Kebahagiaan merupkan impian setiap orang, bagaimanapun
caranya orang akan berusaha untuk mencapai sebuah kebahagiaan abadi didalam hidupnya,
namun kegelisahan tiba2 muncul ditengah2 kebahagian, kegelisahan yang seakan
menepis hidupnya.
Dia tidak merasakan kebahagian walaupun dari ujung kaki
sampai rambutnya bertahtakan kemewahan, kecantikan, tapi tak sedikitpun
memberinya kebahagiaan, ketenangan dan kenyamanan.
Setiap kali menyendiri dikamar, ia selalu menangis. Dunia seolah
menindih dadanya yang masih muda, membuatnya tak bisa bernafas, istirahat dan
menikmati ketenangan.
Sederet pertanyaan merusak ketenanganya, menjadikan
pikiranya kacau. Mengapa manusia diciptakan? Apa tujuan dari keberadaanya? Apa akhir
dari semesta ini,dan kemana manusia kala itu? Apa yang bakal terjadi setelah
kematian?
Ia merasa takut atas sesuatu yang tidak diketahui pasti
dimasa mendatang. Selain itu ia merasa tidak mampu berbuat apa-apa dihadapan
musibah dan kesulitan hidup. Akhirnya ia menghentikan pertanyaan lelucon itu
dengan sendiri setelah ia membaca sebuah artikel majalah yang berjudul “ penghuni
syurga bukanlah orang-orang yang berbahagia” dia bertanya2 didalam hati apa maksud dari
artikel tersebut,artikel menceritakan
tentang surga dunia yaitu manusia yang hidup makmur dinegerinya, negeri
menyediakan semua kebutuhanya.
Setelah membaca, dia bersedih karena dengan keadaan manusia
didunia yang mencapai dan menginginkan peradaban material tetapi membelakangi
peradaban spiritual yang masih dimata kaki.
Firman Allah SWT,”Dialah
yang telah menurunkan ketenangan didalam hati orang-orang mukmin untuk menambah
keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada)”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar