Selasa, 06 Januari 2015

Deadline



“betapa bodohnya ketika kita tahu bahwa kematian bisa datang kapanpun, namun masih saja dengan tenang mengerjakan kemaksiatan dan pkerjaan yang sia-sia dalam hidup”

Terkadang perasaan dekat dengan ajal akan mengantarkan kita pada kondisi jiwa yang damai. Hidup kita tak lagi berpanjang dan neko-neko. Kita tiba-tiba saja hidup dalam efektifitas yang tinggi. Karena yang kita rasa hanya satu, bagaimana agar sisa usia yang tinggal sedikit ini bisa menjadi usia terbaik bagi kita. Bagaimana agar diakhir hidup menjadi manusia yang sebaik mungkin.agar aku meninggalkan karya terbaik, dinikmati oleh generasi dibawahku, dan mengalirkan pahala ketika aku dialam barzah.

Ada seorang anak muda yang divonis mendapatkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan,disana dia akan memutar balik hidupnya bahkan sifatnya yang dulunya negatif,berubah drastis menjadi orang yang lebih baik. Tiba2 saja dia menulis surat terakhir untuk tuhanNya, tulisanya sungguh indah, idenya mengalir dengan cemerlang,rangkaian kata2 nya mampu membuat pembaca beruraikan air mata. Menulis artikelpun tidak pernah, tiba2 saja  keajaiban datang saat mengetahui bahwa hidupnya tak kan lama lagi, hasil karyanya mampu mngalahkan penulis yang terpopuler.

Dari cerita diatas,kita bisa mengambil pelajaran bahwa kematian memang terasa menakutkan, tapi mengingatnya akan selalu menyemangati kita. Hidup ini singkat,waktu kita didunia dibatasi,hidup bukanlah untuk main2 melainkan untuk digunakan sebaik mungkin mengabdi kepada sang pencipta.
Setiap detikpun tidak akan lupa untuk dipertanggungjawabkan nantinya dipadang mahsyar, “ untuk apa umurmu kau gunakan?” lebih banyak bergelimang dosa atau pahala? Lebih banyak kau buang dengan kemalasan atau kau isi dengan amal  optimal?

Siapa pun kamu, yakinlah akan adanya peluang untuk mempergunakan usiamu dengan berbagai macam cara. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar