Jumat, 16 Januari 2015

Suatu ketika

Mencintai dan ingin dicintai adalah fitrah kita sebagai makhluk Sang Maha Cinta. Tidak ada satupun manusia hidup tanpa secercahpun rasa ini, tidak satupun bahkan sebejat apapun seseorang itu. Lalu apa yang salah dari rasa ini? Tidak ada yang salah dengan rasa ini, tidak ada. Terus kenapa ada yang mengatakan cinta itu menyakitkan, cinta itu kejam bahkan cinta ini membunuhku...kayak lagunya D’masive gitu. Namun sebenarnya yang salah adalah kita, manusianya. Karena kita tahu manusia adalah tempat salah, khilaf dan lupa. Jadi kitalah manusia yang menjadikan cinta yang menyakitkan. Sepertinya sahabatku sangat menyadari dan paham betul dengan hal ini. Ia sangat mewanti-wanti hal semacam itu karena mungkin juga belajar dari pengalaman. Namanya Ima, Ima adalah teman baikku sejak 4 tahun yang lalu. Aku cukup tahu dirinya walaupun tidak akan pernah bisa tahu 100%. Karena seseorang yang hidup bersama seumur hidup pun belum tentu saling mengetahui secara keseluruhan.

Ima adalah gadis yang baik, suka menolong sesama dan mudah bergaul dengan siapa saja dari tukang kebun sekolah sampai kepala sekolah sekalipun mungkin karena ima memiliki sifat yang tidak sombong sampe2 orang yang tidak dikenalinya pun disapa saat bertemu. Itulah kelebihan dari temanku ini. Karena itulah banyak yang suka dan naksir padanya, mulai dari junior sampai senior bahkan alumni yang sering datang pas latihan atau acara-acara yang berhubungan dengan organisasi. Ima juga punya sederet mantan yang rata-rata adalah orang-orang dengan latar belakang yang baik. Maksudku kalo bukan ketua MPK, ya ketua organisasi di sekolah atau alumni dengan tampang yang bisa di bilang kece. Namun, itu adalah sebelum Ima bertemu dengan seseorang yang ia temui di acara Rohis sekolah kami.

Suatu hari ketika kami dapat kehormatan di undang dalam acara ke-rohis-an gitu, aku juga lupa tepatnya acara apa. Waktu itu hadir organisasi da’wah di kota kami dan alumni kami datang dengan berbagai sederet prestasi ditambah tampang cling juga dengan kewibawaan sebagai aktivis islam dikampus mereka. Aku menyadari dari acara itu satu hal, jika kita mengikuti perkumpulan orang-orang yang mencari kebaikan, meskipun awalnya kita ikut-ikutan namun percayalah kita bakal kena ciprat kebaikannya. Sejujurnya waktu itu aku hanya ikut-ikutan Ima yang dari dulu antusias mengikuti acara keislaman. Ima yang cantik, mudah bergaul dan punya geng geol (gaul) gitu di sekolah diluar pertemanannya denganku tetap aja masih punya waktu dan ketertarikan dengan hal begini. Padahal waktu itu aku selalu berpikir bahwa orang cantik, punya pergaulan luas dengan kegeol-an yang kalo aku pandang sih lebih kayak anak alay gitu, hehehe... maaf ya, tapi serius aku dulu berpikir kayak gitu mungkin karena Ilmu Pengetahuan Umum-ku waktu itu masih kurang jadi sering berpikiran sempit gitu. 
Saat kami duduk dengan tenang sembari panitia mempersiapkan acara di Mushola sekolah, datanglah seorang pangeran yang ada sayapnya dari pintu sebelah kanan Mushola seperti ada cahaya yang melatarbelakangi kedatangannya, lalu selangkah dua langkah dan seterusnya ia menuju ke bagian depan dekat podium, bersalaman dan sedikit lawakan dengan semua saudara disana. Ouh Jleb! Oukeh ini semua berlebihan,kenyataannya adalah saat itu ada seorang pemateri kita yang emang tampang oke banget, selain itu tentu sholehah eh maksudku sholeh. Jelas sih menurutku, meskipun kita tidak kenal siapa orang itu namun kadang kita bakal ngerasa dan hati kita bakal ngerasa perbedaan antara orang yang taat agamanya dengan yang tidak.  Namun aku sih biasa aja mandang itu “pemateri” dan tidak terlalu lama meletakkan pandanganku pada si pemateri. Begitu juga hadirin yang lainnya. Namun tidak bagi Ima, matanya mandang dengan “sesuatu” dan itu cukup lama. Aku menyadarinya dan aku sikut lengannya. “Jangan mandang terlalu lama, ntar mata kamu keluar hehehe” Kataku. Ima sadar lalu tersenyum dan untuk beberapa waktu berikutnya ia jadi senyum-senyum sendiri. “Gila ini anak, pasti tadi kerasukan hantu pohon depan deh pantes aja dari tadi ada aura aneh” candaku kepada Ima. Eits jangan salah paham dulu, aku dan Ima saking dekatnya kalo ngomong suka sekena dan seenaknya aja, malah jadi kerasa lebih dekat. “Aku rasa aku kerasukan malaikat deh” senyum dengan mata hampir udah kayak liter U kebalik, kebayang nggak tuh anak  jadi tambah imut. Dan aku cuman bilang “Kayaknya otakmu yang geser deh” dan Ima cuma ketawa. Selanjutnya acara dimulai.
Pertama seperti urutan acara-acara biasa. Protokol yang sedang berlangsung-pembacaan kalam ilahi oleh... (aku kenal ini orang, dia juniorku aduh Masha Allah suaranya merdu banget pas ngaji tentram ini hati). Dan selanjutnya pengisi materi yaitu oleh Mas Ilham, pangeran bersayap tadi hahaha. Semuanya sepertinya sudah menunggu-nunggu saat Mas Ilham ngasih materi, belakangan aku baru tahu ternyata Mas Ilham memang rutin ngasih materi atau pengajian di Rohis sekolahku, ia juga banyak di jadiin panutan sama teman-temanku untuk terus mengali ilmu agama. Isi materi tepatnya aku lupa, yang jelas ini tentang bagaimana seharusnya hubungan kita dengan lawan jenis kita. Si Ima langsung senyum-senyam namun cukup ada yang aneh dengannya. Entah aku yang salah liat atau bagaimana meskipun matanya Ima kedepan tapi sebisa mungkin iya tidak lihat langsung ke mata Mas Ilham, wah ada apa nih? Jangan-jangan benar-benar ada malaikat merasukinya, hahaha...
Hari itu pengkajian dengan Mas Ilham akhirnya ngena di hatiku dan jadi bahan renungan untukku juga Ima. Ima jadi banyak diam sepulang dari pengajian, ada yang berbeda mungkin Ima merenunginya terlalu dalam. Aku jadi curiga dan berprasangka aneh-aneh. “Ima, kamu kenapa? Kok jadi banyak diam gitu? Jangan-jangan emang ada malaikat ngerasuki hati kamu? Hahaha ada apa?” tanyaku. “Tidak, aku hanya berpikir bagaimana aku selama ini” jawabnya agak lirih. Wiih benar nih pasti imbas dari pengajian tadi. Bagus sih, tapi alasan terselubungnya karena Mas Ilham kan itu tidak baik. Bagaimanapun perubahan itu harus dari dalam diri jangan karena orang lain. Komitmen dari diri sendiri akan lebih bertanggung jawab dibandingkan karena orang lain. Aku yang sudah paham ini mengarah kemana berusaha sedikit berbicara agar Ima harus meluruskan niatnya, tapi meskipun begitu aku juga bukan orang yang sepenuhnya paham jadi hanya bentuk usahaku untuk Ima bukan aku yang lebih baik dari Ima. “Ima... aku tahu mungkin kamu merasa pengen lebih lagi setelah banyak yang kamu alami tapi niatmu.... ” belum selesai aku bicara Ima langsung motong “Hahaha, tenang aja niatku bukan karena aku suka Mas Ilham terus pengen berubah agar besok-besok nih Mas Ilham juga suka aku, insyaallah bukan gitu kok. Ini jauh sebelum aku ikut acara pengajian ini, waktu aku mutusin ngk pacaran lagi sama Mas Adi dan selalu antusias ikut acara kayak begini” Ima menjelaskan kepadaku. Penjelasan Ima membuatku takjub dan sedikit mengerti dengan pilihan Ima, ini membuatku sedikit flashback kebeberapa waktu lalu.
Rasanya ada 2-3 bulanan ini ada perubahan dalam diri Ima, meskipun banyak tak disadari dan secara perlahan-lahan Ima memang berubah jadi lebih baik. Ada satu waktu ketika kami ke toko buku terbesar di kota kami, biasanya kami bakal langsung tuh ke tempat komik atau ke tempat novel romantis. Bakal lama-lama berkutat menentuin pilihan novel cinta. Namun, tidak pada hari itu Ima berdiri di depan buku motivasi islami dan buku-buku yang memberi motivasi perubahan ke seharusnya seorang muslimah. Kupikir Ima iseng aja. Lain waktu, ketika dia sering keluar pas jam 9 atau 10 pagi gitu. Kupikir hanya untuk urusan toilet aja, tanpa ku pikir kenapa sering gitu ya?. Eh ternyata itu anak mau dhuha. Trus pas masuk kamarnya sekarang jadi lebih bersih, rapi dan bukunya banyak yang bertema islami. Sayangnya aku nyadarnya udah lama.
Aku tidak tahu pasti bagaimana karakter seorang ima, karena baru akhir2 tahun ini aku mengenalnya, bahkan dulu sempat ilfil melihatnya karena pergaulanya yang begitu luar biasa menurutku, mungkin karena aku kurang banyak teman kali ya. Sekarang ima  berkomitmen tidak mau pacaran lagi, walaupun sebenarnya banyak sekali laki2 yang ingin menjadi pacarnya bahkan ingin mendekatinya, tapi ima tetap teguh dalam pendirianya, sekarang ima mau berubah dari masa lalunya yang begitu membuatnya horror ku kira menakutkan nuga sihh, tak tau arah ya bisa dikatakan ima terjerumus pada masa yang tidak diinginkan, untung saja ima memiliki teman yang sepergaulanya punya sifat dan watak yang lurus, berbanding terbalik denganya, karena teman dan sahabatnya itulah membuat ima berubah menjadi seperti sekarang, mungkin sebagai perantara kali ya yang telah direncanakan tuhan untuknya, ima mengatakan bersyukur memiliki teman2 yang baik, sahabat yang membuat ima lebih baik lagi termasuk aku, weheheh. . .
Sekarang ima hanya menunggu takdir dari sang pencipta, walaupun sebenarnya hatinya sudah berkutak dan tersangkut pada sosok lelaki yang ditemuinya pertama saat acara dakwah di sebuah organisasi yaitu rohis, dari sana hatinya diberikan cahaya oleh tuhan sebagai penerang hati dan jiwanyanya yang selama ini menurutku gelap gulita tanpa ada sata titik lampu yang menyinari, ingin sekali ima melakukan suatu hal yang membuat sang lelaki itu terpesona kepadanya, tapi malaikat disebelah kananya berkata, ”jangan. . .,itu dosa” , dan niatnyapun menjadi terurungkan, namun tiba2 malaikat disamping kirinya pun berkata, “lakukan saja ima,mana tau dia juga suka dengan mu,ayoo. . .!!! “ namun karena mendengarkan ceramah agama selama dimesjid yang disampaikan oleh mas ilham,  itu  yang membuat hati ima dirasuki banyak malaikat2 baik hati, akhirnya  ima lebih memihak kepada malaikat disebelah kananya yang melarang dia untuk melakukan hal yang bodoh tersebut, dia memikirkan keadaan tersebut dirumahnya sampai beberapa hari, bahkan teman2nya pun mengetahui bahwa dia terserang virus merah jambu karena mengikuti dakwah saat acara rohis.
Karena sekarang ima sibuk dengan rutinitasnya sehari2, dan juga mas ilham sibuk dengan pekerjaanya didunia ilmu, maka dengan itu ima jarang lagi bertemu dengan sosok lelaki yang diharapkan menjadi imamnya suatu saat nanti, bahkan ikut acara rohispun ima tidak bisa menyempatkan diri untuk hadir berkumpul bersama teman2 dan sahabat2 lainya, ima mengerti sekarang bahwa mencintai bahkan mengaharapkan sseorang dengan lebih serta melampaui batas akan membuat noda2 hitam dihatinya dan nista terhadap dirinya, sekarang ima hanya menunggu,,,menunggu,,, dan menunggu sosok seorang lelaki yang lebih pantas dan lebih baik untuk dirinya nantinya, walaupun hatinya keras untuk mengharapkan sosok lelaki itu adalah yang pernah dikaguminya yaitu mas ilham. Kini mereka terpisah bagaikan langit dan bumi, tak ada kabar sedikitpun walaupun faktanya belum pernah komunikasi sama sekali, tapi hati ima sendiri berkata, bahwa ima pernah berkomunikasi dengan diri mas ilham  walaupun bukan dunia nyata.
Ringkas cerita,hari demi hari dilalui oleh ima,rutinitas yang biasa tetap dijalani,kewajiban menuntut imu bahkan kehausanya pada dunia baca tetap difokuskan, sehingga ima lupa akan suatu hal yang membuat dirinya menjadi jauh lebih berubah dari ima yang dulu, akhirnya ima membiarkan takdir dari tuhanlah yang akan menemukanya suatu saat nanti dengan mas ilham, walaupun tidak ada usaha sedikitpun antara ima dan mas ilham, ima juga menginginkan mas ilham juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya, tapi hati ima terlalu kecil, lembut dan lemah bagaikan debu yang mudah diterbangkan angin digurun sahara, ima hanya pasrah dan rela jika suatu saat nanti mas ilham yang telah dikaguminya tidak menjadi imam bagi dirinya untuk mengarahkan hidupnya agar lebih baik, baik lagi dan juga baik2nya, bahkan menjadi imam buat wanita yang lain, walaupun sebenarnya hati ima diguyur hujan yang deras, sehingga cemburu menguras bak mandi, ima membiarkan virus yang telah lama mengendap dihatinya berangsur hilang oleh antibiotik yang selalu diberikan oleh sang perawat untuknya, ima membiarkan cinta yang suci untuk mas ilham terpendam dihatinya yang suci juga tanpa dinodai oleh beberapa bakteri yang ingin merasukinya.
Akhirnya mereka terpisah oleh jarak yang kian hari semakin jauh, semakin lama dan semakin menjauh mengintainya, ima rela “jomblo demi cinta yang suci”, teman2 didekatnya sampe antusias melihat perubuhan ima yang begitu menaik 100%, melihat perubahan yang luar biasa membuat orang yang didekatnya penuh dengan tanda tanya yang besar “?” kenapa bisa? Apa yang terjadi dengan ima ? wanita yang dulunya gencar dicari2 oleh cinta, sekarng rela jomblo :D , itu sih teman2 yang dulu mendukung masa lalunya yang gencar dicari sang pendekat nafsu cinta. Kalau kami tidak, kami menginginkan ima berubah, yahh syukurlah inilah waktunya, inilah jalan ima yang terbaik, bahkan kami akan selalu mensuport ima, untuk menjadi diri yang lebih baik.
#Kami dalam kata2 diatas adalah sahabat2 rohis ima, sahabat juang ima yang selama ini gencar mencari dunia ilmu religius, kami berharap ima akan teguh dengan pendirianya dan menjadi wanita muslimah yang diinginkan, serta hasil yang didapatkan adalah pangeran harapan yang diinginkan alias mas ilham #amiin# karna setelah sekian lama menjomblo demi cinta yang suci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar