Rabu, 11 Februari 2015

Tersembunyi dibalik kelabu



Keraguan itu muncul seakan memecahkan fikiran yang telah berusaha diisi dengan berbagai teori-teori alamiah, buatan bahkan tambahan. Keegoisan yang memecahkan asa dan keinginan, seakan menentang kepedulian dan ambisi untuk mnyikapi problem dunia yang merasuk disuatu kehidupan yang baru. Kesederhanaan berfikir seolah memberanikanya melewati hal yang sulit untuk dipikirkan, sehingga tak mampu untuk dipecahkan, diselesaikan dan dimengerti.
Ruang hampa yang begitu sunyi membuat jiwa teduh, pikiran jernih tak ada lawan arus yang seolah ingin merasuki jiwa yang sepi. walaupun seorang diri duduk disudut dinding yang seakan menguping apa yang dibicarakan serta mengintip apa yang dilakukan. Namun keinginan untuk keluar sangat kuat tapi seakan kaki tak ingin melangkah, tangan seakan tak ingin melambai, mata seakan buta dan telinga seakan tuli, serta mulut seakan bisu. Kehampaan diri terus dilakukan disetiap ruangan yang begitu simple merasakan cepatnya waktu segalanya akan dicurahkan. emosi, sedih, bahagia, bahkan kecewapun. berbicara pada sosok benda yang dianggap hidup, meyakini dia bakalan mendengar segala isi hati, tapi tidaklah membuatnya mendua, yakin bahwa segala sesuatu yang dia lakukan pasti ada sosok yang akan selalu ada disampingnya walaupun tidak kelihatan yaitu Tuhanya.

Disudut dinding duduk termenung, berkaca memandangi diri yang sekan melemah, tak berdaya, merah merona wajahnya seakan petanda memiliki something didalam jiwa. Meraung demi melupakan hal yang tak kan bisa kembali lagi ,menangisi hal yang sekan telah pergi, meratapi sesuatu yang seakan tak akan muncul secara tiba2. Kebutuhanya akan sesuatu membuat dia rindu pada sosok yang selalu nyaman dan selalu mengerti akan dirinya yang bisa membuat kisah hidupnya lebih baik. 

Keceriaanya yang tak bisa dideteksi selama ini membuat orang disekitar penasaran, seolah tidak ada apa2 dihidupnya “no what what”, tak ada masalah dan tak ada solusi. Tingkah laku yang seolah membuat dia lelah tanpa mempedulikan tawaan orang seakan membunuhnya, memakinya serta merendahkanya. Kepedulian yang seakan dipertahankan demi orang yang disekitarnya walaupun sebenarnya tak kuat, rapuh dan lemah. Itu semua dilakuakan karena dia menginginkan kebahagiaan dirasakan oleh orang yang pantas untuk bahagia. berusaha melakukan apapun dengan keikhlasan dirinya untuk membantu.

Beban hidup membuat dia menjadi dewasa, membuat dia menjadi kuat dan tegar walaupun mencabik2 jiwanya yang lama-kelamaan menjadi sobek dan terbuang. Disatu suatu hari dia akan berusaha  terbang mengenakan sayap yang seakan membuatnya bebas kemanapun dia pergi, akan berusaha memperbaiki sayap yang seolah telah lama rusak dan robek menjadi kuat, bagus dan indah. Sehingga siap mengantarkan pulang perginya dengan senyuman manis dan tawa kecil dihati orang2 yang dikasihi dan dicintainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar