Rabu, 21 Januari 2015

Dokumentasi keperawatan gawat darurat



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh para perawat dalam memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan asuhan yang manusiawi, aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian, perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam asuhan keperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan.
Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah pihak yaitu perawat dan klien. Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan profesi yang memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan kebebasan kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien, manfaat tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandirian pada perawat dalam melaksanakan tugasnya karena didalam proses keperawatan terdapat metode ilmiah keperawatan yang berupa langkah-langkah proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam melaksanakan tugas, karena klien akan merasakan kepuasan setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, akan dapat selalu meningkatkan kemampuan intelektual dan teknikal dalam tindakan keperawatan karena melalui proses keperawatan dituntut mampu memecahkan masalah yang baru sesuai dengan masalah yang dialami klien, sehingga akan timbul perasaan akan kepuasan kerja.

Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan respons pasien.
Peran perawat sangat konprehensif dalam menangani pasien karena peran perawat adalah membimbing rohani pasien yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ), karena pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic spiritual needs, Dadang Hawari, 1999 ).
Menurut Dadang Hawari (1977,53) “orang yang mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”.
Pasien terminal biasanya mengalami rasa depresi yang berat, perasaan marah akibat ketidakberdayaan dan keputusasaan. Dalam fase akhir kehidupannya ini, pasien tersebut selalu berada di samping perawat.

B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pendokumentasian pada keadaan gawat darurat?
2.      Bagaimana pendokumentasian pada pasien terminal dan menjelang ajal?

C. Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui tentang pendokumentasian pada keadaan gawat darurat



BAB II
PEMBAHASAN


DOKUMENTASI PADA GAWAT DARURAT

1.      Keperawatan Gawat Darurat
Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien meraka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasi evektivitas pengobatan, dan merevisi perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang akurat melalui pendokumentasian.
Di lingkungan gawat darurat, hidup dan mati seseorang ditentukan dalam hitungan menit. Sifat gawat darurat kasus memfokuskan kontribusi keperawatan pada hasil yang dicapai pasien, dan menekankan perlunya perawat mencatat kontribusi profesional mereka.

2.      Standar keperawatan
Standar keperawatan merupakan tingkat pelaksanaan yang perawatnya memegang tanggung jawab, dan didevinisikan sebagai cara seorang perawat yang bijaksana akan memberikan peratawan lingkungan yang sama atau serupa. Pada tahun 1983, emergency nurses association (ENA) membuat standar keperawatan untuk semua perawat profesional yang bekerja di lingkungan gawat darurat. Selanjutnya standar tersebut berfungsi sebagai rujukan untuk menentukan apakah kelalaian perawat gawat darurat menyebabkan atau berperan terhadap hasil pasien yang merugikan.
Tanggung jawab setiap perawat professional berlisensi adalah mengetahui kebijakan rumah sakit atau standar internal berkaitan dengan perawatan pasien. Mengikuti kebijakan dan prosedur institusi tidak mengurangi tanggung jawab RN (perawat terdaftar)  untuk berfungsidi tingkat yang lebih tinggi dari yang diset oleh institussi. Pembahasan tentang kebijakan dan prosedur institusi setidaknya merupkan titik awal pemahaman perawat tentang dokumentai yang tepat, karena standar internal merinci harapan tertentu yang harus dipenuhi RN.

3.      Rekam Medik
Catatan rekam medik memiliki 3 manfaat utama:
1.      Rekam medis gawat darurat adalah catatan penting informasi pasien yang berguna untuk diagnosis dan pengobatan
2.      Rekam medis digunakan untuk mempermudah pengantian biaya untuk intitusi. Dalam hal ini catatan harus mencerminkan pengobatan apa yang telah diindikasikan, bagaimana hasilnya, dan apakah intervensi lebih lanjut. Dokumentasi erdampak lansung pada kelangsungan hidup institusi pelayanan kesehatan dan kehidupan ratusan karyawannya.
3.      \Rekam medis gawat darurat merupakan catatan legal tentang pasien. Beberapa informasi mungkin saja diperlukan tidak dalam kaitannya dengan perjalan klinis, seperti untuk investigasi forensik yang melibatkan pernyataan korban, mekanisme cedera, pola luka dan sebagainya.

4. Pentingnya Dokumentasi
Melakukan dokumentasi secara akurat dalam rekam medis adalah salah satu cara terbaik bagi perawat klinis untuk membela diri dari tuntutan hukum karena kelalaian dalam pemberian perawatan
Pemahaman perawat dalam tanggung jawab profesionalnya yang dicapai dengan pembelajaran standar spesialis nasional, akan meningkatkan apresiasi mereka terhadap nilai dokumentasi sebagai alat pembuktian bahwa perawat telah memenuhi tugas-tugasnya

5.      Nilai Kemanusiaan Dan Advokasi Perawat Di Unit Gawat Darurat
Nilai kemanusian merupakan ide mendasar di balik peran perawat gawat darurat sebagai advokat pasien. Penunjukan rasa hormat terhadap martabat manusia, menghormati nilai kemanusian salah satu aspek dari tugas perawat sebagai advokat klien. Melindungi kerahasian dan keselamatan pasien dan juga melindungi dari praktik medik yang tidak aman, seperti intruksi yang membahayakan dan seuatu respon obat yang tidak tepat. Kesempatan dan tanggung jawab perawat pada area ini menjadi hal sangat penting dalam tuntutan kelalaian rumah sakit dan untuk menjaga lisensi perawat professional.

6.      Pengunaan Diagnosis Keperawatan Di Unit Gawat Darurat
Pasien UGD sering mengalami gejala yang dramatis dari sebab itu perawat mempunyai tantangan besar untuk menentukan diagnosisi keperawatan.
Berdasakan fakta bahwa diagnosis keparawatan adalah koponen dari proses keperawatan, daftar diagnosis yang disetujui north american nursing diagnosis assocation (NANDA) dan digabungkan dalam ENA core Curriculum pada 1987. Berikut contoh diagnosis keperawatan di UGD:
Contoh : Pasien berusia 65 tahun dengan riwayat gagal jantung kongestif, menunjukkan gejala sesak nafas. Hasil penkajian perawat adalah adanya ronchi dan mengi, kaki kardia batuk dengan sputum berbiuh serta cemas dan gelisah.
Diagnosa Keperawatan:
1.      Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan kongeti pulmonal
2.      Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongeti pulmonal.

7.      Pengkajian dan komunikasinya
Berdasar kan standar praktik ENA, perawat gawat darurat harus memberlakuka triase untuk semua pasien yang masuk ke IGD dan menentukan prioritas perawatan berdssarkan kebutuhan fisik dan psikologis, dan juga faktor-faktor lain yang memengaruhi pasien sepanjang sistem tersebut.(ENA 1995)
a.       Proses triase
Prosses triase mencakup dokumentasi hal-hal berikut:
1). Waktu dan datangnya alat komunikasi
2). Keluhan utama
3). Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
4). penempatan di area yang tepat,ddl

b. Wawancara triase yang ideal
wawancara dan dokumentasi triase yang ideal mencakup hal-hal berikut:
1). Nama, usia, jenis kelamin, dan cara kedatangan
2). Keluhan utama
3). Riwayat singkat
4). Pengobatan
5) Alergi
6). Tanggal imunisasi tetanus terakhir
7). Tanggal menstruasi terkhir bagi wanita usia subur (jika perlu)
8). Pengkajian TTV dan berat badan
9). Klasifikasi pasien dan tingkat keakutan

   Menurut stndar praktek ENA yang berkaitan dengan pengkajian “perawat gawat darurat harus melakukan pengkajian yang akurat dan kontinu terhadap masalah fisik dan psiksosial pasien di UGD.

a)      keragaman menaghadirkan gejala khusus
Unit gawat darurat harus selalu dalam keadaan siaga. Individu dari berbagai usia dengan masalah pada satu atau semua system tubuh dapat datang kapan saja ke UGD. Perawat gawat darurat harus siap mengenali adanya abnormalisasi pada system dan berpatisipasi tepat uutk pengobatan dan pembedahan umum, maupun pediatri, remaja, dan geriatric.
b)      Prioritas pengkajian saat dating
Prioritas pengkajian berkenaan dengan pasien trauma. Pemeriksaan utama pada ABCD (status airway/jalan nafas, breathing/pernapasan, circulation/sirkulasi, disability-neurological/kerusakan-neurologi).
c)      Pemantauan
Pada standard perawatan dicntumkan bahwa tanda vital di UGD harus dikaji setiap 4 jam dan lebih sering lagi sesuai kondisi klinis.

8.      Perencanaan dan Kolaborasi
Sumber praktik ENA yang berkaitan dengan perencanaan menyatakan perawat gawat darurat  harus merumuskan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien UGD dan berkolaborasi dalam perumusan keseluruhan rencana perawatan pasien (ENA 1995).

9.      Langkah- Langkah Di Unit Gawat Darurat
1). Kesiapan
            Elemen penting dari perencanaan adalah kesiapan. Perawat gawat darurat harus siap diri untuk hal-hal yang tidak diharapkan, yaitu krisis yang pasti akan terjadi di lingkungan ini. Perawat harus melakukan hal berikut diawal setaiap jam yaitu dengan memeriksa brangkar, senter, alat pacu jantung ekternal, pelaratan gawat darurat pediatri, dan alat isap, mereka harus memestikan alat-alat berfungsi dengan baik.(hal ini harus di dokumentasikan untuk referensi selanjutnya)
2). Keselamatan
Salah satu standar keperawatan gawat darurat adalah bahwa perawat gawat darurat harus mempertahankan lingkungan yang aman bagi sesama staf, pasien, diri sendiri, dan orang lain yang ada di UGD tersebut.

   10.  Implementasi
Standar praktik ENA yang berkaitan dengan implementasi menyatakan,perawat gawat darurat harus mengimplementasikan rencana perawatan berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan dan diagnosis medis (ENA 1995)
Berikut ini beberapa contoh tindakan perawat gawat darurat dalam pendokumentasian:
1.      pemberian obat
Perawat harus mencatat lokasi injeksi IM, jumlah dan jenis obat.
2.      selang nasogastrik
 Harus di dokumentasikan pemasangan dan pemeriksaan termasuk warna dan jumlah haluaran.
3.      akses IV
 Ketika pemasangan IV perawat harus mendokumentasikan bahwa teknik aseptik sudah di gunakan,darah belum di ambil, tidak ada pembengkakan atau kemerahan yang terjadi pada daerah penusukan jarum.
4.      Pembelatan dan Ace wraps
Perawat harus mencatat jenis alat, lokasi, dan status sirkulasi setealah pembelatan.
5.      Pengunaan restrein
Dokumentasi harus mencakup upaya untuk mengadakan hubungan dengan pasien dan instruksikan pada pasien alternative lain selain restrein, dan minta keluarga agar tetap beradasi samping pasien.

11.  Evaluasi Dan Komunikasi
Pernyataan standar ENA yang berkaitan dengan evaluasi,perawatgawat darurat harus mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan berdasarkan respon pasien yang dapat diopservasi dan pencapaian tujuan pasien (ENA 1995)

12. Format Pengkajian Keperawatan Gawat Darurat

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Identitas Klien

Nama                           :  …………………………………………………………….
Usia                             :  …………………………………………………………….
Jenis Kelamin              :  …………………………………………………………….
Agama                         :  …………………………………………………………….
Alamat                                    :  …………………………………………………………….
Tanggal Masuk            :  …………………………………………………………….
No. MR                       :  …………………………………………………………….
Diagnosa Medis          :  …………………………………………………………….
Keluhan Utama :

Pengkajian Primer
Airway

Breathing

Circulation


Disability

Eksposure

Pengkajian Sekunder

Riwayat Kesehatan Sekarang :


Riwayat Kesehatan Lalu :


Riwayat Kesehatan Keluarga :


Pengkajian Head to Toe
Kepala

Leher

Thorak

Abdomen

Ekstremitas

Integumen

Pemeriksaan Penunjang & Terapi Medis
Radiologi
Laboratorium Darah
Pemeriksaan Lain
Terapi Medis
















           Nama             :  ……..…….……                      Usia  :  ………...…....                  Jenis Kelamin : L/P                   No. MR :  …….…………….                        Diagnosa Medis :  ………………………
TGL./JAM
SUBJEKTIF
OBJEKTIF
ASSESMENT
PLAN
INTERVENTION
EVALUATION
…………….
…………….
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
.......................................
………………………...
………………………...
………………………..
……………………….
……………………….
……………………….
………………………..
Tujuan :
……………………….............
……………………….............
………………………………
Kriteria Hasil :
………………………….…...
………………………….…...
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
Intervensi :
………………………………
………………………..
………………………..
………………………..
………………………..
………………………...
………………………..
………………………..
……………………….
………………………...
…………………………
………………………..
………………


Tidak ada komentar:

Posting Komentar