“betapa bodohnya ketika kita tahu bahwa kematian bisa datang
kapanpun, namun masih saja dengan tenang mengerjakan kemaksiatan dan pkerjaan
yang sia-sia dalam hidup”
Terkadang perasaan dekat dengan ajal akan mengantarkan kita
pada kondisi jiwa yang damai. Hidup kita tak lagi berpanjang dan neko-neko.
Kita tiba-tiba saja hidup dalam efektifitas yang tinggi. Karena yang kita rasa
hanya satu, bagaimana agar sisa usia yang tinggal sedikit ini bisa menjadi usia
terbaik bagi kita. Bagaimana agar diakhir hidup menjadi manusia yang sebaik
mungkin.agar aku meninggalkan karya terbaik, dinikmati oleh generasi dibawahku,
dan mengalirkan pahala ketika aku dialam barzah.
Ada seorang anak muda yang divonis mendapatkan penyakit yang
tidak dapat disembuhkan,disana dia akan memutar balik hidupnya bahkan sifatnya
yang dulunya negatif,berubah drastis menjadi orang yang lebih baik. Tiba2 saja
dia menulis surat terakhir untuk tuhanNya, tulisanya sungguh indah, idenya
mengalir dengan cemerlang,rangkaian kata2 nya mampu membuat pembaca beruraikan
air mata. Menulis artikelpun tidak pernah, tiba2 saja keajaiban datang saat mengetahui bahwa
hidupnya tak kan lama lagi, hasil karyanya mampu mngalahkan penulis yang
terpopuler.
Dari cerita diatas,kita bisa mengambil pelajaran bahwa
kematian memang terasa menakutkan, tapi mengingatnya akan selalu menyemangati
kita. Hidup ini singkat,waktu kita didunia dibatasi,hidup bukanlah untuk main2
melainkan untuk digunakan sebaik mungkin mengabdi kepada sang pencipta.
Setiap detikpun tidak akan lupa untuk dipertanggungjawabkan
nantinya dipadang mahsyar, “ untuk apa umurmu kau gunakan?” lebih banyak
bergelimang dosa atau pahala? Lebih banyak kau buang dengan kemalasan atau kau
isi dengan amal optimal?
Siapa pun kamu, yakinlah akan adanya peluang untuk mempergunakan
usiamu dengan berbagai macam cara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar