Kamis, 04 Desember 2014

Dear Allah SWT

Saat cinta berpaling, saat diriku goyah bagai layang-layang yang entah dimana di bawa semilir angin, saat ujian dan cobaan yang kau beri dalam hidup ku mengguncang jiwa, Kemana hamba harus mencari kekuatan agar hati terus bertasbih? Hanya pada-Mu ya Allah hati ini mengadu...
Izinkan aku untuk terus dan terus mencintai-Mu tanpa mengalahkan dari yang lainnya. Apalagi kecintaanku kepada pasangan  yang tanpa kutahu ia siapa sebenarnya?? Engkau lah tempat ku mengadu, menangis tanpa ada orang lain yang tahu karena sebagian mereka masih lelap tertidur, dan sepertiga malam-Mu lah aku mencurahkan segalanya.

Ketika ku belajar mengenal diriku sendiri, bagaikan berkaca di tengah keramaian khalayak tanpa ada yang mengetahuinya, aku mencoba berdiri dengan iman yang masih turun naik karena banyak proses yang dilalui hari demi hari, detik demi detik dan bulan pun berganti tahun, dan akhirnya sampailah aku pada keistiqomahan yang dengan kerasnya usaha ku untuk membangunnya, tanpa campur tangan Allah aku tak bisa seperti ini.

Aku yang merasa kecil di hadapan-Nya bahkan debu pun tak mampu terlihat karena keterbatasan ku, Allah lah yang mencintaiku tanpa pernah Ia melalaikan ku setiap detik kusebut nama-Nya dengan lafadz yang begitu indah dan alunannya begitu merdu bagaikan kicauan burung di pagi hari bahkan lagu romantik pun tak mampu mengalahkan surat-surat indah-Nya yang telah tertulis di dalam kitab, yaitu Alquran.

Kali ini tak ada lagi permintaanku, segala yang menjadi inginku telah Allah berikan dan bahkan tanpa permintaanku pun Allah telah mengabulkannya. Doa yang bukan doa ku lah yang tengah kurasakan saat ini aku yang tengah melakukan istikharah agar diberi Allah jodoh yang baik dari sisi-Nya telah mengantarkan ku pada keistiqomahan selalu ada dirinya dalam doa-doa ku dan selalu ada tangisan dalam setiap doa ku untukmu duhai kau yang dicintai Allah..

Allah mempunyai kekuatan besar dan kuat untuk membuat sesuatu itu menjadi nyata seperti “Kun Fayakun’’ Seperti itulah hal kurasakan sekarang, dalam doa kutitipkan rinduku padamu imam ku yang sangat di cintai Allah.

Namamu begitu indah ketika Allah membuat ku merasakan perasaan yang tenang disaat pertama kali aku mengenalmu. Ada rasa yang berbanding terbalik, Apa aku sanggup menyangkalnya?? Ternyata aku tak mampu menyangkalnya karena Allah lah yang memberikan rasa itu tanpa kau sadari pun,tapi biarlah rasa itu menjadi rasa yang seperti seujung kuku yang sedikit demi sedikit tumbuh dan itu karena Allah. Oleh karena itu aku mencintai Allah melebihi aku mencintai makhluk-Nya, tak kan kubiarkan Allah hilang dari hatiku, biarlah setan membisikan kepada ku rayuan-rayuan gombalnya anggap lah itu penguji keimanan ku.

Atas izin Allah lah aku bisa mengenalmu, mencintaimu, dan menyampaikan rasa rinduku padamu dalam doa ku. Berterima kasih lah pada Allah yang mempertemukan kita tanpa cara yang kebetulan, skenario-Nya begitu indah,yang awalnya kita tidak saling kenal,alurnya pun tepat dan sempurna. Sajadah adalah tempat ku berterima kasih kepada-Nya.

Untukmu yang teristimewa, izinkan aku menjaga hatiku untukmu yang di dalam diriku terdapat banyak kekurangan, bahkan aku pun bukan wanita yang baik akan tetapi aku akan memperbaiki diriku menjadi lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar