Mencintai
dan ingin dicintai adalah fitrah kita sebagai makhluk Sang Maha Cinta. Tidak
ada satupun manusia hidup tanpa secercahpun rasa ini, tidak satupun bahkan
sebejat apapun seseorang itu. Lalu apa yang salah dari rasa ini? Tidak ada yang
salah dengan rasa ini, tidak ada. Terus kenapa ada yang mengatakan cinta itu
menyakitkan, cinta itu kejam bahkan cinta ini membunuhku...kayak lagunya
D’masive gitu. Namun sebenarnya yang salah adalah kita, manusianya. Karena kita
tahu manusia adalah tempat salah, khilaf dan lupa. Jadi kitalah manusia yang
menjadikan cinta yang menyakitkan. Sepertinya sahabatku sangat menyadari dan
paham betul dengan hal ini. Ia sangat mewanti-wanti hal semacam itu karena mungkin
juga belajar dari pengalaman. Namanya Ima, Ima adalah teman baikku sejak 4
tahun yang lalu. Aku cukup tahu dirinya walaupun tidak akan pernah bisa tahu
100%. Karena seseorang yang hidup bersama seumur hidup pun belum tentu saling
mengetahui secara keseluruhan.
Ima
adalah gadis yang baik, suka menolong sesama dan mudah bergaul dengan siapa
saja dari tukang kebun sekolah sampai kepala sekolah sekalipun mungkin karena
ima memiliki sifat yang tidak sombong sampe2 orang yang tidak dikenalinya pun
disapa saat bertemu. Itulah kelebihan dari temanku ini. Karena itulah banyak
yang suka dan naksir padanya, mulai dari junior sampai senior bahkan alumni
yang sering datang pas latihan atau acara-acara yang berhubungan dengan
organisasi. Ima juga punya sederet mantan yang rata-rata adalah orang-orang
dengan latar belakang yang baik. Maksudku kalo bukan ketua MPK, ya ketua organisasi
di sekolah atau alumni dengan tampang yang bisa di bilang kece. Namun, itu
adalah sebelum Ima bertemu dengan seseorang yang ia temui di acara Rohis
sekolah kami.
Suatu
hari ketika kami dapat kehormatan di undang dalam acara ke-rohis-an gitu, aku
juga lupa tepatnya acara apa. Waktu itu hadir organisasi da’wah di kota kami
dan alumni kami datang dengan berbagai sederet prestasi ditambah tampang cling juga dengan kewibawaan sebagai
aktivis islam dikampus mereka. Aku menyadari dari acara itu satu hal, jika kita mengikuti perkumpulan orang-orang
yang mencari kebaikan, meskipun awalnya kita ikut-ikutan namun percayalah kita bakal kena ciprat kebaikannya. Sejujurnya
waktu itu aku hanya ikut-ikutan Ima yang dari dulu antusias mengikuti acara
keislaman. Ima yang cantik, mudah bergaul dan punya geng geol (gaul) gitu di
sekolah diluar pertemanannya denganku tetap aja masih punya waktu dan
ketertarikan dengan hal begini. Padahal waktu itu aku selalu berpikir bahwa
orang cantik, punya pergaulan luas dengan kegeol-an yang kalo aku pandang sih
lebih kayak anak alay gitu, hehehe... maaf ya, tapi serius aku dulu berpikir
kayak gitu mungkin karena Ilmu Pengetahuan Umum-ku waktu itu masih kurang jadi
sering berpikiran sempit gitu.
Saat
kami duduk dengan tenang sembari panitia mempersiapkan acara di Mushola
sekolah, datanglah seorang pangeran yang ada sayapnya dari pintu sebelah kanan
Mushola seperti ada cahaya yang melatarbelakangi kedatangannya, lalu selangkah
dua langkah dan seterusnya ia menuju ke bagian depan dekat podium, bersalaman
dan sedikit lawakan dengan semua saudara disana. Ouh Jleb! Oukeh ini semua
berlebihan,kenyataannya adalah saat itu ada seorang pemateri kita yang emang
tampang oke banget, selain itu tentu sholehah eh maksudku sholeh. Jelas sih
menurutku, meskipun kita tidak kenal siapa orang itu namun kadang kita bakal
ngerasa dan hati kita bakal ngerasa perbedaan antara orang yang taat agamanya
dengan yang tidak. Namun aku sih biasa
aja mandang itu “pemateri” dan tidak terlalu lama meletakkan pandanganku pada
si pemateri. Begitu juga hadirin yang lainnya. Namun tidak bagi Ima, matanya
mandang dengan “sesuatu” dan itu cukup lama. Aku menyadarinya dan aku sikut
lengannya. “Jangan mandang terlalu lama, ntar mata kamu keluar hehehe” Kataku.
Ima sadar lalu tersenyum dan untuk beberapa waktu berikutnya ia jadi
senyum-senyum sendiri. “Gila ini anak, pasti tadi kerasukan hantu pohon depan
deh pantes aja dari tadi ada aura aneh” candaku kepada Ima. Eits jangan salah
paham dulu, aku dan Ima saking dekatnya kalo ngomong suka sekena dan seenaknya
aja, malah jadi kerasa lebih dekat. “Aku rasa aku kerasukan malaikat deh”
senyum dengan mata hampir udah kayak liter U kebalik, kebayang nggak tuh
anak jadi tambah imut. Dan aku cuman bilang
“Kayaknya otakmu yang geser deh” dan Ima cuma ketawa. Selanjutnya acara
dimulai.
Pertama
seperti urutan acara-acara biasa. Protokol yang sedang berlangsung-pembacaan
kalam ilahi oleh... (aku kenal ini orang, dia juniorku aduh Masha Allah
suaranya merdu banget pas ngaji tentram ini hati). Dan selanjutnya pengisi
materi yaitu oleh Mas Ilham, pangeran bersayap tadi hahaha. Semuanya sepertinya
sudah menunggu-nunggu saat Mas Ilham ngasih materi, belakangan aku baru tahu
ternyata Mas Ilham memang rutin ngasih materi atau pengajian di Rohis
sekolahku, ia juga banyak di jadiin panutan sama teman-temanku untuk terus
mengali ilmu agama. Isi materi tepatnya aku lupa, yang jelas ini tentang
bagaimana seharusnya hubungan kita dengan lawan jenis kita. Si Ima langsung senyum-senyam
namun cukup ada yang aneh dengannya. Entah aku yang salah liat atau bagaimana
meskipun matanya Ima kedepan tapi sebisa mungkin iya tidak lihat langsung ke
mata Mas Ilham, wah ada apa nih? Jangan-jangan benar-benar ada malaikat
merasukinya, hahaha...
Hari
itu pengkajian dengan Mas Ilham akhirnya ngena di hatiku dan jadi bahan
renungan untukku juga Ima. Ima jadi banyak diam sepulang dari pengajian, ada
yang berbeda mungkin Ima merenunginya terlalu dalam. Aku jadi curiga dan
berprasangka aneh-aneh. “Ima, kamu kenapa? Kok jadi banyak diam gitu?
Jangan-jangan emang ada malaikat ngerasuki hati kamu? Hahaha ada apa?” tanyaku.
“Tidak, aku hanya berpikir bagaimana aku selama ini” jawabnya agak lirih. Wiih
benar nih pasti imbas dari pengajian tadi. Bagus sih, tapi alasan
terselubungnya karena Mas Ilham kan itu tidak baik. Bagaimanapun perubahan itu
harus dari dalam diri jangan karena orang lain. Komitmen dari diri sendiri akan
lebih bertanggung jawab dibandingkan karena orang lain. Aku yang sudah paham ini
mengarah kemana berusaha sedikit berbicara agar Ima harus meluruskan niatnya,
tapi meskipun begitu aku juga bukan orang yang sepenuhnya paham jadi hanya
bentuk usahaku untuk Ima bukan aku yang lebih baik dari Ima. “Ima... aku tahu
mungkin kamu merasa pengen lebih lagi setelah banyak yang kamu alami tapi
niatmu.... ” belum selesai aku bicara Ima langsung motong “Hahaha, tenang aja
niatku bukan karena aku suka Mas Ilham terus pengen berubah agar besok-besok
nih Mas Ilham juga suka aku, insyaallah bukan gitu kok. Ini jauh sebelum aku
ikut acara pengajian ini, waktu aku mutusin ngk pacaran lagi sama Mas Adi dan
selalu antusias ikut acara kayak begini” Ima menjelaskan kepadaku. Penjelasan
Ima membuatku takjub dan sedikit mengerti dengan pilihan Ima, ini membuatku
sedikit flashback kebeberapa waktu lalu.
Rasanya
ada 2-3 bulanan ini ada perubahan dalam diri Ima, meskipun banyak tak disadari
dan secara perlahan-lahan Ima memang berubah jadi lebih baik. Ada satu waktu
ketika kami ke toko buku terbesar di kota kami, biasanya kami bakal langsung
tuh ke tempat komik atau ke tempat novel romantis. Bakal lama-lama berkutat
menentuin pilihan novel cinta. Namun, tidak pada hari itu Ima berdiri di depan
buku motivasi islami dan buku-buku yang memberi motivasi perubahan ke seharusnya
seorang muslimah. Kupikir Ima iseng aja. Lain waktu, ketika dia sering keluar
pas jam 9 atau 10 pagi gitu. Kupikir hanya untuk urusan toilet aja, tanpa ku
pikir kenapa sering gitu ya?. Eh ternyata itu anak mau dhuha. Trus pas masuk
kamarnya sekarang jadi lebih bersih, rapi dan bukunya banyak yang bertema
islami. Sayangnya aku nyadarnya udah lama.
Aku
tidak tahu pasti bagaimana karakter seorang ima, karena baru akhir2 tahun ini
aku mengenalnya, bahkan dulu sempat ilfil melihatnya karena pergaulanya yang
begitu luar biasa menurutku, mungkin karena aku kurang banyak teman kali ya. Sekarang
ima berkomitmen tidak mau pacaran lagi, walaupun
sebenarnya banyak sekali laki2 yang ingin menjadi pacarnya bahkan ingin mendekatinya,
tapi ima tetap teguh dalam pendirianya, sekarang ima mau berubah dari masa
lalunya yang begitu membuatnya horror ku kira menakutkan nuga sihh, tak tau
arah ya bisa dikatakan ima terjerumus pada masa yang tidak diinginkan, untung saja
ima memiliki teman yang sepergaulanya punya sifat dan watak yang lurus, berbanding
terbalik denganya, karena teman dan sahabatnya itulah membuat ima berubah
menjadi seperti sekarang, mungkin sebagai perantara kali ya yang telah direncanakan
tuhan untuknya, ima mengatakan bersyukur memiliki teman2 yang baik, sahabat
yang membuat ima lebih baik lagi termasuk aku, weheheh. . .
Sekarang
ima hanya menunggu takdir dari sang pencipta, walaupun sebenarnya hatinya sudah
berkutak dan tersangkut pada sosok lelaki yang ditemuinya pertama saat acara
dakwah di sebuah organisasi yaitu rohis,
dari sana hatinya diberikan cahaya oleh tuhan sebagai penerang hati dan jiwanyanya
yang selama ini menurutku gelap gulita tanpa ada sata titik lampu yang
menyinari, ingin sekali ima melakukan suatu hal yang membuat sang lelaki itu terpesona
kepadanya, tapi malaikat disebelah kananya berkata, ”jangan. . .,itu dosa” , dan niatnyapun menjadi terurungkan, namun
tiba2 malaikat disamping kirinya pun berkata, “lakukan saja ima,mana tau dia juga suka dengan mu,ayoo. . .!!! “ namun
karena mendengarkan ceramah agama selama dimesjid yang disampaikan oleh mas
ilham, itu yang membuat hati ima dirasuki banyak
malaikat2 baik hati, akhirnya ima lebih
memihak kepada malaikat disebelah kananya yang melarang dia untuk melakukan hal
yang bodoh tersebut, dia memikirkan keadaan tersebut dirumahnya sampai beberapa
hari, bahkan teman2nya pun mengetahui bahwa dia terserang virus merah jambu karena mengikuti dakwah saat acara rohis.
Karena
sekarang ima sibuk dengan rutinitasnya sehari2, dan juga mas ilham sibuk dengan
pekerjaanya didunia ilmu, maka dengan itu ima jarang lagi bertemu dengan sosok
lelaki yang diharapkan menjadi imamnya suatu saat nanti, bahkan ikut acara
rohispun ima tidak bisa menyempatkan diri untuk hadir berkumpul bersama teman2
dan sahabat2 lainya, ima mengerti sekarang bahwa mencintai bahkan mengaharapkan
sseorang dengan lebih serta melampaui batas akan membuat noda2 hitam dihatinya
dan nista terhadap dirinya, sekarang ima hanya menunggu,,,menunggu,,, dan
menunggu sosok seorang lelaki yang lebih pantas dan lebih baik untuk dirinya
nantinya, walaupun hatinya keras untuk mengharapkan sosok lelaki itu adalah
yang pernah dikaguminya yaitu mas ilham. Kini mereka terpisah bagaikan langit
dan bumi, tak ada kabar sedikitpun walaupun faktanya belum pernah komunikasi
sama sekali, tapi hati ima sendiri berkata, bahwa ima pernah berkomunikasi
dengan diri mas ilham walaupun bukan
dunia nyata.
Ringkas
cerita,hari demi hari dilalui oleh ima,rutinitas yang biasa tetap
dijalani,kewajiban menuntut imu bahkan kehausanya pada dunia baca tetap
difokuskan, sehingga ima lupa akan suatu hal yang membuat dirinya menjadi jauh
lebih berubah dari ima yang dulu, akhirnya ima membiarkan takdir dari tuhanlah yang
akan menemukanya suatu saat nanti dengan mas ilham, walaupun tidak ada usaha
sedikitpun antara ima dan mas ilham, ima juga menginginkan mas ilham juga memiliki
perasaan yang sama terhadapnya, tapi hati ima terlalu kecil, lembut dan lemah
bagaikan debu yang mudah diterbangkan angin digurun sahara, ima hanya pasrah
dan rela jika suatu saat nanti mas ilham yang telah dikaguminya tidak menjadi
imam bagi dirinya untuk mengarahkan hidupnya agar lebih baik, baik lagi dan
juga baik2nya, bahkan menjadi imam buat wanita yang lain, walaupun sebenarnya
hati ima diguyur hujan yang deras, sehingga cemburu menguras bak mandi, ima
membiarkan virus yang telah lama mengendap dihatinya berangsur hilang oleh
antibiotik yang selalu diberikan oleh sang perawat untuknya, ima membiarkan cinta
yang suci untuk mas ilham terpendam dihatinya yang suci juga tanpa dinodai oleh
beberapa bakteri yang ingin merasukinya.
Akhirnya
mereka terpisah oleh jarak yang kian hari semakin jauh, semakin lama dan
semakin menjauh mengintainya, ima rela “jomblo demi cinta yang suci”, teman2
didekatnya sampe antusias melihat perubuhan ima yang begitu menaik 100%,
melihat perubahan yang luar biasa membuat orang yang didekatnya penuh dengan
tanda tanya yang besar “?” kenapa bisa? Apa yang terjadi dengan ima ? wanita yang
dulunya gencar dicari2 oleh cinta, sekarng rela jomblo :D , itu sih teman2 yang
dulu mendukung masa lalunya yang gencar dicari sang pendekat nafsu cinta. Kalau
kami tidak, kami menginginkan ima berubah, yahh syukurlah inilah waktunya,
inilah jalan ima yang terbaik, bahkan kami akan selalu mensuport ima, untuk
menjadi diri yang lebih baik.
#Kami dalam kata2
diatas adalah sahabat2 rohis ima, sahabat juang ima yang selama ini gencar
mencari dunia ilmu religius, kami berharap ima akan teguh dengan pendirianya
dan menjadi wanita muslimah yang diinginkan, serta hasil yang didapatkan adalah
pangeran harapan yang diinginkan alias mas ilham #amiin# karna setelah sekian
lama menjomblo demi cinta yang suci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar