Jumat, 27 November 2015

Asuhan Keperawatan Hiperemesis Gravidarum



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mual muntah adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala – gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual muntah terjadi pada 60%-80% primi gravida, dan 40% - 60% multi gravida. Satu diantara 1000 kehamilan, gejala – gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena system saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari – hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya penyakit.
Oleh sebab itulah kelompok mengangkat kasus tersebut untuk diseminarkan sebagai bahan untuk tambahan pengetahuan petugas kesehatan dalam mengangani dan membantu pasien yang menderita Hiperemesis Gravidarum.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Hiperemesis Gravidarum?
2.      Apa anatomi fisologi Hiperemesis Gravidarum?
3.      Apa etiologi Hiperemesis Gravidarum?
4.      Apa tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum?
5.      Apa patofisiologis Hiperemesis Gravidarum?
6.      Bagaimana penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum?
7.      Bagaimana penanganan Hiperemesis Gravidarum?
C.    Tujuan
a.       Tujuan Umum
Untuk menambah nilai dalam mata kuliah keperawatan maternitas.
b.      Tujuan Khusus
1.      Mahasiswa dapat memahami pengertian Hiperemesis Gravidarum.
2.      Mahasiswa dapat memahami anatomi fisiologi Hiperemesis Gravidarum.
3.      Mahasiswa dapat memahami etiologi Hiperemesis Gravidarum.
4.      Mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum.
5.      Mahasiswa dapat memahami patofisiologis Hiperemesis Gravidarum.
6.      Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum.
7.      Mahasiswa dapat memahami penanganan Hiperemesis Gravidarum

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat terjadi dehidrasi. ( Standar pelayanan medic obstetric & ginekologi ).
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. (Rustam Mochtar, 1998). Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat timbul setiap saat dan bahkan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah haripewrtama haid dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Hiperemesis gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamila yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan. (Ben zionMD,Hal : 232).
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan.(Hellen Farrer, 1999, hal : 112). Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit seperti Appendisitis, Pielitis dan sebagainya.
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing. Hiperemesis Gravidarum adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang ditandai dengan muntah-muntah yang berlebihan (muntah berat) dan terus-menerus pada minggu kelima sampai dengan minggu kedua belas Penyuluhan Gizi Rumah Sakit A. Wahab Sjahranie Samarinda.
B.     Anatomi Fisiologi
1)      Alat kelamin luar (genetalia eksterna)
a)      Monsveneris
Bagian yang menonjol meliputi bagian simfisis yang terdiri dari jaringan lemak, daerah ini ditutupi bulu pada masa pubertas.
b)     Vulva
Adalah tempat bermuara sistem urogenital. Di sebelah luar vulva dilingkari oleh labio mayora (bibir besar) yang ke belakang, menjadi satu dan membentuk kommisura posterior dan perineam. Di bawah kulitnya terdapat jaringan lemak seperti yang ada di mons veneris.
c)      Labio mayora
Labio mayora (bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membatasi vulva, terdiri atas kulit, jaringan ikat, lemak dan kelenjar sebasca. Saat pubertas tumbuh rambut di mons veneris dan pada sisi lateral.
d)     Labio minora
Labio minora (bibir kecil) adalah dua lipatan kecil diantara labio mayora, dengan banyak kelenjar sebasea. Celah diantara labio minora adalah vestibulum.
e)      Vestibulum
Vestibulum merupakan rongga yang berada diantara bibir kecil (labio minora), maka belakang dibatasi oleh klitoris dan perineum, dalam vestibulum terdapat muara-muara dari liang senggama (introetus vagina uretra), kelenjar bartholimi dan kelenjar skene kiri dan kanan.
f)       Himen (selaput dara)
Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dan liang senggama ditengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir keluar, letaknya mulut vagina pada bagian ini, bentuknya berbeda-beda ada yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan yang lunak, lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.

g)      Perineum
Terbentuk dari korpus perineum, titik temu otot-otot dasar panggul yang ditutupi oleh kulit perineum.
2)      Alat kelamin dalam (genetalia interna)
a)      Vagina
Tabung, yang dilapisi membran dari jenis jenis epitelium bergaris, khusus dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf. Panjangnya dari vestibulum sampai uterus 7½ cm. Merupakan penghubung antara introitus vagina dan uterus. Dinding depan liang senggama (vagina) 9 cm, lebih pendek dari dinding belakang. Pada puncak vagina sebelah dalam berlipat-lipat disebut rugae.
b)     Uterus
Organ yang tebal, berotot berbentuk buah Pir, terletak di dalam pelvis antara rectum di belakang dan kandung kemih di depan, ototnya disebut miometrium. Uterus terapung di dalam pelvis dengan jaringan ikat dan  2 cm. Berat 50 gr,± 5 cm, tebal ±ligament. Panjang uterus 7½ cm, lebar  dan berat 30-60 gr. Uterus terdiri dari :
(1)   Fundus uteri (dasar rahim)
Bagian uterus yang terletak antara pangkal saluran telur. Pada pemeriksaan kehamilan, perabaan fundus uteri dapat memperkirakan usia kehamilan.
(2)   Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar pada kehamilan, bgian ini berfungsi sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang terdapat pada korpus uteri disebut kavum uteri atau rongga rahim.
(3)   Servix uteri
Ujung servix yang menuju puncak vagina disebut porsio, hubungan antara kavum uteri dan kanalis servikalis disebut ostium uteri internum.
c)      Ovarium
Merupakan kelenjar berbentuk kenari, terletak kiri dan kanan uterus dibawah tuba uterine dan terikat di sebelah belakang oleh ligamentum latum uterus. 
d)     Tuba Fallopi
Tuba fallopi dilapisi oleh epitel bersilia yang tersusun dalam banyak lipatan sehingga memperlambat perjalanan ovum ke dalam uterus. Sebagian sel tuba mensekresikan cairan serosa yang memberikan nutrisi pada ovum. Tuba fallopi disebut juga saluran telur terdapat 2 saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-kira 12 cm tetapi tidak berjalan lurus. Terus pada ujung-ujungnya terdapat fimbria, untuk memeluk ovum saat ovulasi agar masuk ke dalam tuba (Tambayong, 2002).



C.    Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat zat lain.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang ditemukan :
1.      Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2.      Faktor organic karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
3.      Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor organik.
4.      Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti. Rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu

D.    Tanda dan Gejala
Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut hiperemesis gravidarum tidak ada kesepakatan. Ada yang mengatakan, bila lebih dari 10 kali muntah. Akan tetapi, apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi menjaditiga tingkatan, yaitu :
1.      Tingkat I ( Ringan )
a.       Mual muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita.
b.      Ibu merasa lemah.
c.       Nafsu makan tidak ada.
d.      Berat badan menurun.
e.       Merasa nyeri pada epigastrium.
f.       Nadi meningkat sekitar 100 per menit.
g.      Tekanan darah menurun.
h.      Turgor kulit berkurang.
i.        Mata cekung.
2.      Tingkat II ( Sedang )
a.       Penderita tampak lemah dan apatis.
b.      Turgor kulit mulai jelek.
c.       Lidah mengering dan tampak kotor.
d.      Nadi kecil dan cepat.
e.       Suhu badan naik (dehidrasi).
f.       Mata mulai ikteris
g.      Berat badan turun dan mata cekung.
h.      Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
i.        Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria. 
3.      Tingkat III ( Berat )
a.       Keadaan umu lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma).
b.      Dehidrasi berat.
c.       Nadi kecil, cepat dan halus.
d.      Suhu meningkat dan tensi turun.
e.       Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf dan penurunan mental.
f.       Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati.

E.     Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada trimester pertama. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan – bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus – menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah – muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan

F.     Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Makanan  yang  berminyak  dan  berbau   lemak  sebaiknya  dihindarkan.   Makanan  dan minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
1.      Obat – obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
2.      Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
3.      Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
4.      Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
5.      Diet
a.       Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa roti kering dan buah – buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi  1 – 2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang dalam semua zat – zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan selama beberapa hari.
b.      Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang. Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
c.       Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

G.    Penanganan
a.       Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologi. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :
1.      Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.
2.      Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makana dalam jumlah kecil tapi sering.
3.      Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat. Hindari makanan berminyak dan berbau lemak.
4.      Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas ataupun terlalu dingin.
5.      Usahakan defekasi teratasi.
b.      Terapi obat obatan
Apabila dengan cara diatas keluhan dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang diperlukan pengaobatan :
1.      Tidak memberikan obat yang teratogen.
2.      Sedetiva yang sering diberikan adalah Phenobarbital.
3.      Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
4.      Anthistaminika seperti dramamin, avomin.
5.      Pada keadaan berat, antiemetik seperti disiklomin hidrokloride atau khlorpromasin.

c.       Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap dirumah sakit.
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :
1.      Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah, dan peredaran darah baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan.
2.      Terapi psikologik
Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar, normal, dan fisiologis, jadi tidak perlu takut dan khawatir.yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atau konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
3.      Terapi paretal
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat, dan protein dengan glukaosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambahkan kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang masuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang disebutkan diatas.


4.      Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abotus terapiutik sering sulit diambil, oleh karena di satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak boleh   menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.
 
 
 
ASUHAN KEPERAWATAN

I.                   PENGKAJIAN
a.       Identitas
Nama
Umur
Alamat
Status
No             MR
Penanggung jawab
b.      Riwayat Kesehatan
-          Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya klien mengatakan tidak ada mengalami penyakit yang sama seperti saat ini, biasanya klien mengatakan pola kebiasaan yang tidak sehat, gaya hidup dan nutrisi yan tidak baik.
-          Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien merasakan mual, muntah, nyeri dibagian epigastrium, klien biasanya mengatakan nafsu makan berkurang, mudah lelah, klien biasanya mengatakan tidak bisa beraktifitas, klien biasanya mengatakan badan terasa demam, dan merasa cemas.
-          Biasanya klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama seperti klien.
c.       Pemeriksaan fisik
a)      Kepala dan wajah    : Rambut bisanya berwarna hitam, tidak oedema,tidak ada lesi, wajah biasanya oval
b)      Mata                         : Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
c)      Leher                        : Biasanya JVP dalam normal
d)   Abdomen (Perut)
·         Inspeksi        : biasanya simetris kiri dan kanan, tidak ada tonjolan, tidak ada kelainan umbilikus dan adanya pergerakan didindng abdomen
·         Auskultasi : biasanya suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran (bagian diafragma dari stetoskop)
·         Palpasi       : biasanya turgor kulit baik, hepar tidak teraba
·         Perkusi       : biasanya tympani
e)  Thorak (dada)
Inspeksi           : Biasanya ditemukan ketidaksimetrisan rongga dada dan tulang belakang
Palpasi             : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri
Perkusi            : Cuaca resonan pada seluruh lapang paru
Auskultasi       : Biasanya vesikuler

f) Jantung
inspeksi           : Biasanya Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi             : Biasanya  Ictus cordis tidak teraba
Perkusi            : Biasanya pekak
Auskultasi       : Biasanya irama jantung teratur

g)  Kesadaran
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah.

V.      Pengkakjian bio-psiko-sosisal dan spiritual
1)      Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
·         Biasanya pasien tidak menengetahui tentang penyakit
2)      Pola aktivitas dan latihan
·         Jarang berolah raga
·         Istirahat kurang dari kebutuhan
3)      Pola tidur dan istirahat
·         Biasanya tidur terganggu karena adanya nyeri
4)      Pola mekanisme koping terhadap stres
·         Stres, cemas karena penyakitnya
5) Eliminasi
·         Biasanya adanya perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalis ;peningkatan konsistensi urine.
6.) Makanan/cairan;
·         mual dan muntah yang berlebihan (4-8 minggu)
·          nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5-10 kg), membrane mukosa mulut iritasi dan merah
·         Hb dan Ht rendah,
7)      Pernafasan
·         frekuensi pernapasan meningkat.
8)      Keamanan
·         suhu kadang naik, badan lemah, ikterus, dan dapat jatuh dalam koma
9)      Seksualitas
·         penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
10)      Interaksi social
·         perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospotalisasi dan sakit, system pendukung yang kurang.


2.      DIAGNOSA
a.    Kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah
b.    Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
c.    Nyeri akut epigastrium berhubungan dengan muntah berulang
d.   Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat tidak adekuatnya nutrisi



                    
3.      INTERVENSI

Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Kekurangan Volume Cairan
Berhubungan dengan muntah
-   
NOC:
·         Fluid balance
·         Hydration
·         Nutritional Status : Food and Fluid Intake
Kriteria Hasil:
-          Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal
-          Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
-          Tidak ada tanda tanda dehidrasi
-          Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
NIC :
-          Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
-          Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan
-          Kolaborasi pemberian cairan IV
-           Monitor status nutrisi
-            Berikan cairan oral
-          Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
-          Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
-           Monitor intake dan urin output setiap 8 jam


Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Berhubungan dengan muntah
NOC:
·         Nutritional status: Adequacy of nutrient
·         Nutritional Status : food and Fluid Intake
·          Weight Control

  Kriteria Hasil :
-          Adanya peningkatan berat badan
-          Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
-          Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
-          Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Monitor adanya penurunan BB dan gula darah
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama jam makan
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht
Monitor mual dan muntah
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor intake nuntrisi
Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi
Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.
Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama makan
Anjurkan banyak minum
Pertahankan terapi IV line
Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oval


Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan muntah berulang

NOC :
·                    Pain  level
·                    Pain control
·                     comfort level

Kriteria Hasil:
  Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
  Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
  Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
  Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
  Tanda vital dalam rentang normal
  Tidak mengalami gangguan tidur


NIC :
§ Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi faktor presipitasi nyeri
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
§ Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Tingkatkan istirahat
§ Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
§ Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali


Diagnosa Keperawatan/ Masalah Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Intoleransi aktivitas
Berhubungan dengan tidak adekuatnya nutrisi
        
 
NOC :
·         Self Care : ADLs
·         Energy conservation
·         Activity tolerance

Kriteria Hasil :
-          Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
-          Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
-          Tanda-tanda vital normal
-          Mampu berpindah tanpa bantuan
-          Sirkulasi status baik
NIC :
-          Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
-          Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
-           Monitor nutrisi  dan sumber energi yang adekuat
-          Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
-          Monitor respon kardivaskuler  terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
-          Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
-          Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
-          Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
-          Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
-          Bantu untuk  mengidentifikasi aktivitas yang disukai
-          Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
-          Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
-          Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
-          Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
                Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari – hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat terjadi dehidrasi. ( Standar pelayanan medic obstetric & ginekologi ).
                Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi.

B.   Saran
Dapat mengetahui setiap faktor risiko yang dimiliki, sehingga bisa mendapatkan prompt diagnosis dan pengobatan jika terjadi hiperemesis gravidarum pada wanita hamil serta dapat melakukan pencegahanya.
Makalah yang telah disusun ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu diharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini. Terima kasih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar