : food and
Fluid Intake
·
Weight Control
Kriteria Hasil :
-
Adanya peningkatan berat badan
-
Mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
-
Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
-
Tidak terjadi penurunan berat
badan yang berarti
|
Kaji
adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Ajarkan pasien bagaimana
membuat catatan makanan harian.
Monitor adanya penurunan BB dan
gula darah
Monitor
lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan
tindakan tidak selama jam makan
Monitor
turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut
kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
Monitor
mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor
intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan
keluarga tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan dokter
tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan
yang adekuat dapat dipertahankan.
Atur
posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Anjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval
|
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
|
Rencana keperawatan
|
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
|
Nyeri akut berhubungan
dengan muntah
berulang
|
NOC :
·
Pain level
·
Pain control
·
comfort
level
Kriteria Hasil:
Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
Tanda
vital dalam rentang normal
Tidak
mengalami gangguan tidur
|
NIC :
§ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
§ Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/ dingin
§ Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari
prosedur
§ Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
|
Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
|
Rencana keperawatan
|
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
|
Intoleransi
aktivitas
Berhubungan dengan tidak adekuatnya nutrisi
|
NOC :
·
Self Care : ADLs
·
Energy conservation
·
Activity tolerance
Kriteria
Hasil :
-
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR
-
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
-
Tanda-tanda vital normal
-
Mampu berpindah tanpa bantuan
-
Sirkulasi status baik
|
NIC :
-
Observasi
adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
-
Kaji adanya
faktor yang menyebabkan kelelahan
-
Monitor
nutrisi dan sumber energi yang adekuat
-
Monitor
pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
-
Monitor
respon kardivaskuler terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak
nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
-
Monitor pola
tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
-
Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
-
Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
-
Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
-
Bantu
untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
-
Bantu pasien/keluarga
untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
-
Sediakan
penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
-
Bantu
pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
-
Monitor
respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperemesis
gravidarum adalah mual muntah yang lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap
saat pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari karena keadaan
umumnya menjadi buruk dan dapat terjadi dehidrasi. ( Standar pelayanan medic
obstetric & ginekologi ).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah
berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.
B.
Saran
Dapat mengetahui setiap faktor
risiko yang dimiliki, sehingga bisa mendapatkan prompt diagnosis dan pengobatan
jika terjadi hiperemesis gravidarum pada wanita hamil serta dapat melakukan
pencegahanya.
Makalah
yang telah disusun ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu diharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar